Lucu bagaimana sebuah pertanyaan sederhana mampu berubah jawabnya ketika waktu terus bergerak dan hati ikut berpaling sempurna.
'Sayang, apa kau melihatku ada di masa depanmu?'
Waktu itu kau menjawab yakin dengan senyum terukir, 'Tentu.'
Lalu tahun berlalu dan kini kutanyai kau lagi.
'Sayang, apakah kau masih melihatku ada di masa depanmu?'
Kali ini senyummu tak muncul berganti wajah kecut penuh ketidakyakinan yang hakiki.
'Aku tidak tahu.'
Itu jawaban aman yang kau pilih.
Lalu sadarlah aku, waktuku habis dan keingintahuanku terjawab dengan harga mahal keraguan hatimu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Monolog
PoetryTeater kehidupan telah dimulai, dengan pelakon tunggal dan dialog bisu. Rencana berjalan, takdir melantai, di antara hati yang patah dan bujukan palsu. Maukah engkau menjadi pendengarku? Memahami potongan sketsa peran, menghakimi kenangan dan w...