Antara kepulan asap rokok dan sisa rasa pahit bercampur manis yang samar,
kucicipi lembut bibirmu.
Senyummu melebar,
ritual manis yang selalu kugemari.
Tanpa kata, hanya berbuat,
karena kalimat hanya akan merusak,
karena kau dan aku adalah dua sisi koin yang bertentangan.Antara Nirvana berganti Radiohead,
palingmu berkali-kali antara aku dan depan kemudi.
Remang senja dibalut rintik hujan.
Tanpa suara, menikmati bising yang pelan.Kau dan aku hidup dalam dimensi berbeda,
di mana, pada suatu tempat
pada satu gugus konstelasi, kita masih bersama.Kau setuju menjadi bagian dari cerita
semua ilusi dan naskah dusta
yang bermain selaras dalam kegilaan.Entah apa batas kita kali ini.
Namun, kesemuan adalah intinya.
Menyerbu dalam nyata dan fana
mengganti setiap vokal menjadi konsonan,
sehingga tak akan pernah bisa terbaca.
KAMU SEDANG MEMBACA
Monolog
PuisiTeater kehidupan telah dimulai, dengan pelakon tunggal dan dialog bisu. Rencana berjalan, takdir melantai, di antara hati yang patah dan bujukan palsu. Maukah engkau menjadi pendengarku? Memahami potongan sketsa peran, menghakimi kenangan dan w...