Wajah maskulin dengan kulit sewarna kayu manis
serta wangi yang menyegarkan
bagaikan hutan pinus selepas hujan.Pemikiran bagaikan seorang alkemis muda
dengan ide-ide menawan.
Suaranya adalah nada-nada lembut
yang mendengung pelan,
menenangkan para pemilik hati yang patah.Latar hidup, petualangan, serta kisah-kisah miliknya
yang tak pernah terjadi padaku
mampu membuat imajinasiku terpukau.
Kekasih seperti dirinya tak ada bandingannya
dengan mereka yang pernah mencuri hatiku.Segala yang luka menjadi sembuh,
segala stigma menjadi suci,
segala yang terkubur kembali ke permukaan.
Dunia yang mendung mendadak benderang.Tak akan pernah dia sadar,
hadirnya meninggalkan jejak impian
serta jutaan syair di hari depanku.
Tak akan pernah dia sadar,
bahwa dirinya adalah syair bagi kekasihnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Monolog
PoetryTeater kehidupan telah dimulai, dengan pelakon tunggal dan dialog bisu. Rencana berjalan, takdir melantai, di antara hati yang patah dan bujukan palsu. Maukah engkau menjadi pendengarku? Memahami potongan sketsa peran, menghakimi kenangan dan w...