27

13.4K 1.3K 45
                                    

Maaf kalo ada typo

...

Jaemin baru kembali ke ruangan Jeno pukul sepuluh malam. Rapat dadakan karena seekor tikus kecil menggerogoti perusahaannya membuat Jaemin harus meninggalkan Jeno dan pergi ke perusahaan untuk membasmi tikus tersebut.

Jaemin masuk ke ruangan Jeno dan langsung pergi ke kamar mandi, Jaemin harus membersihkan tubuh kotor yang tersembunyi di balik jas nya.

Hampir setengah jam Jaemin berada di kamar mandi, sedikit sulit membersihkan tubuhnya karena noda kotornya sudah mengering.

Jeno sendiri sudah tertidur lelap, mungkin sejak Jaemin pergi tadi sore?

Jaemin keluar dari kamar mandi dengan setelan kaos dan celana training miliknya yang selalu dia bawa di mobil, rambut basahnya Jaemin usap menggunakan handuk kecil di tangan kirinya, sedangkan tangan kanannya sedang melihat lihat ponsel tentang laporan terbaru di perusahaannya.

Suara erangan Jeno membuat Jaemin mengalihkan pandangannya menuju Jeno sepenuhnya, memperhatikan tubuh yang bergerak gelisah juga keringatnya yang membasahi wajah manisnya.

Mimpi buruk mungkin?

Jaemin yang khawatir kepada Jeno buru buru menyimpan handuk dan ponselnya dan segera menghampiri Jeno.

"Jeno? Hey, kenapa?" Jaemin membangunkan Jeno namun Jeno tidak merespon ucapan dan usapan tangan Jaemin di pipinya.

Tangan Jaemin bergerak menuju dahi Jeno, meletakan telapak tangannya di dahi Jeno, suhu tubuhnya kembali naik, bahkan lebih panas dari sebelumnya.

"Jen! Jeno!? Hey bangun, kamu kenapa?!" Jaemin benar benar khawatir sekarang, Jeno sama sekali tidak meresponnya, Jaemin bahkan sudah mengguncang tubuh Jeno sejak tadi, walaupun pelan tapi setidaknya itu dapat membangunkan Jeno, tapi Jeno sama sekali tak kunjung bangun.

"S-sakith, papa tolong Jeno, sakit papa" Jeno bergumam dalam tidurnya, tangan Jeno naik keatas, menjambak rambutnya sendiri dengan kuat, matanya memejam dengan erat.

"Jeno, stop, berhenti, kepala kamu nanti sakit!" Jaemin yang melihat itu berusaha menghentikan tangan Jeno yang terus menjambak rambutnya sendiri, Jaemin bingung harus apa, Jeno mulai menangis.

"Sakit hiks s-sakit, tolong, sakit, maaf hiks maaf"

Jaemin yang terlalu panik dan bingung harus apa hanya dapat memeluk Jeno dengan membisikan kata kata penenang dengan suara lembut.

"Ssttt udah, tenang, saya disini, jangan takut, gak ada yang nyakitin kamu selama kamu sama saya, kalaupun ada, dia tidak akan hidup lama"  Jaemin membisikkan kata kata nya tepat di telinga Jeno, dan itu cukup membuat Jeno tenang.

Jaemin terus saja membisikkan kata 'tenang' dan 'kamu aman' kepada Jeno.

Tangisan Jeno mulai mereda, tangannya yang mencengkram rambutnya mulai melemah dan kini memeluk Jaemin dengan erat

"Hiks Nana, gak mau, sakit hiks, Nana sakit hiks" Jeno seakan mengadu pada Jaemin, Jeno berbicara pada Jaemin dengan suara serak, Jeno berucap dengan lirih membuat hati Jaemin sakit.

"Sudah, jangan menangis lagi, saya disini" Jaemin berucap pelan, mengelus rambut Jeno dengan lembut.

Jeno mulai membuka matanya, kepala Jeno mendongak, menatap langsung pada mata tajam Jaemin, menatapnya dengan mata yang berkaca kaca.

Jaemin mengusap bekas air mata yang meninggalkan jejak di pipi chubby milik Jeno, "Ssttt, sudah ya, tapi kamu jadi lebih menggemaskan setelah menangis Jeno" Jaemin mencubit lembut pipi Jeno membuat si pemilik pipi merengut dan mencebikan pipinya.

"Nana~" Jeno merengek dan menenggelamkan kepalanya di dada bidang Jaemin dan mengeratkan pelukannya di pinggang Jaemin.

"Nono kembali"  Jaemin bergumam di dalam hatinya.

