Aku turuti jejakmu malam ini. Mengarungi gelap di antara derak gemerisik angin.
Lagi-lagi senyumku tak mampu muncul, meski kau paksa dengan lelucon angkuhmu.
Seperti biasa, kau berkuasa.
Sesuai aturan, aku tak berdaya.Tak perlu meratapi mimpi,
ejekmu selalu tanpa peduli gemeretak marahku.Lalui hidup,
tanpa bermimpi,
seperti pilihanmu
di antara sadis kenyataan yang terus meratapi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Monolog
PoetryTeater kehidupan telah dimulai, dengan pelakon tunggal dan dialog bisu. Rencana berjalan, takdir melantai, di antara hati yang patah dan bujukan palsu. Maukah engkau menjadi pendengarku? Memahami potongan sketsa peran, menghakimi kenangan dan w...