11

16.6K 1.3K 36
                                    

Jeno sekarang tengah memakan nasi goreng kimchi nya dengan lahap, sedangkan Jaemin hanya melihat Jeno makan sembari meminum kopi.

Mereka batal makan hotpot, Jeno tiba tiba berubah pikiran saat melihat menu, Jaemin hanya menuruti kemauan Jeno, yang terpenting perut Jeno masuk makanan dan dapat minum obat.

Jaemin berdiri, membuat Jeno mengalihkan atensi nya pada Jaemin, "saya ke toilet dulu, jangan kemana mana" Jaemin pergi meninggalkan Jeno sendirian yang sekarang tengah kembali melahap nasi goreng miliknya.

Sedangkan Jeno sekarang tengah menunggu Jaemin agar benar benar pergi, Jeno merasa diberi kesempatan untuk kabur, Jeno dengan perasaan senang mulai berdiri dan berjalan ke arah pintu keluar dengan sesekali melihat lihat sekitar.

Jeno tak sadar jika ada anak buah Jaemin sejak tadi mengikuti mereka tanpa sepengetahuan Jeno, membuat Jeno merasa bebas untuk kabur.

'Jaemin bego hehe, dia gak bakal cepet balik dari toilet kan, harus cepet cepet nih, eh, gue kagak bawa duit, apa gue jalan aja ya, tapi jauh dari rumah, ah bodo, yang penting bebas dulu dari Jaemin' batin Jeno senang, tanpa tahu orang dibelakangnya mengikuti dirinya.

Jeno berhenti didepan gang, dia tengah melihat sekitarnya, sepertinya dia harus masuk gang, agar Jaemin tak mudah menemukannya, 'lewat sini aja kali ya' Jeno mulai melangkah memasuki gang, sebelum pergelangan tangannya dicekal oleh seseorang di belakangnya.

'lah anjing, belum juga setengahnya rencana gue, masa udah ketangkep sih! Yang bego gue deh kayaknya bukan Jaemin' Jeno perlahan menoleh, melihat siapa yang mencekal tangannya.

"Tuan Jeno, tuan Jaemin sudah bilang jangan kemana mana, tuan mau kemana? Sebaiknya tuan kembali sebelum tuan Jaemin kembali dari toilet, akibatnya akan fatal jika tuan Jaemin marah" salah satu anak buah Jaemin ternyata.

Mendengar ucapan tersebut Jeno jadi teringat ucapan Jaemin saat di mansion tadi

"dengan syarat jangan mencoba untuk kabur atau kamu tau akibatnya"
"akibatnya akan fatal"

Dua kalimat tersebut kini terus berputar di otak Jeno, dan tanpa sadar Jeno sudah dibawa masuk kedalam restoran oleh anak buah Jaemin.

Jeno tersadar ketika matanya bertatapan dengan mata tajam milik Jaemin yang kini tengah duduk di kursinya tadi, Jeno meneguk ludah kasar saat merasakan aura dingin Jaemin.

Jaemin berdiri dari duduknya, menghampiri Jeno dan mencengkram tangan Jeno dengan kuat membuat Jeno meringis kesakitan, Jaemin menariknya kasar menuju toilet, mengabaikan ringisan sakit dari Jeno.

...

Jeno dan Jaemin kini berada di toilet, Jaemin mengunci toilet agar tak ada orang masuk dan menganggu acara menghukum anjing nakal.

Jaemin kini tengah mengukung Jeno, dengan Jeno yang bersandar di tembok dan menunduk, tak berani menatap Jaemin yang kini sedang menatapnya tajam.

Tangan Jaemin berpindah naik, mencengkram kuat rahang Lee Jeno dan membuat si empu kembali meringis, "lupa dengan perjanjian kita di mansion tadi Lee?" Jaemin bertanya dengan nada dingin dan penuh penekanan.

Suara jeno tak keluar walau hanya untuk menjawab pertanyaan Jaemin, Jeno diam tak menjawab dan hanya meringis ketika merasakan cengkraman Jaemin yang semakin menguat.

Jaemin menyeringai, "tak mau menjawab? Tak apa, hukuman mu akan bertambah"

Jeno yang mendengar ucapan Jaemin langsung mendongak, menatap tepat pada mata tajam Jaemin, "i-itu g-gue gak kabur, gue cuman-

"Cuman apa? Jalan keluar doang? Saya gak peduli, pokoknya hukuman kamu bertambah" Jaemin memotong ucapan Jeno.

"T-tapi Jaem, maafin gue, gue gak bakal coba kabur lagi jan- ah! Jaem!!" Ucapan Jeno kini terpotong oleh desahan nya sendiri, Jaemin dengan tiba tiba meremas bokong Jeno dengan kuat, membuat Jeno tak sengaja mendesah.

Sedangkan Jaemin yang mendengar desahan Jeno hanya tersenyum- ah ralat, menyeringai, Jaemin menyeringai ketika mendengar desahan yang keluar dari mulut Lee Jeno.

"J-jaemin, gue mohon, maafin gue" Jeno mencoba melepaskan tangan Jaemin dari bokongnya dan mencoba memohon pada Jaemin agar memaafkannya, tapi yang Jeno dapat malah remasan kuat di bokongnya.

"Maaf Jeno, permohonan ditolak, sekarang kamu cukup diam saja" Jaemin mengambil sesuatu dari balik jasnya, tangan satunya menggenggam kedua pergelangan tangan Jeno, mengikat kedua tangan itu menjadi satu dengan tali dan diletakan di atas kepala Jeno, dengan tangan kiri Jaemin menahannya agar posisinya tak berubah.

"Jaem! Jaemin, gue mohon lepasin, sakit Jaem" Jeno kembali dibuat meringis oleh Jaemin, kedua pergelangan tangannya diikat kuat, membuat pergelangannya memerah.

"Diam Lee!" Jaemin mulai mencoba melepaskan celana Jeno, sedikit sulit karena Jeno terus memberontak dengan cara bergerak acak, menurunkan celana training dan dalamannya, bawah Jeno kini polos, Jeno pasrah, mau memberontak juga percuma karena dirinya tak ada tenaga, ditambah keadaan nya yang sakit, sudahlah, Jeno pasrah saja.

Tangan Jaemin mulai menjelajah tubuh bagian bawah Jeno, mulai dari mengelus paha mulus Jeno dengan sensual, meremas bokong Jeno dan sesekali meremas milik Jeno yang perlahan bangun.

Jaemin menunduk, melihat tangannya yang sedikit basah akibat precum Jeno yang keluar, Jaemin kembali menatap Jeno, Jeno mendongak dengan mata terpejam, wajahnya sudah basah oleh keringat, Jaemin kembali menyeringai, tangannya mulai menggenggam milik Jeno, menarik turunkan tangannya di milik Jeno, membuat Jeno mendesah tertahan.

Jeno menggigit bibir bawahnya, berusaha menahan desahannya agar tak keluar, tapi usahanya sia sia, bibir nya berdarah, dan Jaemin mulai mengocok miliknya dengan gerakan kasar, acak, membuat Jeno mendesah ribut.

Tbc

NonoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang