mimpi, kenyataan, harapan - nadiyah

19 2 0
                                    

 Pada suatu pagi yang cerah bersamaan dengan suara kicauan burung yang indah memberikan semangat baru untuk langkahku disini, ya ditempat inilah banyak sekali perubahan dalam setiap langkahku hanya di sini aku banyak mendapatkan pengalaman yang luar biasa, dan sampailah aku berada di sebuah taman dimana banyak sekali kenyamanan yang aku rasakan ketika hendak menuliskan sesuatu yang teramat penting bagiku, menulis adalah hobiku tak jarang seseorang melakukan hobi tersebut apalagi di sebuah taman yang nyaman untuk melakukan segala hobiku disini. Kenalkan namaku adalah Nadiyah Fatma bisa dipanggil dengan sebutan Nadia/Fatma, aku akan menceritakan kisahku kenapa aku bisa disini……
“Fatma” terdengar jelas ditelingaku bahwa seseorang memanggilku ketika aku sedang melakukan pekerjaan rumah disaat liburan yang cukup panjang bagiku.
        
Aku pun menghampiri seseorang yang sedang membaca sebuah majalah di salah satu sofa diruang tamu, aku pun duduk disamping dia dan bertanya
“Ada apa abang,” dia adalah abangku namanya Muhammad Akbar Assidqi, lalu abangku menjawab
“Fatma abang mau kasih usul, bagaimana kalau kamu melanjutkan kemoterapi kamu ke London?  karena abang baru mendapatkan sebuah informasi kalau di rumah sakit di sana untuk kemoterapi penyakit kamu sangat bagus loh, dan mungkin memang biayanya yang sangat besar, tapi gak masalah kan untukmu, lagian kamu kan ingin banget ngelanjutin kuliah S2 di sana sekalian kemoterapi, bagaimana?” aku pun berpikir demikian jika penyakitku ini terus menambah dan akan menyusahkan abangku? akupun menjawabnya dengan yakin.

“Iya bang, aku mau ke London aku mau melanjutkan S2 ku dan melanjutkan kemoterapi bang.” seketika aku tidak menyadari bahwa sebuah darah mengalir dari lubang hidungku, abangku panik dan langsung  membawaku ke wastafel dapur, mungkin ini pertanda bahwa hidupku takkan lama lagi.
      
Beberapa tahun kemudian, sudah lama aku di kemoterapi di rumah sakit,  tanda-tanda aku mulai sembuh muncul ketika hasil kemoterapi keluar dan dokter mengatakan bahwa aku boleh langsung melakukan aktifitas seperti biasa, ya hanya di London tempat yang cocok untuk memulai aktifitas baru ku disini. Aku kuliah di University of Surrey mengambil sebuah fakultas yang dimana ini adalah cita-citaku yaitu menjadi seorang penulis serta novelis yang membuat banyak orang menyukai karyaku, yaitu Sastra . Aku menginkan itu, sedangkan abangku bekerja disalah satu perusahaan ternama di London. Pagiku mengantarkan aku ke sebuah taman dimana aku mendapatkan tugas dari dosenku untuk membuat sebuah novel yang dimana terdapat sebuah pengalaman di dalamnya.

“Fatma, lagi sibuk ya!.” dia adalah sahabatku di London namanya Angel Pevensie, dirinya berbeda fakultas denganku, yaitu Ekonomi. Walaupun dia berbeda dengan agamaku namun kita saling menghargai satu sama lain, aku pun menjawab
“Tidak, ada apa ya?” Angel pun menjawab “Aku mau mengerjakan bareng nih tugas dari dosen, boleh?” aku pun menjawab “Boleh, ayo mau disini atau dimana?” Angel pun menjawab “Di rumah kamu, bagaimana?” aku pun mengiyakan. Aku dan Angel pun langsung berangkat menuju rumahku.
      
Sesampainya di rumah , aku langsung mengajak Angel untuk mengerjakan tugas kami di ruang khusus belajar milikku. Sudah tiga jam kami saling mngerjakan tugas kami masing-masing dan saling memutuskan untuk beristirahat.

“Angel, mau nonton film nggak? aku punya film yang bagus.”

“Okelah, mau nonton apa?”

        Akupun langsung mengajak Angel ke ruang keluarga. Tak lupa aku menyiapkan beberapa cemilan beserta dengan minumannya.

“Ini dia cemilannya dan minuman kesukaan kita. Lemon Tea untukku dan Coca-cola untukmu.”
      
Setelah menaruhnya di atas meja, aku langsung menyalahkan filmnya. Angel terkejut, bahwa aku masih menyukai film-film lama, tapi tak heran kalau dirinya tahu kalau aku menyukai film-film yang bernuansa Fantasy atau mungkin Fairy Tale dan semacamnya.

 “Oke! kali ini aku ingin menonton tiga film, tapi satu film sehari, gimana?”

 “Sippp! dan kali ini aku akan menginap. Kamu di kasih libur nggak minggu ini?”

Perjalanan Menuju DewasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang