26

13.6K 1.1K 45
                                    

"makan yang banyak"

"Hmm"

Jaemin menghela napas untuk yang kesekian kalinya, Jeno sedari tadi hanya menjawab pertanyaannya dengan singkat.

"Setelah ini minum obat"

"Ya"

"Bisa jangan singkat singkat? Semalam kamu banyak bicara, bahkan bertingkah seperti anak kecil, kenapa kamu kembali seperti ini?" Ujar Jaemin kesal.

"Ck ngelantur mulu anjir, gue gak pernah kayak anak kecil" Jeno mendecak di sela makannya, menatap Jaemin dengan pandangan kesal.

"Tapi semalam kamu benar benar bertingkah seperti anak kecil, kamu terus merengek kepada saya, meminta dibelikan ayam dan minta di gendong, saya gak mungkin melantur" Jaemin yakin kalau dia tak bermimpi ataupun berkhayal, semalam Jeno benar benar seperti itu.

"Serah lah" Jeno kembali melanjutkan makannya.

Jeno dengan sesegera mungkin menghabiskan makanannya, dia lelah terus ditatap oleh Jaemin dengan tatapan yang tak dapat diartikan.

"J-jen"

Panggilan seseorang yang terdengar lirih mengalihkan atensi Jeno yang sedang minum, Jeno menoleh pada orang yang memanggilnya, Jeno terkejut sekaligus senang melihatnya.

"Haechan!!!!" Jeno berteriak dan langsung saja berlari memeluk Haechan, melupakan jarum infus yang menusuk punggung tangannya, membuat jarum nya terlepas dan membuat punggung tangannya terluka.

"Jeno!!" Jaemin terkejut saat melihat tangan Jeno terluka karena jarum infusnya terlepas, namun Jeno mengabaikannya.

Jeno mengabaikan tangannya yang terluka dan lebih memilih memeluk Haechan dengan erat, dia senang bertemu dengan Haechan, seminggu lebih dia tak bertemu dengan Haechan.

"Gue kangen sama lo" ucap Jeno lirih.

"J-jen tangan lu, tangan lu berdarah bego!!!" Haechan melepaskan pelukan nya secara paksa, menarik tangan Jeno yang berdarah, "bego!" Haechan kembali mengatai Jeno yang hanya cengar cengir menatap Haechan.

"Ceroboh! Kenapa kamu lari begitu saja hah?!" Jaemin berucap kesal, dia langsung menggendong Jeno dan membawanya kembali ke ruangan, diikuti haechan di belakangnya.

Jeno yang di gendong secara tiba tiba tentu saja terkejut, dia reflek berteriak dan mengalungkan tangannya pada leher Jaemin.

"Sialan!" Jeno menggeram marah, dia malu karena tiba tiba digendong di hadapan sahabatnya, dia jadi terlihat seperti seorang sub.

"Jangan berkata kasar" Jaemin berbisik dengan suara beratnya membuat Jeno meremang mendengarnya karena posisi Jeno yang menelusupkan kepalanya pada leher Jaemin membuat suara Jaemin masuk begitu saja pada telinganya.

"Ck!" Jeno hanya mendecak, dia didudukan di ranjangnya, Jaemin langsung mengambil tisu, berusaha memberhentikan darah yang mengucur.

"Chan sini masuk" ucap Jeno pada Haechan yang berdiam diri di ambang pintu.

"Em disini aja" jawab Haechan, dia merasa tak enak pada Jaemin.

Jeno mendecak malas, dia turun dari ranjangnya mengabaikan suara Jaemin yang terdengar menyeramkan, menarik tangan Haechan dan mendudukkannya di sofa.

Haechan hanya dapat diam saat menyadari aura Jaemin yang tak bersahabat.

"Bentar ye, ni darah nyusahin" ucap Jeno lalu beranjak pergi menuju laci nakas nya lalu mengambil satu plester dan menempelkannya pada lukanya, Jeno lalu kembali duduk di samping Haechan.

"Renjun mana?" Tanya Jeno.

"Pergi sama pacarnya, lo sakit? Demam ya?" Ucap Haechan saat melihat plester demam menempel di dahi Jeno.

"Iye, gegara tu orang" Jeno melirik sinis Jaemin yang juga menatapnya tajam.

" Berbaring, kamu masih sakit" ucap Jaemin dengan nada dingin.

"Gak"

"Berbaring Lee Jeno, infus kamu harus dipasang kembali" nada Jaemin benar benar dingin dan datar.

Jaemin tak mengerti perasaan apa yang dia rasakan, dada nya bergemuruh saat melihat Jenonya memeluk orang lain.

"Gak" Jeno tetap lah Jeno, dia sangat keras kepala.

Jaemin mengalihkan pandangan nya dan menatap Haechan, "kamu keluar, biarkan Jeno istirahat" Jaemin menatap tajam Haechan.

"Gak! Haechan gak boleh keluar!" Jeno semakin mengeratkan pelukannya pada Haechan.

"Jen, gue keluar dulu, nanti gue kesini lagi sama Renjun" Haechan mencoba melepaskan pelukannya.

"Gak!"

"Chan, keluar dulu ayo" Mark yang baru datang langsung mengajak Haechan keluar, dia tidak mau pacarnya terluka, tatapan Jaemin sudah sangat berbahaya.

"Keluar dulu ya Jen" Haechan melepaskan paksa pelukan nya lalu membungkukan badannya sekilas di depan Jaemin dan menghampiri Mark.

"Ck sialan!" Jeno mendelik pada Jaemin lalu merebahkan dirinya di sofa.

Jeno mengabaikan dokter yang masuk dan membelakangi mereka.

"Pasang kembali infusnya dengan yang baru"

Dokter yang tadi masuk langsung melakukan apa yang Jaemin perintahkan dan menyuruh Jeno mengulurkan tangan kirinya untuk di pasang kembali infus.

Jeno hanya mengulurkan tangannya tanpa berbalik, dia takut jarum sebenarnya, jadi dia tak mau berbalik dan melihat jarum itu menusuk punggung tangannya.

Setelah beberapa menit, dokter itu sudah selesai lalu segera pamit untuk pergi.

Jeno merasakan Jaemin duduk di pinggir sofa, mengelus rambutnya namun Jeno berusaha mengabaikannya dan memilih berpura pura tidur.

Tubuh Jeno sedikit tersentak saat tangan Jaemin memainkan cuping telinganya, geli, itu yang Jeno rasakan namun Jeno tetap berpura pura tidur dan tak mempedulikan Jaemin.

"Pindah, saya tahu kamu gak tidur Jeno"

Ucapan dengan nada dingin yang Jaemin lontarkan membuat Jeno merinding seketika.

"Mau saya gendong?" Jaemin bertanya.

Jeno seketika bangun dan duduk sembari berteriak, "gak!!! Gue bisa sendiri"

Jeno lalu membawa tiang infusnya menuju ranjang nya lalu meletakkannya di samping ranjang dan dirinya berbaring membelakangi Jaemin.

Jaemin yang melihat itu terkekeh dalam hati, dia gemas dengan tingkah laku Jeno, Jaemin lalu beranjak, menyelimuti Jeno dengan telaten, Jaemin lalu mencium rambut Jeno dan pergi dari ruangan Jeno menuju ruangan Sungchan.

Tak lupa dengan mengunci pintunya, jaga jaga jika Jeno berusaha untuk kabur.

Tbc

Banyakin komen dong, up sesuai banyaknya yang komen haha

Nanya boleh? Jawab ya, gak jawab juga gak papa...

Gimana perasaan kalian pas lagi nge crushin orang terus ada orang yang gak mau ngasih tau namanya bilang kalau dia udah ngasih tau crush kita kalau kita suka sama dia, padahal udah dijaga banget biar gak katauan sama si crush nya?

Terus dia ngata ngatain sampe bawa bawa masa depan? Kesel gak?

Itu aja sih, maaf udah nambah nambahin yang gak jelas haha

Happy reading~

NonoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang