Dua minggu lebih setelah Jeno mengetahui ada sisi lain di dirinya membuat Jeno sering mengalami sakit kepala yang sangat menyakitkan bagi Jeno.
Jeno juga menjadi lebih sering mengurung diri di kamar tamu, membuat Mark dan Sungchan juga sahabat sahabatnya khawatir.
Belum ada yang mengetahui jika Jaemin sudah memberi tahu Jeno tentang little space- atau mungkin kepribadian ganda milk Jeno.
Terkadang juga Jeno keluar kamar dengan darah mengalir di pergelangan tangannya, dan wajahnya yang sudah sangat pucat, juga tatapan yang kosong.
Seminggu ini juga Jeno jarang sekolah, membuat kekasihnya khawatir setengah mati karna tak mengetahui keadaan Jeno, ponsel Jeno aktif namun tak merespon chat atau panggilannya.
Jaemin juga selalu mendesak Jeno agar 'Nono nya' bangun, dan itu sangat menyiksa Jeno, karena setiap Jaemin berbisik, sakit kepala yang berdenyut itu datang menyerang.
"Jen" panggil seseorang.
"Hmm" Jeno hanya bergumam tanpa melihat orang di depannya, menunduk menatap makanan di hadapan nya.
"Makan dulu, saya tidak mau Nono sakit karena kamu tidak makan" ucap Jaemin dingin, memandang Jeno datar.
Ya, itu Jaemin.
Jaemin membuka paksa pintu kamar tamu dan menyeret Jeno untuk makan malam, karena sejak tadi pagi Jeno sama sekali tidak menyentuh makanan, wajahnya juga sangat pucat sekarang.
Bibir merah mudanya kering tak berwarna juga rambut yang acak acakan, sangat menunjukan jika Jeno sedang tidak baik baik saja.
Jeno mendengus mendengar ucapan Jaemin, tertawa kecil karena Jaemin hanya mengkhawatirkan sisi lainnya, "Hehh Nono ya? Sisi lain punya gue yang beda sama gue, yang selalu bersikap manis dan gak kasar kayak gue, iya?" ujar Jeno sarkas, kepalanya terangkat menatap Jaemin.
"Haishh sialan! Gue tau semuanya sekarang, gue tau sialan!" teriak Jeno, menatap tajam Jaemin, "Tiap malem lu tau apa yang gue rasain? Di bayang bayangin bayangan sialan yang bikin gue muak anjing!" lanjutnya dengan air mata yang mengalir tanpa Jeno sadari.
"Apa maksud mu" balas Jaemin malas.
Jeno kembali tertawa sembari mengusap air matanya kasar, "Tiap malem gue mimpi buruk, bayangan lu yang lagi mesra mesraan sama sisi lain gue, tiap malem bayangan itu muncul, bikin gue gak tenang, lu gak ngerasain itu Na sialan Jaemin!" Jeno menunduk dengan air mata yang keluar dengan deras.
Sedangkan Jaemin hanya menatap Jeno dengan tatapan tak terbaca.
"Hiks sakit Jaem, sakit hiks, kepala gue tiap malem sakit hiks" tangan Jeno memukul mukul kepala, menjambak nya karena rasa sakitnya datang kembali.
"Sakit hiks sakit mama sakit, tolong Jeno ma hiks Jeno pengen ikut mama, disini sakit hiks" Jeno memejamkan matanya dan masih terus menjambak rambutnya.
"J-jen" Jaemin yang melihat Jeno seperti itu tentu saja panik, dia berdiri dan menghampiri Jeno, menahan tangan Jeno agar berhenti menjambak dan memukuli rambutnya, "Jen berhenti, nanti kepa-
"Apa?! Kepala Nono sakit, iya? Ini tubuh gue! Bukan tubuh Nono, jadi bebas gue mau lakuin apa aja sama tubuh gue, kecuali Nono yang ambil alih tubuh gue" Jeno menatap Jaemin dengan mata memerah. rasa sakit, kecewa, sedih, dan marah ada pada tatapan Jeno sekarang.
"Bukan itu maksud saya, maaf" Jaemin memeluk Jeno yang kembali menangis, namun Jeno memberontak dan lari begitu saja, sedangkan Jaemin hanya memandang Jeno dengan tatapan khawatir.
...
Di dalam kamar Jeno segera berlari kearah meja nakas, membuka lacinya dengan kasar dan mengacak acak isinya untuk mencari dua botol kecil berisi obat tidur dan sakit kepala.
Jeno segera meminumnya setelah menemukan obat sakit kepalanya, setelahnya Jeno duduk sembari bersandar dan memejamkan matanya.
Sakit kepalanya perlahan menghilang, air mata Jeno kembali mengalir. Sakit kepalanya memang hilang, tapi sesak di dadanya masih saja belum hilang. Jeno juga tidak tahu apa alasannya.
Jeno lalu naik keatas kasur dan merebahkan tubuhnya membelakangi pintu, meringkuk dengan air mata yang terus mengalir, tubuhnya menggigil.
"Jen..." seseorang datang, masuk ke kamar Jeno yang pintunya tidak tertutup.
Jeno tak merespon sama sekali.
Seseorang itu mendekat dan duduk di samping Jeno, "Jeno, kamu tidur?" tangan seseorang itu bergerak menuju kepala Jeno, mengusapnya lembut.
"Ughh" Jeno yang merasa tidurnya terganggu lalu menepis tangan tersebut dengan kasar.
"Jen, kamu baik baik aja? Tangan kamu panas" ucap lelaki tadi dengan khawatir, tangannya lalu kembali bergerak memegang tangan Jeno dan berpindah pada dahi Jeno.
"Astaga Jeno, kamu demam, saya panggilkan Jaem-
"Sedang apa kamu disini Sungchan?" suara dingin dari arah pintu membuat lelaki tadi tersentak, dia lalu segera berdiri dan menunduk.
"M-maaf tuan, Jeno sepertinya demam, badannya sangat panas, dia juga menggigil" ucap Sungchan.
"Keluar, aku yang urus dia" balas Jaemin, nadanya masih dingin.
"Baik tuan, sekali lagi maaf" Sungchan lalu keluar dengan terburu buru.
Tadinya dia akan pergi ke dapur, tapi dia mendengar suara ribut dari kamar Jeno dan segera menghampiri nya karena takut Jeno melakukan hal nekat.
"Ck kenapa jadi rumit begini"
Tbc
Mon maaf rada ngawur
![](https://img.wattpad.com/cover/311126917-288-k11044.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Nono
RandomNa Jaemin, mafia kejam berdarah dingin yang luluh pada remaja manis yang menggemaskan. Lee Jeno, remaja manis yang dijadikan jaminan atas hutang orang tuanya. Homophobic? mohon menjauh Jaemjen area-!!! Jeno uke Jaemin seme