"akh sialan gue diskors lagi, papa pasti gak bolehin gue keluar lagi akhh bangsat!!!" Ucap remaja yang tengah berjalan di trotoar sembari mengusak rambutnya kasar.
Dia Lee Jeno, seorang siswa yang sangat nakal, dia berandalan sekolah. Walaupun dia berandal, dia juga murid paling berprestasi di sekolahnya, dia juga seorang kapten basket di dalam timnya.
Tapi itu kekurangannya, dia sangat nakal, selalu melanggar peraturan sekolah, mengikuti tawuran, terkadang juga balapan liar.
Kenakalan Jeno hanya sampai disitu, dia masih belum berani untuk pergi ke club malam atau minum minum bersama temannya, dia masih menyayangi motor sport nya, jika dia ketahuan meminum minuman keras oleh ayahnya motornya akan hilang.
"Ugh gue harus apa? Gue gak mau mendekam dirumah dan ngeliat si bangsat di manja sama papa" Jeno berhenti di dekat rumahnya.
"huh? Kenapa banyak mobil?" Ucap Jeno heran ketika dirinya melihat beberapa mobil terparkir di depan rumahnya, tidak hanya mobil, dipekarangan rumahnya pun banyak orang orang berbadan besar dan memakai pakaian formal serba hitam.
Jeno pun kembali berjalan kearah rumahnya, Jeno juga sama sekali tidak memedulikan mereka, Jeno tetap berjalan masuk kedalam rumahnya, saat di ruang tamu Jeno melihat orang tuanya sedang mengobrol dengan seseorang.
"Jeno pulang, Jeno ingin istirahat sebentar, tolong jangan ganggu" ucap Jeno sembari berjalan melewati semua orang di ruang tamu.
"Jeno, jaga sopan santun mu, kau tidak melihat ada tamu disini!? setidaknya beri salam yang sopan pada tamu papa" Ucap Lee Taeyong -papa dari Lee jeno- dengan tegas.
"Jeno tidak peduli, Jeno lelah" ucap Lee Jeno dari atas sembari menutup pintu dengan keras, "Hahh lagian dia siapa, gue aja kagak kenal, capek gue mau tidur"
Jeno mengambil pakaian di dalam lemari lalu mulai berganti dari pakaian sekolah menjadi pakaian santai, dia mengenakan kaos hitam lengan pendek dengan celana pendek selutut.
setelah berganti pakaian, Jeno kemudian berbaring di ranjangnya dan mengambil earphone di laci nakas dan memakainya, Jeno menyetel musik dengan volume yang hampir full, Jeno mulai memejamkan matanya menikmati lagu yang yang dia dengar.
Baru saja menikmati separuh lagu dengan tenang, suara ketukan pintu terdengar dan itu membuat Jeno kesal, Jeno tak peduli, dia sedang tidak ingin diganggu hari ini, Jeno pun mengambil bantal dan menutup wajahnya, berusaha menghilangkan suara ketukan pintu yang semakin keras.
"Jeno, apa kau tidak mendangar?!!! Buka pintunya sebentar atau papa dobrak?!!" Terdengar suara papa nya dari luar, karna takut pintu nya didobrak Jeno pun beranjak bangun dari acara tidur siangnya dan membuka pintu, menghampiri sang papa yang sepertinya sedang menahan amarah.
"Ada apa? Jeno sudah bilang, jangan ganggu jeno" ucap Jeno kesal menatap papa nya dengan tatapan datar, menahan kesal karna acara tidur siangnya diganggu.
Taeyong membalas tatapan anaknya dengan tatapan tajam, "Ikut papa sebentar, tamu papa ingin berbicara denganmu" ucap Taeyong sembari menarik pergelangan tangan Jeno dengan sedikit tergesa gesa.
"Ck! Tidak bisa kah biarkan Jeno tidur siang? Jeno baru saja pulang sekolah, Jeno lelah" protes Jeno sembari mensejajarkan langkah nya dengan papa nya.
"Hanya sebentar okay? Setelah ini Jeno boleh tidur siang"
"Ck! Baiklah" ucap Jeno malas.
Setelah sampai di ruang tamu Taeyong kembali duduk ditempat awal dia duduk, sedangkan Jeno, dia duduk disamping ibu nya dan menatap malas tamu sang papa.
"Bangsat ganggu gue tidur aja" ucap Jeno dalam hati lalu dia mengeluarkan handphonenya dari saku celana nya dan memainkannya, mengabaikan tatapan tajam dari sang papa dan tatapan aneh dari sang tamu.
"Jeno, bisa simpan dulu handphonemu? Itu tidak sopan nak" ucap mama Jeno -lee mina- dengan nada yang lembut serta senyum manis yang dibuat buat dimata Jeno.
"Ck!" Jeno mendecak kesal dan menyimpan kembali handphonenya di saku celana, "jadi ada apa menyuruhku turun?" Lanjut Jeno sembari menatap papa nya.
"Ah tuan Na ingin berbicara denganmu katanya" ucap Taeyong.
"Cepatlah, aku lelah" ucap Jeno dengan nada dingin dan wajah yang datar.
"Jeno..." Tegur sang papa.
Jeno hanya menatap jengah, lalu melirik 'Tuan Na' yang berdiri sambil mengancingkan kancing jas nya.
"Bolehkah saya meminjam taman belakang mu untuk berbicara dengan Jeno?" ucap nya sembari menatap Jeno aneh, Jeno yang ditatap seperti itu merasa risih dengan tatapannya.
"Silahkan tuan, pakai semaumu" Lee Taeyong yang melihat nya berdiri pun ikut berdiri, pun dengan istrinya, sedangkan Jeno masih duduk bersandar di sofa.
"Ngapain sih anjir?! Dah tau gue capek, pengen tidur, malah diajak ngomong di taman belakang, disini kagak bisa gitu!?" Jeno hanya dapat berucap dalam hati, bisa di tampar dia kalau ngomong langsung.
"Disini gak bisa?" Akhirnya Jeno berucap sambil menatap lelaki itu datar.
"Hmm tidak bisa, ini privasi" ucapnya, Jeno dapat melihat seringaian tipis di bibir 'tuan Na' itu, Jeno jadi semakin curiga dengannya.
Jeno memicingkan matanya, melihat tepat pada bibir lelaki itu, dia tidak salah lihat, lelaki itu menyeringai, walau tipis, tapi mata tajam Jeno dapat melihat nya.
Jeno sudah risih sejak tuan Na itu menatapnya aneh dengan tatapan tak terbaca, dan lagi sekarang apa? Lelaki itu menyeringai?! Wah Jeno jadi semakin yakin ada yang tak beres dengan lelaki ini.
"Baiklah, tapi hanya 10 menit, aku lelah ingin tidur" Jeno berdiri dan berlalu pergi menuju taman belakang meninggalkan lelaki dibelakangnya yang menatapnya dengan seringaian yang semakin jelas.
Next?
KAMU SEDANG MEMBACA
Nono
De TodoNa Jaemin, mafia kejam berdarah dingin yang luluh pada remaja manis yang menggemaskan. Lee Jeno, remaja manis yang dijadikan jaminan atas hutang orang tuanya. Homophobic? mohon menjauh Jaemjen area-!!! Jeno uke Jaemin seme