Jangan takut, katamu
Namun gelap menelanku
Genggamanmu mengekang
Menuntun tatihan langkah letih
Hitam masih mendominasi
Pudarkan spektrum warna
Hatimu sekeras karang memutih
Didihkan resonasi bak buih
Mulutmu mengunci bibirku
Waktu labuhan sejiwa telah dekat
Namun buta masih mengakar
Hatiku mati mengiringi desahmu
Ulangi lagi, bisikku
Namun gelap masih membisu
KAMU SEDANG MEMBACA
Monolog
PoetryTeater kehidupan telah dimulai, dengan pelakon tunggal dan dialog bisu. Rencana berjalan, takdir melantai, di antara hati yang patah dan bujukan palsu. Maukah engkau menjadi pendengarku? Memahami potongan sketsa peran, menghakimi kenangan dan w...