Menepati janji🥱
Maaf kalau ada salah ketik....
Jaemin sekarang tengah bersiap untuk pergi ke kantor, sedangkan Jeno hanya duduk diam di kasur, dia tidak di perbolehkan untuk keluar kamar setelah sarapan tadi.
Sangat bosan, Jeno sangat tak bisa jauh dari ponselnya, tapi sekarang ponselnya entah berada dimana, dia merindukan teman temannya dan... Adiknya.
Padahal Jeno tak pernah menganggap adiknya ada ketika dia dirumah, dia selalu mengabaikan adiknya bahkan tak pernah menanggapi ketika adiknya mengajak mengobrol, tapi entah mengapa dia merindukannya.
Jeno menoleh ketika Jaemin mengambil ponselnya di meja nakas disamping Jeno duduk, dia menatap Jaemin yang tak acuh, tidak seperti tadi saat sarapan.
Jaemin yang merasa ditatap oleh Jeno menoleh, menatap balik Jeno yang kini malah mengalihkan pandangan dan menunduk.
"Ada apa?" Jaemin bertanya dengan nada dingin, Jeno menggelengkan kepalanya dan terus menunduk.
"Katakan" ucapan singkat namun membuat jantung Jeno berdetak cepat karna nada nya yang tak bersahabat.
Jeno bingung sebenarnya, kalau Jeno bilang apa Jaemin akan menurutinya? Sepertinya tidak, dia baru saja berusaha kabur kemarin, jadi sudah pasti tak akan dituruti.
"Gak ada" Jeno berucap lirih sembari menggelengkan kepalanya lagi.
"Hmm, baiklah, saya akan pergi, nanti sore saya pulang, kalau ada apa apa ketuk saja pintunya, Sungchan ada diluar" setelah berucap Jaemin kemudian beranjak pergi meninggalkan Jeno, tak lupa menguncinya juga.
Sedangkan Jeno hanya menatap pintu yang sudah terkunci, Jeno menghela napas, dia berharap ayahnya dapat menebus hutangnya, dan membuatnya bebas dari Jaemin.
...
Sudah siang dan Jeno hanya duduk diam di kasur, tadi dia sudah mencoba berbicara pada Sungchan untuk meminta adiknya datang tapi tak diijinkan.
Jeno kesal, tapi dia bisa apa, coba saja kemarin dia tak kabur, mungkin dia bisa minta apapun pada Jaemin.
Suara berisik dari luar kamar terdengar oleh Jeno, suara dua orang yang sedang berdebat, Jeno mendekati pada pintu, mendengarkan suara siapa di luar, apa Jaemin sudah Kembali?
Pintu tiba tiba terbuka, membuat Jeno yang sedang menguping kaget dan segera memundurkan badannya, seorang lelaki, berdiri di depannya, memandang dirinya bingung.
Lelaki itu menoleh, "lah, Sungchan, ini siapa? kok ada di kamar Jaemin?" Tanyanya.
"Haish dia kekasih tuan Jaemin, jadi tuan Minhyung, bisa keluar? Nanti tuan Jaemin marah" ucap Sungchan.
Lelaki itu, atau Lee Minhyung-kakak sepupu Na Jaemin-menyeringai sembari menatap Jeno dari atas sampai bawah, dia mendekat maju, sedangkan Jeno mundur, dia sedikit trauma sekarang.
"Wow, seorang Jaemin punya pacar? Heh gak nyangka gue, mana laki lagi pacarnya, tapi boleh juga nih, cantik" Minhyung sekarang mengukung Jeno yang terpojok.
"Mau apa lo anjing?!" Jeno berusaha mendorong Minhyung, tapi Minhyung sama sekali tak bergerak, tangan Jeno sudah bergetar, wajah Jeno sudah pucat dengan keringat yang membasahi wajahnya.
Jeno sangat takut, kaki nya lemas, tiba tiba saja Jeno kehilangan kesadarannya dan terjatuh, Minhyung reflek menangkap Jeno.
"Lah si anjir malah pingsan, Chan, diapain ni orang sama Jaemin sampe gue giniin pingsan" Minhyung menggendong Jeno dan meletakkannya di kasur.
Sungchan menghela napas, "hahhh sudah saya bilang, tunggu tuan Jaemin di bawah, tuan Jeno jadi pingsan, saya sudah menelpon tuan Jaemin dia sudah dalam perjalanan, lebih baik kamu pergi sebelum tuan Jaemin sampai, jika tidak ingin dihajar seperti tahun lalu" Sungchan berucap panjang lebar tetapi yang diajak ngobrol sibuk menatap wajah Jeno.
"Bacot lu ah, gue ini yang dihajar, yang masuk rumah sakit juga gue kan bukan lu" Minhyung mendelik, "cantik banget sih, boleh gue cium gak bibir nya" Minhyung menoleh pada Sungchan, tapi bukan Sungchan yang dia lihat, melainkan Jaemin dengan tatapan tajam dan aura membunuhnya.
"Coba saja kalau kamu ingin nyawamu melayang Lee Minhyung!" Jaemin berjalan mendekat, menarik kerah baju Minhyung hingga Minhyung berdiri dari duduknya, "apa yang kau lakukan padanya?" Jaemin semakin erat mencengkram kerahnya membuat Minhyung sedikit susah bernapas.
"Kalem bro, gak gue apa apain, dia tiba tiba pingsan, padahal cuma gue tatap sambil gue giniin" Minhyung mendorong Jaemin hingga menabrak tembok, "nah gini! Terus dia pingsan, udah ya, gue pergi dulu, mau ketemu ayang hahaha" Minhyung mengecup pipi Jaemin lalu lari keluar kamar sembari tertawa.
"Si sialan itu!" Jaemin menggeram marah, menatap kepergian Minhyung masih dengan tatapan tajamnya, Jaemin mengelap pipinya yang dikecup oleh Minhyung.
Jaemin menoleh saat mendengar suara erangan dari Jeno, Jaemin segera menghampiri Jeno dan duduk di sebelahnya, "Jeno? Ada yang sakit? Tadi diapain Minhyung?" Tanya Jaemin.
Jeno mengerjap, lalu menatap Jaemin, "ugh gak tau, gue tiba tiba pingsan, gak inget" Jeno memegang kepalanya yang terasa berputar.
Jaemin membetulkan selimut Jeno, "istirahat saja, jangan banyak bergerak, saya akan ambilkan makan siang kamu" setelah berucap Jaemin kemudian pergi keluar.
Sedangkan Jeno kembali memejamkan matanya.
...
Di lantai bawah, ada Sungchan Minhyung dan Jaemin, mereka bertemu di meja makan, Minhyung dan Sungchan yang sedang makan dan Jaemin yang sedang mengambil makanan untuknya dan Jeno.
Jaemin melirik Minhyung, "kapan kau sampai di sini? Bukannya liburan semester masih lama?" Tanya Jaemin.
Minhyung yang sedang mengunyah menatap Jaemin lalu menelan makanannya, "kemarin sore, gue jalan jalan terus nginep di hotel bareng pacar gue, barusan gue kesini mau izin numpang di rumah lu hehe"
Ya, Jaemin sebenarnya sudah tau alasan Minhyung kesini untuk apa, dan dia berencana untuk memanfaatkan Minhyung selama dia disini, "kuliahnya bagaimana?" Jaemin kembali bertanya.
"Halah gampang, punya bapak gue ini" ucap Minhyung santai.
"Hmm yasudah, boleh aku meminta bantuan?"
Minhyung mengangkat alis nya sembari menatap Jaemin, "bantuan apaan?" Tanya Minhyung.
"Minggu depan, kamu sama Sungchan menyamar jadi murid di sekolah Jeno, awasi dia, itu saja, aku kembali ke kamar" ucap nya lalu pergi sembari membawa nampan yang diatasnya ada dua piring, pergi meninggalkan dua orang yang tengah membeku.
"Uhuk uhuk" Sungchan yang tadi sedang minum tersedak ketika mendengar ucapan Jaemin, Sungchan menatap Jaemin dengan pandangan bingung, "jadi... Murid sma?" Gumamnya.
"Muka gue emang keliatan kayak umur 17, tapi ya kali anjir jadi murid sma" giliran Minhyung yang bergumam.
Tbc
Otak gue mentok, jadi segini dulu
150+ vote sama 20+ komen lanjut, ok?
![](https://img.wattpad.com/cover/311126917-288-k11044.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Nono
RandomNa Jaemin, mafia kejam berdarah dingin yang luluh pada remaja manis yang menggemaskan. Lee Jeno, remaja manis yang dijadikan jaminan atas hutang orang tuanya. Homophobic? mohon menjauh Jaemjen area-!!! Jeno uke Jaemin seme