Hukuman Jeno sudah dimulai sejak pukul dua siang tadi dan sekarang pukul lima sore, duduk bersandar di ranjang dengan kaki mengangkang, kedua tangannya diikat pada kepala ranjang membuat pergerakannya tak bebas.
Kakinya juga dibuat mengangkang lebar oleh tali yang mengikat masing masing kakinya.
Matanya juga ditutup kain hitam pekat oleh Jaemin, membuat Jeno was was karena tak tahu apa yang akan Jaemin lakukan selanjutnya.
Saat ini Jeno hanya dapat mendesah kesakitan karena lubangnya yang terisi dua buah vibrator berukuran sedang yang sedang bergetar dengan keras.
Penisnya juga dipasangi cock ring oleh Jaemin, membuatnya tak bisa mengeluarkan spermanya yang sedari tadi ingin keluar.
"Apa masih kurang sayang?" tanya Jaemin yang duduk di samping Jeno sembari menghisap rokok miliknya.
"U-udah J-jaemhh, plissh udah, g-gue udahh c-capekhh nghhh" jawab Jeno sembari merintih kesakitan saat Jaemin terus menekan vibrator tersebut agar semakin dalam menyentuh titik manis Jeno.
"Hmm? Udah? Sepertinya hukuman nya kurang, bagaimana kalau aku memasukan vibrator nya sesuai dengan berapa kali kamu berbohong padaku hari ini?" tanya Jaemin dengan seringaian tercetak jelas di bibirnya.
Jeno yang mendengar ucapan Jaemin seketika menegang, tubuhnya mulai bergerak gelisah, "J-jaem g-gue mohon ahh!! G-gue mohon maafin gue Jaem!!" ucap Jeno dengan keras saat merasakan jari Jaemin masuk kedalam lubangnya.
"Aku gak bakal dengerin kamu hari ini, sebelum kamu mengetahui apa kesalahanmu dan mengakuinya" ucap Jaemin dengan datar, dua jarinya terus bergerak di dalam sana membuat Jeno semakin merintih kesakitan.
"I-iyahh ahh g-gueh tau kesal- ngghh kesalahan gue, g-guehh tau Jaemhh" ucap Jeno dengan napas terengah engah saat Jaemin menghentikan getarannya dan juga mengeluarkan jarinya, namun tak mengeluarkan vibratornya.
"Benarkah??" tanya Jaemin dengan nada tak percaya, dia sibuk mengeluarkan beberapa vibrator dengan ukuran kecil namun memiliki kekuatan getaran yang sangat kuat.
"I-iya hahh iya gue tau hah gue mohon udah Jaem" mohon Jeno dengan susah payah.
"Aku tidak akan mendengarmu hari ini Jeno, jadi percuma kamu memohon" ucapnya, tangannya mengambil satu vibrator tersebut dan menepatkan tangannya pada lubang Jeno.
"Pertama, kamu berbohong kalau kamu menginap di rumah ayah mu, tapi nyatanya tidak Lee Jeno" ucap Jaemin dengan nada dingin sembari menekan masuk vibrator tersebut sampai tenggelam di dalam lubang Jeno.
"Akh!! Maaf jaem maaf hiks" Jeno mulai kembali menangis kembali setelah merasakan sakit di lubangnya.
Jaemin kembali mengambil vibrator nya lagi, "kedua, kamu berbohong tentang menjenguk adikmu yang sakit, nyatanya dia baik dan sangat sehat" Jaemin kembali berucap bersamaan dengan memasukan vibrator nya.
"Akhh!!! Jaemin udah Jaem!!!!" teriak Jeno, lubangnya semakin sakit saat Jaemin terus menjejalkan benda tersebut.
"Belum selesai sayang" Jaemin menjeda kalimatnya, "ketiga, kamu pergi ke resort dan menginap dengan seorang wanita ketika aku pergi bekerja" lanjutnya, tangan nya kembali memasukan vibrator kecil tersebut membuat Jeno menjerit keras.
"Arghh!! Jaemin!! Udah hiks sakithh udah jaemhh" Jeno mulai terisak merasakan kembali sakit pada lubangnya.
"Aku tak peduli, keempat, kamu berbohong dan bilang kepadaku kamu menemani temanmu yang kabur dari rumah dan sedang bersama Hwang Yeji dan sepupunya, kebohongan yang luar biasa Lee Jeno" ucap Jaemin dengan seringaian menyeramkan, juga tatapan tajam miliknya.
![](https://img.wattpad.com/cover/311126917-288-k11044.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Nono
RandomNa Jaemin, mafia kejam berdarah dingin yang luluh pada remaja manis yang menggemaskan. Lee Jeno, remaja manis yang dijadikan jaminan atas hutang orang tuanya. Homophobic? mohon menjauh Jaemjen area-!!! Jeno uke Jaemin seme