Jaemin terus mengusap rambut halus Jeno, "Mau tidur kembali?" Tanya Jaemin sembari merengkuh Jeno, menggendong Jeno ala koala dengan posisi Jeno yang melingkarkan kakinya pada pinggang Jaemin juga tangannya yang mengalung di leher Jaemin, dan kepalanya yang berada di perpotongan leher Jaemin.

"Eskrim" Ucap Jeno lirih.

"No, tengah malam, suhu tubuh kamu juga naik lagi, besok saja"

"Pengen sekarang~"

"No!" Jaemin menekankan katanya, "selain eskrim boleh"

"Nugget?" Tanya Jeno sembari menatap Jaemin.

"Yes, boleh" Jaemin mengangguk.

"Nasi goreng? Jus? Fried chicken? Yoghurt? Burger?" Tanya Jeno beruntun.

"Hmm? Boleh, apa akan habis?" Jaemin bertanya balik.

"Eumm" Jeno berpikir, "ya, akan habis!!" Jeno menjawab dengan antusias setelah beberapa detik berpikir.

"Okay, ke kantin sekarang?"

"Ya!!!"

"Hmm baiklah"

Jaemin lalu mengambil kantung infus milik Jeno dan menyuruh Jeno memegangnya, mereka lalu pergi ke kantin dengan celotehan Jeno yang tak berhenti sampai mereka sudah berada di kantin.

Jaemin mendudukan Jeno di kursi lalu pergi untuk memesan pesanan Jeno, dan Jeno hanya duduk manis memerhatikan Jaemin.

"Nana sangat tampan, tapi dia milik Jeno Hyung, Nono tak seharusnya berada disini" Jeno atau lebih tepatnya Nono bergumam dengan kepala menunduk.

Nono terus saja menunduk, merasa sedih karena dirinya tak seharusnya muncul dan menjadi parasit didalam diri Jeno, jika Jeno tau mungkin Jeno akan marah padanya, disini hanya Nono saja yang sadar jika Lee Jeno mempunyai dua kepribadian, atau dua jiwa mungkin?

Jeno tak pernah mengingat apapun yang dilakukan oleh Nono, sebaliknya, Nono selalu mengingat semuanya, semua yang Jeno lakukan, bahkan ketika Jeno diberi hukuman oleh Jaemin, Nono mengingatnya.

"Jeno? Kenapa menunduk?" Suara Jaemin membuat Jeno mendongak dan langsung menunjukan senyum manisnya.

"No! Panggil Nono jangan Jeno!" Ucap Jeno.

"Haha okay, Nono? Sangat lucu" Jaemin terkekeh gemas melihat Jeno.

Mereka terus bercanda hingga makanan pesanan Jeno datang, Jeno langsung memakannya, tidak habis semua, masih tersisa nugget dan kentang goreng yang sama sekali tidak disentuh Jeno, yogurt miliknya juga hanya habis setengah, susu yang Jeno inginkan juga tidak di minum olehnya.

"Ugh sudah kenyang, Nana habiskan, Nono sudah tidak kuat" Jeno meletakan kepalanya di meja, perutnya sudah penuh, dia tak akan sanggup memakannya.

"Katanya tadi akan habis, ini masih sisa nugget sama kentang goreng, susu nya juga belum di minum" ucap Jaemin.

"Ungh ndak mau, kenyang, susu nya buat Nana saja"

"Kenapa pesan susu kalo gitu, sayang kan gak diminum"

"Tadi Nono liat anak kecil minum susu, jadi Nono pengen susu" balas Jeno sembari menatap Jaemin dengan tatapan polos andalannya.

"Dasar" Jaemin terkekeh pelan mendengar ucapan Jeno, "jadi ini buat Nana?" Ucap Jaemin sembari menunjuk nugget, kentang goreng dan susu di atas meja.

"Hu'um" Jeno mengangguk pelan.

"Baiklah, biar pelayan bungkuskan, nanti kita makan lagi di ruangan" ucap Jaemin lalu memanggil pelayan untuk membungkuskan makanannya.

Setelahnya Jaemin lalu menggendong Jeno seperti koala dan membawanya kembali ke ruangan, sudah tengah malam, Jeno harus tidur, dan Jaemin harus sabar menghadapi sikap Jeno besok.

Jaemin menghela napas pelan dan itu disadari oleh Jeno.

"Nana lelah? Nono jalan saja kalo gitu" ucap Jeno.

"Eh tidak, saya tidak lelah, sudah, Nono tidur saja ya? Sudah malam"

"Emm okay, Nono mau tidur, sudah ngantuk" Jeno menguap lalu menelusupkan kembali kepalanya di leher Jaemin.

Tbc

Target masih sama → 200+ vote → 20+ komen


NonoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang