16

16.6K 1.3K 30
                                    

Seorang pria dengan pakaian dokter keluar dari kamar Jaemin.

"Jeno gimana Hyung? Dia baik baik aja kan?" Jaemin yang melihat pria tadi keluar langsung bertanya.

"Ya, dia baik baik saja, dia mengalami panick attack, apa kau melakukan sesuatu padanya? Sudah berapa kali dia seperti itu?" Dia bertanya balik.

Jaemin mengalihkan pandangannya, dia mengusap tengkuknya, "u-uhmm sedikit, hanya mencium bibirnya, dan.... Emm melakukan sesuatu padanya sedikit" nadanya menelan di akhir kalimatnya.

Pria itu menghela napas, "astaga Jaem, kamu harus sedikit menjaga jarak, ah bukan jaga jarak, tapi jangan melakukan hal intim padanya, dia sepertinya punya trauma, kamu tau dia punya trauma?" Pria itu kembali bertanya, Jaemin menggeleng.

"Kamu ini bagaimana? Dia kekasihmu tapi kamu gak tau kalau dia punya trauma!? Kalian sebenarnya pasangan atau apa?"

"Ka-kami pasangan! Dia kekasihku! Bicara apa Hyung ini!"Jaemin sedikit berteriak saat menjawab pertanyaan dari Hyung nya, Jaemin akan menjadi kelinci manis jika berhadapan dengan keluarga nya, sangat manis.

"Kekasih atau tawanan?" Pria itu berucap sembari berlalu pergi melewati Jaemin yang membelalakan matanya mendengar pertanyaan darinya, dia sedikit terkekeh melihat reaksi Jaemin.

"Yakkk Winwin Hyung!!! Dia kekasihku sialan!!" Jaemin berbalik dan berteriak pada hyungnya -Winwin, kekasih kakaknya-.

Winwin berbalik, "hey hey, sudah berani berkata kasar pada Hyung? Awas saja, akan Hyung laporkan pada Jaehyun Hyung"

"Hyung ish"

"Hahaha hanya bercanda Jaem, aku tau, Sungchan sudah cerita padaku, sudah ya, aku pergi dulu, oh ya, jangan terlalu mendesak Jeno, baik baik dengan Jeno, jangan terlalu kasar" ucap nya lalu pergi.

"Jeno punya trauma? Apa itu karena aku?" Jaemin menunduk sembari menggumam.

Jaemin kemudian masuk kedalam kamarnya, melihat Jeno yang masih tertidur(?), Jaemin kemudian berbaring di sebelah Jeno, menarik selimut untuk menyelimuti mereka berdua, lalu memeluk Jeno dan tak lama tertidur.

...

Sore menjelang malam Jaemin baru saja terbangun, dia mengerjapkan matanya dengan tangan yang meraba tempat di sampingnya.

Kosong.

Jaemin membuka matanya lalu bangun untuk duduk, matanya menelisik seluruh penjuru kamar, Jeno tidak ada, kemana dia.

Jaemin menoleh saat suara pintu terbuka, Jaemin bernapas lega ketika melihat Jeno keluar dari kamar mandi dengan menggunakan bathrobe miliknya.

Matanya tak lepas dari wajah Jeno, rambut Jeno basah, dan airnya turun membasahi wajah hingga lehernya, membuat Jaemin meneguk ludah melihatnya.

"Liat apaan lo anjing?!" Jeno segera membelakangi Jaemin saat menyadari Jaemin menatapnya.

Sedangkan Jaemin yang mendengar ucapan Jeno tersadar dan segera memalingkan wajahnya, "maaf"

Jeno yang mendengar kata maaf dari Jaemin seketika menoleh, "hah? Maaf? Gak salah denger gue?"

"Kenapa?" Jaemin malah bertanya balik.

"Gak gak, mana baju?" Jeno mengulurkan tangannya pada Jaemin.

