Angin mengibaskan beberapa helai rambut Grace. Grace menikmatinya, sambil duduk di teras rumah dengan secangkir susu hangat. Sambil meminum susu seteguk demi setenguk, Ia berpikir tentang teman-teman baiknya. Ia memiliki dua orang teman yaitu Nia dan Steffi. Awalnya, Grace berteman baik dengan Nia. Namun, Steffi datang ke pertemanan mereka, membuat pertemanan ini menjadi tiga orang. Mereka berteman dengan baik dari kelas tujuh hingga kelas 11. Namun, akhir-akhir ini Steffi dan Nia mulai menjauhi Grace. Entah kenapa, mereka terus berduaan sedangkan Grace ditinggal seorang diri. Walaupun begitu, mereka bertiga masih berteman dan masih suka bersama.
Keesokan harinya, Garce berangkat sekolah dan ia sampai di sekolah cukup awal. Nia dan Steffi belum datang, jadi Grace diam sambil membaca buku. Tidak lama kemudian, munculah mereka bersamaan sambil mengobrol. Grace mendengar sedikit percakapan mereka. Katanya, "Nanti kita janjian lagi yuk berangkanya, jadi bisa barengan lagi." "Oh, janjian ternyata," gumam Grace dalam batinnya. Mereka saling menyapa, sambil melontarkan senyum mereka. Walaupun Grace sedih, ia enggan menunjukkan kesedihannya itu.
Tringgg! Bel istirahat pertama berbunyi. "Kantin yuk!" ucap Steffi ke Nia. "Yuk!" balasnya. Mereka pergi berdua dan melupakan Grace. Grace yang melihat mereka berdua pergi sontak berteriak, "Eh! Mau kemana?" Namun, teriakkannya itu sia-sia. Mereka tidak mendengarkannya dan terus berjalan. Grace menghela nafas panjang dan lari menyusul mereka. "Mau kemana?" tanya Grace setelah sampai di dekat mereka. "Kantin, yuk!" ucap Nia. Grace pun mengikuti mereka dengan perasaan yang campur aduk. Sesampainya di kantin, Grace melihat-lihat sekitar dan dia melihat ada Michael di dekatnya. Michael itu anak kelas 12, gebetannya Grace. Steffi yang melihat Michael langsung menyapanya, "Hai ko!" Michael langsung melihat kearahnya dan membalasnya. Raut wajah Grace langsung berubah kebingungan. "Sejak kapan Steffi jadi akrab sama ko Michael?" gumam Grace. Grace menjadi sedikit menyesal, kenapa dulu dia mengenalkan ko Michael ke Steffi. "Kamu deket sama ko Michael dari kapan?" tanya Grace ke Steffi sambil berjalan menuju kelas . "Waktu dulu kan dari SD sampai sekarang, kita satu sekolah terus sama dia, jadi sering liat, terus juga kan waktu itu kamu kenalin ke kita," jawabnya. Grace hanya mengangguk sambil mengalihkan pandangannya.
Mata pelajaran matematika hampir selesai. Ibu guru memberikan latihan soal kepada semua murid. Murid boleh bekerja sama dalam mengerjakannya, dan tentu saja, trio geng ini -Grace,Nia,Steffi- mereka bekerja sama mengerjakan tugas tersebut. "Grace, kamu bisa ga yang nomor ini?" tanya Nia sambil menunjuk salah satu nomor. "Mana bisa. Ulangan yang kemarin-kemarin aja dia remedial terus. Udah kita aja yang ngerjain, Nia," kata Steffi. "Oke," saut Nia. Memang, Grace kurang pandai dalam pelajaran matematika. Namun, Grace selalu berusaha agar bisa memaksimalkannya. Kata-kata Steffi tadi membuat Grace hancur. Rasa ingin marahnya meningkat, namun ia masih bisa mengontrolnya dan menutupnya dengan diam.
Setelah selesai sekolah, semuanya pulang ke rumah masing-masing. Di perjalanan, Grace sangat sedih dan lelah. Ia tak bisa menahan tangisnya. Untungnya, ada kaca helm gelap yang melindungi wajah sedihnya itu. Grace terus bertanya-tanya pada dirinya sendiri. Kenapa dia ga pernah bisa dihargai di mata orang? Apakah dia akan kehilangan dua orang sahabtanya itu? Mau berapa kesal dan sedihnya Grace, ia ga akan meninggalkan teman-temannya itu dan ia ga akan menunjukannya. Namun, entah apakah teman-temannya yang akan meninggalkannya.
Hari-hari berlalu, minggu-minggu berlalu, dan bulan-bulan pun berlalu. Trio geng itu masih bertahan hingga sekarang, dengan tekanan semakin parah yang diberikan kepada Grace tanpa Nia dan Steffi menyadarinya. Hingga hari ini, saat bulan menampakkan dirinya, Grace sudah tidak tahan lagi. Grace membuka ponselnya, melihat sahabatnya, Steffi yang berswafoto dengan Michael. Di tambah lagi, hari ini Steffi dan Nia benar-benar asik berduaan dan mengabaikan Grace. Terutama Steffi, yang entah kenapa, setiap Nia mau mengobrol dengan Grace, dia akan menarik Nia dan membawanya pergi. "Stef, besok kamu harus jelasin semuanya. Kenapa kamu merebut ko Michael dan Nia dari aku? Aku ada salah apa sih sama kamu?" batin Grace.
Grace tiba di sekolah pagi-pagi buta. Ia sudah menunggu dua temannya itu di taman. Sebelumnya, Grace sudah mengirim pesan meminta Nia dan Steffi untuk datang ke taman. Setelah menunggu beberapa menit, akhirnya mereka datang bersama. Sudah Grace duga, pasti mereka datang bersama dan sudah janjian. "Ada apa sih? Sekarang jam pelajaran pertama biologi, ada ulangan, aku mau belajar," ucap Steffi. "Kenapa? Ada apa?" tanya Nia ke Grace. Grace menghela nafasnya, menatap tajam Steffi. "Kamu sama ko Michael pacaran?" tanya Grace. "Iya, udah ah aku mau balik kelas," jawab Steffi sambil berbalik arah menuju kelas. "Kamu kan tau Stef, aku suka sama ko Michael!" Steffi berhenti berjalan, "Oh, iya 'kah? Maaf gua ga tau," jawabnya tanpa membalikan badan. Grace berjalan ke arah Steffi dan membalikkan badannya dengan kasar. "Kamu tuh sebenernya maunya apa sih? Dulu kamu udah ngejek aku, sekarang kamu ngambil Nia dari aku, dan ditambah lagi ko Michael! Masih banyak orang lain ang bisa kamu ajak jadi teman kamu! Masih banyak cowo lain juga Stef!" teriak Grace dengan mata yang sudah berkaca-kaca. "Karena aku iri sama kamu, Grace! Kamu bisa punya teman sebaik Nia, kamu bisa buat ko Michael yang dingin jadi suka sama kamu! Kamu selalu dapet apa yang kamu mau! Aku takut, nanti kedepannya aku ga punya temen. Aku takut kalah saing dengan kamu nantinya Grace!" balas Steffi.
Nia datang ke tengah-tengah mereka dan memisahkan keduanya. "Kalian ngapain sih? Kalo didenger orang-orang gimana? Memangnya ga malu?" ucap Nia. "Grace, aku tau, kamu pasti sedih dan kesal pas aku sama Steffi terus berduaan. Aku minta maaf, aku tau aku salah, harusnya aku berusaha buat ajak kamu, jadi kamu ga sendirian. Steffi, kita berdua salah. Aku harap, kamu ga marah atau iri lagi sama Grace. Kita ini kan sahabat, harusnya bisa saling membantu 'kan? Kita bisa terus bersahabat sampai nanti kita dewasa. Sekarang ini, kita masih ada di perjalanannya. Masih ada pertengkarannya, ada susahnya, dan ada senangnya. Kita harus bisa melewatinya bareng-bareng dan terus bertahan. Jadi, nanti pas kita udah dewasa, kita bisa nikmatin hasil dari kita susah dan senang bareng, benar 'kan?" lanjutnya.
Grace dan Steffi menyadarinya, mereka sama-sama menundukkan kepalanya. "Nah! Kalo gitu, sekarang kita saling memaafkan! Oke?" Nia memegang tangan Grace dan Steffi, menyuruh mereka semua saling bermaafan. "Dah! Sekarang, kita balik ke kelas! Bentar lagi bel!" katanya sambil menarik Grace dan Steffi menuju kelas.
-Selesai-
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjalanan Menuju Dewasa
Short Story❝ topeng orang dewasa disebut 'pengalaman' ❞ - walter benjamin