Judul : Hidup bermakna antonym
Nama : Inggrit LestariInggrit Lestari; gadis berusia 18 tahun, yang lahir di Kota Tasikmalaya pada tanggal 29 agustus 2003 ... yups, 2 bulan lebih 2 minggu lebih 5 hari lagi ia berulang tahun yang ke-19 tahun. Waw, ternyata ia sudah mulai menginjak dewasa, dan ini benar-benar dewasa yang dewasa. Bukan sekadar sikap, melainkan umur pun ikut mendewasa.
Tidak terasa 18 tahun lamanya ia hidup di dunia, 18 tahun pula ia melewati semua lika-liku kehidupan yang ternyata ia sanggup melewatinya. Ingat dahulu, waktu berumur 7 tahun, ia sangat pemalu, sangat sulit bicara, bahkan bertindak bodoh dan tidak sopan. Contohnya saja, ia masih ingat kala itu buku tabungan yang ia isi dengan uang selembar seribu, dengan yakinnya ia maju ke depan untuk menyerahkannya pada guru wali kelas 1. Sungguh sangat malu, sangat sangat malu. Tangan kanan sedang sibuk mencekik suatu minuman dalam plastik, yang tersisa hanya tangan kiri, akhirnya ia memberikan buku tabungan itu dengan tangan itu, guru tidak menerimanya seraya berkata "mana tangan kanannya sayang..." tanpa fokus ia masih saja menyodorkan buku tabungan itu dengan tangan kirinya, bodoh sekali. Akhirnya guru menegaskan kembali "Tangan yang bagus tangan yang Ka...?" Ia melihat ekspresi ramah guru itu, sambil berucan "nan" ia baru sadar, dan tangan yang basah karena es itu ia gunakan untuk mengambil alih buku tabungan itu.
Sungguh bodoh, benar 'kan? Tapi tidak, dari sana ia belajar, sangat sangat belajar; makan, memberi, mengambil, dan lain-lainnya harus menggunakan tangan yang bagus, dan itu kebiasaannya yang sampai sekarang ia lakukan.
Oh, ya! Ingat pada waktu ia berusia 8 tahun, saking dia mulai berani apa-apa dia berani ke depan, tetapi satu kejadian, teman laki-laki sekelasnya ada yang berak di dalam kelas, seisi kelas mencium semerbak wanginya itu. Hingga waktu istirahat datang, kami semua mencari asal bau itu, karena belum tahu temannya itu berak. Ia melihat belakang celana merah temannya itu basah, dan sedikit berkantung, dengan berani dia mendekat dan mencium pantatnya, ternyata benar, sumber bau itu dari sana.
Inggrit, Inggrit! Bego apa gimana sih, seengaknya kalau sudah tahu kebenarannya dan itu sudah ada bukti, ngapain harus di cium segala, sih? Dalam jarak yang kurang dari 10cm. Bayangkan! Ternyata memang suatu keberanian kadang harus sedikit di rem, agar tidak kelihatan bego. Yah, sedikitnya lihat dahulu orang yang berpengalaman, suapaya tidak pura-pura tahu padahal enggak, ataupun sebaliknya.Kejadian-kejadian kecil yang menimpa hidupnya, semuanya terekam jelas di ingatannya. Dan semua hal-hal itu yang menjadikan dirinya seperti ia berumur 13, 14 dan 15 tahun. Ia bersekolah di SMP Negeri 4 Tasikmalaya; bertempat di tengah kota, pinggir alun-alun Kota Tasikmalaya. Dari rumahnya yang di Kampung Gunung Dongkol, masih daerah kota, hanya saja di kampungnya. Itu cukup memakan waktu saat berangkat dan pulang.
Bersyukurnya ia memiliki Bapak yang sangat penyabar dan pantang menyerah, walau kadang-kadang dia sedikit ngeluh karena keterlambataannya. Tidak apa-apa, amarahnya selalu terbayarkan oleh prestasi-prestasi yang didapatnya.
Itu semua memang prestasi yang mungkin sedikit sulit ia dapatkan, diantara anak-anak elit dengan orang tua yang berada, memungkinkan mereka masuk les pendidikan. Sedangkan ia, ia hanya bermodal tujuh ribu rupiah perharinya, dengan uang jajan lima ribu rupiah dan dua ribu rupiah laginya untuk uang ongkos angkot pulang.
Kadang, saat dirinya mengikuti binbingan tambahan sepulang sekolah; karena yang mendapat peringkat 1-4 perkelasnya diharuskan untuk mengikutinya. Ia merasa sangat haus dan lapar, akhirnya nasib uang dua ribu rupiah ia gunakan untuk membeli makanan dan minuman secukupnya uang. Nasib pulang? Jangan ditanya, karena kala itu Hp saja ia tidak punya, mau menghubungi orang rumah, bagaimana? Semuanya tidak memilikinya. Dengan hati dan berlapang dada ia berjalan kaki untuk pulang, dari Alun-alun kota, ke kampung daerahnya. Yang jaraknya hampir menyita waktu satu empat puluh lima menit.
Hampir selama tiga tahun ia dididik oleh keadaan yang mengharuskannya mandiri dengan segala hal, apapun itu!
Huft, ia selalu merasa hal-hal tersulit dihidupnya tidak mampu ia lakukan, tapi nyatanya kini, hari ini, detik ini juga tiga tahun itu telah terlewati bahkan setelah tiga tahun setelahnya. Dirinya kini berdiri sendiri, dengan kokoh di atas sendal swallownya yang tidak pernah ia lupakan.
Selama tiga tahun yang lalu, saat berumur 16 tahun, dirinya masuk SMK Negeri 2 Tasikmalaya dengan jurusan Teknik Kendaraan Ringan Otomotif (TKRO). Tanpa pengetahuan apapun tentang otomotif, ia berani menginjak dan masuk ke dunia otomotif, yang mana banyak sekali rumor "Cewek kok main kotor-kotoran" justru itu sensasinya, main oli lebih berani dari pada kamu, cowok! Mainin hati orang. "Lah, emang perempuan bisa masuk Otomotif?" Lah, ini dia contohnya, dia sudah masuk otomotif, kok. "Otomotif 'kan, Cowok semua?" Iyups, benar... Otomotif itu Cowok semua, karena hal itu juga ia suka, karena ia kurang suka sama pergaulan cewek-cewek yang selalu pilih main teman, berkubu-kubu, ber-geng, dll. Uh, hal itu paling menyebalkan dalam siklus pergaulan perempuan.
Aman dan beda ceritanya kalau circel pertemananya Cowok semua, dan nggak mungkin ada perasaan, soalnya semua Cowok, masa semua juga harus di kasih perasaan? Beda halnya dengan memang benar-benar pertemanan Cewek dan Cowok itu berteman dekat, bahkan apa-apa si a dan b selalu bersama.
Enak bukan, punya teman kebanyakan Cowok!? Serasa di kelas itu menjadi Ratunya kelasnya, walau ada dua sih Cewek di kelasnya.
Untuk sweet seventeen, Sungguh tidak ada hal menarik, semuanya dikerjakan di rumah saja. Karena Covid-19. Umur 18 tahun mulai beraktivitas kembali di Sekolah, dan pada akhirnya besok hari rabu, 11 Mei 2022 ia melaksanakan Ujian Sekolah untuk kelulusan. Doain teman-teman semoga Inggrit Lestari lulus dalam ujiannya, Aamiin.
Tasikmalaya,
Selasa, 10 Mei 2022.
(21.13)
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjalanan Menuju Dewasa
Short Story❝ topeng orang dewasa disebut 'pengalaman' ❞ - walter benjamin