"Cari saja di lemari, terserah kamu mau pake yang mana, saya mau mandi dulu" ucap Jaemin lalu turun dari kasur dan pergi ke kamar mandi.

Setelah pintu tertutup Jeno mencari baju di lemari Jaemin, Jeno melihat hoddie mint milik Jaemin lalu mengambilnya, Jeno dengan perlahan membuka bathrobe nya dan melepaskan nya, saat akan memakai hoddienya Jeno dikejutkan oleh suara pintu terbuka.

"Jen- astaga, maaf, saya tidak tahu" Jaemin kembali menutup pintu, Jaemin bersandar pada pintu, dia melihat semuanya, dia melihat tubuh polos Jeno tanpa pakaian, astaga sangat putih dan mulus, jantung Jaemin jadi berdetak dua kali lipat sekarang.

Pipinya memerah saat bayang-bayang pantat Jeno melintas di kepalanya, sangat berisi, Jaemin jadi ingin meremasnya, eh!

"Ugh kenapa bayangan nya tidak hilang, kenapa terus muncul, bayangan nya jadi membangunkannya" Jaemin melihat kebawah, menatap ke selangkangan nya yang menonjol tertutup celana, "Hahh aku harus menyelesaikannya sendiri"

Mari tinggalkan Jaemin dengan kegiatannya:)

Kembali ke Jeno, Jeno sekarang tengah mematung dengan pipi memerah, tubuhnya..., tubuhnya baru saja dilihat oleh Jaemin, tubuh polos nya dilihat oleh Jaemin, akhh Jeno malu, sangat malu.

"Na Jaemin sialan!" Jeno buru buru memakai hoddienya, lagi lagi tubuhnya tenggelam dalam hoddie Jaemin, Jeno mencari celana, tapi semuanya kebesaran, bahkan celana dalamnya juga:)

Jeno melihat kebawahnya yang polos, "masa gue harus gini?" Jeno kemudian berjalan menuju kasur dan duduk di pinggir kasur.

"JENO!!!"

Jeno berjengit kaget saat mendengar suara teriakan dari dalam kamar mandi, Jeno lalu mendekati kamar mandi, "paan?!" Jeno membalas dengan sedikit berteriak.

Ceklek

Pintu terbuka, Jeno mundur beberapa langkah, "tutup mata!" Ucap Jeno dan langsung dituruti oleh Jaemin.

"Itu, bathrobe saya, yang dipake sama kamu" ucap Jaemin dengan masih menutup matanya.

"Gak ada bathrobe lagi apa?"

"Gak ada disini, adanya di lemari, tolong ambilkan" sebenarnya ada, tapi Jaemin mau modus sedikit.

"Ck!" Jeno mengambil bathrobe nya yang dia simpan di kasur, Jaemin dengan nakal mengintip, membuka sedikit matanya, melihat kaki mulus Jeno.

"Ugh sangat putih" Jaemin meneguk ludah nya, apalagi saat Jeno menungging, mengambil bathrobe di tengah kasur, "shh kenapa harus menungging" Jaemin menggumam, sekali lagi dia meneguk ludahnya.

"Jaemin sialan tutup mata lu!" Jeno menutup kaki nya dengan bathrobe saat melihat Jaemin membuka matanya, Jaemin yang mendengar itu buru buru menutup matanya.

"Maaf maaf"

"Ck! Nih" Jeno menyerahkan Bathrobe nya pada Jaemin dengan kasar.

"Makasih" Jaemin masuk kembali dan menutup pintunya dan keluar lagi dengan memakai bathrobe, "kenapa kamu tidak pakai celana?" Jaemin bertanya, padahal dia sudah tau, bahkan Jaemin tau kalau Jeno tak memakai celana dalam.

"Kegedean" Jeno menutupi kakinya dengan selimut.

"Hmm sebentar, saya carikan dulu" Jaemin masuk ke walk in closet nya.

"Hmm"

Tbc

Uwu gak( ꈍᴗꈍ)

NonoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang