Seminggu lebih Jeno tertidur, keadaan nya sangat baik sejak terakhir kali dia mengalami kejang kejang.
Jaemin juga tak pernah meninggalkan Jeno barang sedetik, semuanya dia lakukan tanpa meninggalkan Jeno, pekerjaan kantor, makan, bahkan meeting online dia lakukan di dalam ruang rawat Jeno.
Sedangkan Jeno sendiri entah kapan akan membuka matanya, mungkin dia masih bersenang senang di dunia sana.
Saat ini Jaemin sedang melakukan meeting dengan klien nya, membahas proyek yang sedang di laksanakan oleh kedua perusahaan tersebut.
Sudah dua jam lebih Jaemin melakukan meeting, dan Jaemin mulai bosan dengan pembahasan yang di bahas oleh rekan kerjanya, membahas pembagian keuntungan yang tak kunjung selesai sejak tadi.
"Ugh~"
"Huh?" Jaemin dengan segera menegakan tubuhnya dan menajamkan pendengarannya dan menatap satu sosok yang sedang terbaring di ranjang.
Setelah menyadari itu Jeno, Jaemin langsung saja mematikan laptopnya dan berlari menghampiri Jeno.
Mata cantik Jeno masih tetap terpejam, harapan Jaemin yang ingin melihat mata tersebut terbuka hilang seketika, Jaemin menghela napas lalu mengambil tangan Jeno yang terbebas infus, mengusapnya dengan pelan dan lembut.
Jaemin perlahan duduk di kursi samping Jeno, matanya tetap menatap wajah Jeno yang damai tertidur, tangannya masih tetap memainkan jari jemari Jeno.
"Baby, kapan kamu bangun? Sudah seminggu lebih kamu tertidur" ucapnya lirih, "apa kamu marah karena kemarin saya lebih mengkhawatirkan Nono? Maaf, saya minta maaf"
Jeno tak bergeming.
Jaemin rasanya ingin menangis, dia berharap Jeno menjawab semua ucapannya.
Setelahnya Jaemin menelpon Winwin untuk memeriksa keadaan Jeno.
Winwin yang memang sedang tidak ada pasien mau tak mau pergi ke kamar rawat Jeno, Winwin sebenarnya malas bertemu dengan Jaemin, hampir setiap menit jaemin menelpon Winwin hanya untuk menanyakan kondisi Jeno, padahal dia sendiri yang menjaga Jeno.
"Jadi Hyung??" tanya Jaemin dengan tak sabaran.
"Dia baik baik saja, kondisinya sangat sangat stabil" jawab Winwin malas.
"Kapan dia bangun??" tanya Jaemin lagi.
"Tidak tau, itu sih gimana Jeno nya, dia mau bangun atau nggak" ucapnya sembari menaikkan pundaknya.
"Ck, hyung menjawabnya tak serius!" ucap Jaemin geram.
"Ya memang gitu, apanya yang gak serius, aku sudah menjawab semua pertanyaan mu dengan benar Na" balas Winwin.
"Ck terserah lah, sana pergi"
"Dasar tidak sopan"
"Yayaya"
...
"Mark, bagaiman kondisi perusahaan?"
"Mark, bagaimana kondisi perusahaan?"
"Mark...."
"Apa?!"
''awab pertanyaanku sialan"
KAMU SEDANG MEMBACA
Nono
RandomNa Jaemin, mafia kejam berdarah dingin yang luluh pada remaja manis yang menggemaskan. Lee Jeno, remaja manis yang dijadikan jaminan atas hutang orang tuanya. Homophobic? mohon menjauh Jaemjen area-!!! Jeno uke Jaemin seme