19

15.2K 1.1K 7
                                    

Jaemin sekarang tengah berada di perusahaan nya, setelah mengobrol serius dengan Hyung nya dengan hampir menghabiskan waktu tiga jam yang membuatnya pusing, kini Jaemin kembali di sibukkan oleh berkas berkas penting yang harus dia baca dan tanda tangani.

Belum lagi masalahnya dengan Jeno, bagaimana kondisinya sekarang? Jaemin belum tahu, saat dia pergi tadi Jeno belum sadar dan Winwin juga langsung kembali setelah memeriksa Jeno. Jaemin tadi sedang marah dan lupa menanyakan kondisi Jeno pada Sungchan.

"Hahh tikus sialan, berani sekali kau bermain denganku" Jaemin bergumam dengan seringaian di bibir nya saat membaca pesan dari Sungchan.

Jaemin menekan ikon telepon di ponselnya, dia menghubungi Sungchan, "tangkap dia, bawa ke tempat seharusnya" ucap Jaemin dingin.

"Baik tuan"

"Bagaimana keadaan Jeno? Dia sudah sadar?" Tanya Jaemin, dia tiba tiba menanyakan Jeno, dia mengumpat dalam hati, kenapa mulutnya tiba tiba melontarkan pertanyaan seperti itu.

"Belum tuan, tadi sepertinya Winwin Hyung memberikan obat penenang agar tuan Jeno dapat istirahat"

"Hmm baiklah, kabari jika dia sudah bangun"

"Baik tuan"

Jaemin langsung mematikan sambungan teleponnya dan berdiri, dia ada janji dengan koleganya di luar kantor, jadi dia harus bersiap dari sekarang karena tempatnya jauh, diluar kota tepatnya.

...

Keesokan harinya di mansion Na Jaemin, atau lebih tepatnya di kamar Na Jaemin, seorang pria cantik dengan bibir pink pucat yang terbaring di ranjang mengerang pelan merasakan kepalanya yang sakit saat akan membuka mata.

Dia berusaha membuka matanya perlahan, lampu temaram yang menyinari ruangan tersebut membuatnya sulit melihat sekitarnya, dia bangun perlahan dan duduk menyandar pada kepala ranjang.

Masih berusaha menghilangkan rasa sakit di kepalanya, dia memejamkan matanya saat rasa sakitnya malah bertambah saat dia ingat kejadian kemarin, dia teringat ayahnya sekarang, dan itu membuat kepalanya semakin sakit.

"Ck sialan" Jeno mengurut keningnya dengan tangannya.

Kemudian Jeno menurunkan kakinya, berusaha bangun dan menghidupkan lampu, dia berjalan dan mencari saklar lampu dengan bantuan tembok untuk menuntunnya.

Klek

Lampu hidup, dan Jeno dapat melihat ruangan itu sekarang, hanya ada dia di ruangan besar ini, namun Jeno bersyukur karna dirinya jadi tak bertemu Jaemin sekarang.

Krukk~

Suara yang berasal dari perut Jeno tiba tiba berbunyi dalam keheningan, muka Jeno sedikit memerah, untung hanya dirinya di kamar ini, coba bayangkan jika ada Jaemin disini, uhh Jeno akan sangat malu sekarang.

"Ugh laper~" Jeno bergumam lirih.

Mata Jeno menelisik seluruh kamar, tak ada makanan. Biasanya akan ada satu wadah cookies dan sandwich, tapi sekarang tak ada satupun.

Jeno melirik kearah pintu lalu berjalan mendekati pintu dan meraih pegangan pintu dan mencoba membuka nya, namun ternyata pintunya dikunci, Jeno hanya dapat menghela napas dan menunggu Jaemin atau siapapun yang mengantarkan makanan.

Jeno kembali merebahkan badannya di ranjang, sakit kepalanya kembali menyerangnya, Jeno berusaha tidur untuk menghilangkan sakitnya.

Tak lama Jeno sudah kembali tertidur.

...

Jeno terbangun saat mendengar suara pintu terbuka, dia menoleh dan mendapati Sungchan yang sedang menaruh nampan dengan piring dan gelas diatasnya, Sungchan juga menoleh pada Jeno namun hanya sekilas, setelah menaruhnya dia kembali berbalik dan akan keluar sebelum suara Jeno menghentikan langkahnya dan membuat nya berbalik lagi.

"Jaemin kemana?"

"Tuan Jaemin sedang ada urusan di luar kota, mungkin akan kembali dua sampai tiga hari lagi" jawab Sungchan.

"Ohh"

"Ada lagi?"

"Gak ada, lo keluar aja, gue mau tidur lagi" ucap Jeno merubah posisinya menjadi memunggungi Sungchann lalu menarik kembali selimut nya menutupi seluruh tubuhnya sampai menyisakan rambutnya saja.

"Makan dulu, ini sudah siang, maaf tadi tidak mengantarkan sarapan, saya ada rapat tadi pagi dan pelayan tidak berani kesini" ucap Sungchan.

"Ya"

"Makan jika tidak tuan Jaemin akan marah"

"Hmm"

"..."

Merasa tidak ada lagi suara, Jeno dengan perlahan menurunkan selimutnya dan menoleh.

"Si anjing gue kira dah pergi!" Ucap Jeno kaget saat melihat Sungchan masih berdiri sembari memandangi dirinya.

"Makan, nanti tuan Jaemin marah" ucap Sungchan.

"Jaemin lagi Jaemin lagi, dia aja kagak ada disini, jadi gak bakal marah lah anjir, kecuali kalo lo cepu" ucap Jeno lalu membuka selimut nya dan mengambil piring berisi satu porsi makanan, "nih gue makan" ucap Jeno sembari memasukan sendok berisi makanan kedalam mulutnya.

"Hmm baiklah" Sungchan meneguk ludahnya saat melihat kaki mulus Jeno yang tak tertutup apapun, selimut yang Jeno pakai tersingkap, Jeno sekarang hanya mengenakan kemeja Jaemin yang kebesaran di tubuhnya dan celana pendek diatas lutut, membuat kaki seputih susu itu terlihat.

Sungchan buru buru berbalik dan keluar kamar dan menguncinya, dia tidak ingin tergoda dan berakhir melakukan sesuatu pada Jeno. Sungchan tidak ingin, dia masih menyayangi nyawanya, dia ingin berpacaran dulu, tidak ingin mati dulu.

Sedangkan Jeno menatap aneh Sungchan yang keluar dengan terburu buru, dia tak acuh lalu kembali memakan makanan nya.

...

Sedangkan Jaemin kini sedang menunggu kabar dari Sungchan, dia sedang rapat dengan koleganya, tapi dia tak fokus, dia terus memikirkan Jeno, Jaemin tak mengerti perasaan apa yang dia rasakan, tapi entah kenapa dia merasa merindukan Jeno, baru sehari dia tak bertemu Jeno tapi sudah begini, dia bahkan masih harus tinggal dua hari lagi di kota ini.

Jaemin menghela napas, dia mencoba memfokuskan dirinya pada sekertaris koleganya yang sedang mempresentasikan proyek di depan.

Hampir dua jam Jaemin duduk disana, dan tepat jam makan siang rapat selesai, dia segera keluar setelah berpamitan, sekertaris Jaemin mengikuti dari belakang.

"Apa lagi jadwal hari ini Taro?" Tanya Jaemin pada sekertaris nya.

Taro, atau nama lengkapnya Shotaro, dia segera melihat iPad nya dan melihat lihat jadwal sang Ceo, "hmm tidak ada tuan untuk siang ini, hanya satu untuk malam ini, makan malam dengan anak direktur Bae pukul delapan malam" ucap Shotaro.

"Hmm baiklah, kau mau makan siang?" Jaemin menoleh pada Shotaro, mereka sudah berada dalam lift sekarang.

"Saya ikut saja tuan" ucap Shotaro sembari tersenyum tipis pada Jaemin.

"Hmm baiklah, carikan restoran yang terbaik"

"Baik tuan"

Tbc

Maap baru up:)
Sibuk sekul

NonoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang