Raup rindumu nanti.
Kecup malamku nanti.
Rengkuh cintaku berulang kali.
Namun, cukuplah saat ini beradu dalam mimpi.
Kukatakan padamu berulang kali.
Maaf, sementara baiknya kita jalan sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Monolog
PoetryTeater kehidupan telah dimulai, dengan pelakon tunggal dan dialog bisu. Rencana berjalan, takdir melantai, di antara hati yang patah dan bujukan palsu. Maukah engkau menjadi pendengarku? Memahami potongan sketsa peran, menghakimi kenangan dan w...
Maaf Sementara... Sendiri
Raup rindumu nanti.
Kecup malamku nanti.
Rengkuh cintaku berulang kali.
Namun, cukuplah saat ini beradu dalam mimpi.
Kukatakan padamu berulang kali.
Maaf, sementara baiknya kita jalan sendiri.