Kegelapan mendadak dipenuhi
haru biru saat pertama kali
dia mengenal dan bicara denganku.
Pelan-pelan semuanya menjadi
pudar dan berubah abu-abu
saat dia gamang lalu memutuskan untuk berkemas.
Lalu dia pamit dan melangkah perlahan.
Sekali dua kali ditatapnya aku
yang tertinggal di belakang.
Terluka dan kecewa,
kuputuskan berjalan ke lain arah.
Dalam langkah, aku mengenang.
Meski hanya selintas cahaya,
hadirnya meninggalkan begitu banyak lagu,
mimpi dan kesedihan yang asing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Monolog
Thơ caTeater kehidupan telah dimulai, dengan pelakon tunggal dan dialog bisu. Rencana berjalan, takdir melantai, di antara hati yang patah dan bujukan palsu. Maukah engkau menjadi pendengarku? Memahami potongan sketsa peran, menghakimi kenangan dan w...