Kau adalah bumi,
aku adalah bintang jatuh.
Pada setiap kesempatan
aku akan berbuat curang,
berpura-pura menjatuhkan diri
hanya demi melintasimu.
Meski hanya sepersekian detik,
meski hanya selintas tatapanmu.
Aku tak peduli, karena puas
akan tatap kagummu pada
pesona kejatuhanku.
Bagiku, kebodohan ini terasa
begitu terbayarkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Monolog
PoetryTeater kehidupan telah dimulai, dengan pelakon tunggal dan dialog bisu. Rencana berjalan, takdir melantai, di antara hati yang patah dan bujukan palsu. Maukah engkau menjadi pendengarku? Memahami potongan sketsa peran, menghakimi kenangan dan w...