Melupakanmu tak akan pernah semudah membawamu ke hatiku.
Serapuh apapun hati tempat kau bernaung,
tak akan pernah menjadi roboh dan mengusirmu seutuhnya.
Ibarat mata air yang tak akan pernah kering
dan selalu memberi nafas kehidupan
pada setiap perpustakaan hati yang rapuh
di mana pada setiap sudutnya penuh
dengan buku berjudul namamu.Melupakanmu adalah kutukan yang selalu gagal kutemukan mantra pemulihnya.
Setiap kenangan berbekas nafas dan nyawamu
bagai prasasti kokoh tak lekang termakan zaman.
Baik dan buruknya telah terpatri pada setiap catatan masa laluku.
Berputar, berlari, dan memaksa tetap tinggal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Monolog
PoesiaTeater kehidupan telah dimulai, dengan pelakon tunggal dan dialog bisu. Rencana berjalan, takdir melantai, di antara hati yang patah dan bujukan palsu. Maukah engkau menjadi pendengarku? Memahami potongan sketsa peran, menghakimi kenangan dan w...