2

28.9K 1.9K 67
                                    

Sekarang Jeno dan 'Tuan Na' sudah berada di taman belakang, Jeno duduk di ayunan yang ada disana sedangkan 'Tuan Na' berdiri melihat lihat sekitar.

"Boleh juga taman keluarga Lee, tapi ini belum seberapa jika kamu melihat taman di mansion milik saya" tuan Na berbalik dan melihat Jeno yang memjamkan mata sedang duduk di ayunan yang mengayun pelan.

"Oh aja sih" Jeno membalas dengan malas, 'mau pamer gitu? Sorry gue orangnya gak panasan' Jeno melanjutkan ucapannya didalam hati.

"Saya hanya mengatakannya" tuan Na berucap lagi dan duduk di kursi taman yang bersebelahan dan menghadap ke tempat Jeno duduk.

"Ck gak usah basa basi, aku ingin tidur, bisa dipercepat?" Jeno kemudian duduk tegak dan menatap tuan Na datar.

"Hmm baiklah, kamu tidak bisa diajak berbicara santai ya" tuan Na sedikit terkekeh melihat tatapan datar dari Jeno, "oh ya, kita belum berkenalan, perkenalkan, saya Na Jaemin, atasan ayah mu" Jaemin menjulurkan tangannya, berniat berjabat tangan dengan Jeno.

"Lee Jeno" Jeno hanya mengucapkan namanya, tak berniat membalas juluran tangan dari Na Jaemin.

"Ya saya tau, sepertinya kamu satu satunya yang tidak ingin berjabat tangan dengan saya, tak apa" Jaemin menarik kembali tangannya karna tak ada balasan dari si lawan bicara.

"Oh" Jeno hanya membalas dengan singkat, "jadi mau ngomong apa?" Lanjut Jeno.

"Hmm tidak ada, hanya ingin waktu berdua dengan mu saja" Jaemin tak melepas pandangannya dari wajah manis Jeno.

"Jika tidak ada yang dibicarakan aku pergi" Jeno berdiri dan akan melangkah pergi, tetapi tangannya dicekal oleh Na Jaemin, "ada apa?" Jeno menoleh dengan malas.

"Tunggu sebentar" Jaemin ikut berdiri, dan mendekati Jeno, berdiri tepat dihadapannya, "tidak ingin menemani saya sebentar saja?" Jaemin menatap tepat pada mata Jeno.

"Gak" nada Jeno dingin dan tatapannya tajam, tapi di mata Jaemin itu sama sekali tidak menakutkan, malah terlihat menggemaskan.

"Yasudah, tapi ngomong ngomong, kamu cantik"Jaemin mencuri kecupan tepat pada bibir Jeno, hanya kecupan singkat, namun berhasil memancing kemarahan seorang Lee Jeno.

Jeno yang terkejut dengan gerakan tiba tiba dari Jaemin pun tidak sempat menghindar, Jeno yang merasakan sesuatu mengecup bibirnya terkejut, Jeno pun mundur beberapa langkah dari tempat nya berdiri sembari mengusap bibirnya kasar.

"Bangsat!!! Apa apaan lu anjing?!!" Jeno yang marah sedikit berteriak, masih dengan mengusap bibirnya kasar.

"Hanya mengecup bibirmu" Jaemin menyeringai tipis.

"Sialan!"

Bugh!!

Jeno yang marah pun memukul Jaemin dengan keras hingga membuat Jaemin terhuyung beberapa langkah ke belakang.

"Shh pukulan mu lumayan juga" ucap Jaemin ketika merasakan perih di sudut bibirnya.

"Bangsat gay sialan!!" Jeno pergi meninggalkan Jaemin yang masih mengusap sudut bibirnya yang berdarah, Jeno pergi ke kamarnya tanpa memedulikan orang tuanya yang memanggil manggil dirinya.

"Hahaha lucu sekali dia ketika marah seperti itu, aku jadi semakin menginginkannya" Jaemin berucap pelan melihat Jeno yang pergi dengan amarah.

Jaemin pun kembali masuk dan berpamitan pada Lee Taeyong, dan langsung pergi begitu saja tanpa menjawab pertanyaan mereka tentang pipinya yang sedikit lebam.

"Kembali ke perusahaan" Jaemin berucap dengan dingin pada supirnya.

...

Sedangkan Jeno sekarang tangah berada di kamar mandi, membersihkan bibirnya yang tadi sempat dicium oleh Na Jaemin.

"Na Jaemin sialan berani beraninya nyuri ciuman pertama gue!!" Jeno menatap tajam pantulan wajahnya yang basah di cermin dengan tatapan tajam.

"Dari awal gue dah curiga kalau dia lelaki gak bener, ternyata bener, dia gay, ngapain juga papa kerja sama sama gay sialan kayak dia" Jeno berbicara dengan pantulan dirinya sendiri.

"Ck sialan, ciuman pertama gue diambil sama laki laki gay sialan" Jeno kembali membasuh wajahnya lalu mengusapnya dengan handuk.

Jeno pun keluar kamar mandi dan berbaring di ranjang nya, ingin kembali tidur siang tapi matanya sulit di pejamkan, akhirnya Jeno mengambil handphonenya dan mengirim pesan kepada sahabat sahabatnya untuk berkumpul di tempat biasa.

Jeno bangkit dan bersiap siap untuk berangkat, Jeno mengganti pakaiannya dengan celana jeans hitam dan kaos hitam juga jaket jeans kesayangannya.

Jeno kemudian mengambil kunci motor, dompet, dan juga helmnya kemudian pergi keluar tanpa berpamitan.

Tbc

NonoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang