Teater kehidupan telah dimulai,
dengan pelakon tunggal dan dialog bisu.
Rencana berjalan, takdir melantai,
di antara hati yang patah dan bujukan palsu.
Maukah engkau menjadi pendengarku?
Memahami potongan sketsa peran,
menghakimi kenangan dan w...
Kegelapan mendadak dipenuhi haru biru saat pertama kali dia mengenal dan bicara denganku. Pelan-pelan semuanya menjadi pudar dan berubah abu-abu saat dia gamang lalu memutuskan untuk berkemas. Lalu dia pamit dan melangkah perlahan. Sekali dua kali ditatapnya aku yang tertinggal di belakang. Terluka dan kecewa, kuputuskan berjalan ke lain arah. Dalam langkah, aku mengenang. Meski hanya selintas cahaya, hadirnya meninggalkan begitu banyak lagu, mimpi dan kesedihan yang asing.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.