Memang salahnya sendiri.
Hidup dalam mimpi-mimpi.
Masih terjebak dalam teka-teki.
Masih sering memaki-maki.
Terkurung gelap dalam misteri.
Asyik dengan monolog pribadi.
Sombong dengan segala ilusi.
Larut dalam khayalan basi.
Gerah dengan bisikan nurani.
Hatinya terus mengajak berlari.
Otaknya terus berteriak mati.
Oh, apakah sudah saatnya pindah dimensi?
KAMU SEDANG MEMBACA
Monolog
PoetryTeater kehidupan telah dimulai, dengan pelakon tunggal dan dialog bisu. Rencana berjalan, takdir melantai, di antara hati yang patah dan bujukan palsu. Maukah engkau menjadi pendengarku? Memahami potongan sketsa peran, menghakimi kenangan dan w...