45

16K 1.1K 104
                                    

Sungchan pergi keruang kerja Jaemin dengan langkah tergesa gesa, tanpa mengetuk pintu dia langsung saja masuk membuat Jaemin menatap tajam dirinya.

"Bisa ketuk dulu pintu?" tanya Jaemin dingin.

"M-maaf tuan, ini penting" Sungchan menatap Jaemin dengan tatapan panik dan khawatir.

"Katakan" jawab Jaemin, tangannya kembali mengetik di atas keyboard.

"J-jeno..." Sungchan menjeda ucapannya saat mata Jaemin kembali menatapnya tajam, "Jeno kecelakaan, mobilnya menabrak pembatas jalan dan sekarang sedang dalam perjalanan ke rumah sakit terdekat" jelas Sungchan dengan kepala tertunduk.

Tangan Jaemin mengepal kuat, "sialan" gumamnya.

Brakk!!!

"Cepat siapkan mobil!" bentak Jaemin, membuat Sungchan tersentak dan langsung pergi begitu Jaemin menggebrak mejanya.

"Aku menyuruhmu untuk memutuskannya bodoh! Bukan menghilangkan nyawamu" gumam Jaemin tajam, Jaemin mengambil jas nya dan pergi dari sana.

...

Sudah dua jam lebih Jaemin menunggu di depan ruang operasi, menunggu Jeno yang sedang ditangani di dalam.

Sedari tadi dirinya tidak bisa tenang, menatap lampu yang menyala di atas pintu dengan tatapan takut, hingga suster keluar dari ruangan membuat nya seketika berdiri.

"Keluarga Lee Jeno?" panggil suster yang baru saja keluar dari ruang operasi

"Saya kekasihnya" Jaemin berdiri, menghampiri suster tersebut, "Bagaimana keadaannya? Dia baik baik saja kan?"

"Keadaannya sudah stabil, dokter menyuruh anda untuk ke ruangannya, mari"

Jaemin lalu pergi bersama suster tersebut menuju ruangan dokter.

"Bagaimana dok?" tanya Jaemin setelah duduk di hadapan dokter yang sepertinya tengah membaca hasil pemeriksaan Jeno?

"Cedera di kepalanya cukup parah, tulang kaki kirinya patah dan tangan kanannya mengalami cedera ringan, selebihnya tidak ada yang perlu dikhawatirkan, kondisi nya juga sekarang sudah cukup baik, jadi anda tidak perlu terlalu khawatir" jelas sang dokter.

Jaemin menunduk, menghela napas lega mendengar penjelasan dokter, setelah beberapa saat Jaemin kembali mendongak menatap dokter tersebut, "Boleh aku menjenguknya? Dia sudah sadar?"

"Kemungkinan pasien sadar dua atau tiga hari lagi, mungkin bisa lebih cepat atau lambat dari perkiraan"

"Ah baik, kalau begitu saya permisi" pamit Jaemin.

...

"Punten gopud"

"Berisik Mark" Jaemin menatap tajam Mark yang berada di ambang pintu bersama sahabat Jeno.

"Hehe maap" Mark nyengir sembari menggaruk tengkuk lehernya.

"Ngapain kesini?" tanya Jaemin.

"Ya ngejenguk lah, lu kira ngapain kesini" balas Renjun sinis.

"Oh" Jaemin kembali mengalihkan pandangannya pad Jeno yang masih belum bangun dari tidurnya.

Sudah terhitung tiga hari Jeno tidur, tapi masih belum ada tanda tanda dia akan bangun.

"Jaem, kerjaan numpuk tuh, capek gue mulu yang ngerjain" keluh Mark tapi Jaemin tak menjawabnya.

NonoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang