Sepasang ruas tanganmu yang kokoh
mampu tetap lenakanku dari jaga.
Akan ketakutan mimpi buruk
serta gonggongan anjing di tengah malam.Aku masih seperti gadis 7 tahun,
sadar akan usiaku yang semakin menanjak.
Namun, masih percaya pada bayangan yang mengintai setelah senja.Hadirmu paling tidak menenangkan.
Bagaikan bisik gumam pengantar tidur.
Membuat gadis cengeng dalam jiwa kecilku tak terlalu gamang
hingga pagi merayap datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Monolog
PoetryTeater kehidupan telah dimulai, dengan pelakon tunggal dan dialog bisu. Rencana berjalan, takdir melantai, di antara hati yang patah dan bujukan palsu. Maukah engkau menjadi pendengarku? Memahami potongan sketsa peran, menghakimi kenangan dan w...