Kriminalitasmu tersembunyi di balik kegilaan.
Kriminalitasku tersembunyi di balik kenaifan.
Jika senjatamu tersentak demi kesenangan,
Maka senjataku tersentak demi unjuk kesetiaan."Kita lakukan semuanya dalam ilusi."
Begitu bujukmu di sela basa-basi.
Aku setuju dan mulai unjuk gigi.
Penyesalan? Ah, akan kupikirkan esok pagi.Lalu tembakan terlontar,
Tubuh-tubuh jatuh terbujur,
Merah menggenang, udara tercemar,
Katamu, "Biarkan, mereka bukan orang jujur."Jagaku tersentak, pagi menjelang.
Bibirmu kini bergumam menyebut bilangan.
Tawamu membahana menembus batas angan.
Kegilaanku bersuara, hatiku mengamini,
"Semua ini ilusi."
Bisikku berkali-kali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Monolog
PoetryTeater kehidupan telah dimulai, dengan pelakon tunggal dan dialog bisu. Rencana berjalan, takdir melantai, di antara hati yang patah dan bujukan palsu. Maukah engkau menjadi pendengarku? Memahami potongan sketsa peran, menghakimi kenangan dan w...