47

12.5K 1K 84
                                    

"Ughh sakitt~"

"Hah?!"

Haechan dan Mark sontak menoleh ketika mendengar suara lirih seseorang, mata mereka membulat terkejut kala melihat Jeno yang tengah memegang kepalanya.

"M-mark..., Jeno udah bangun Mark, panggil dokter cepet!!" perintah Haechan.

Mark langsung saja bangun dan memanggil dokter, sedangkan Haechan berlari menghampiri Jeno.

"J-jeno kamu gak papa? Yang mana yang sakit Jen?" tanya Haechan khawatir.

Jeno tak menjawab dan hanya meringis memegang kepalanya, mungkin karena dia baru saja bangun dari tidur panjangnya, jadi kepala nya terasa sakit.

Tak lama Mark dan dokter juga beberapa perawat masuk kedalam ruangan dan memeriksa Jeno, sedangkan Mark dan Haechan keluar ruangan untuk menelpon Jaemin.

Jaemin yang saat itu baru saja keluar dari gedung perusahaan setelah menyelesaikan pekerjaan nya langsung saja berlari menuju mobilnya dan melajukannya dengan kecepatan penuh , tak peduli dengan semua klakson mobil yang tertuju padanya karena mengendarai mobil seperti kesetanan.

...

"Jeno?! Mana Jeno Mark?!!" Jaemin yang baru saja datang langsung bertanya pada Mark sembari mencengkram kerah kemeja Mark.

"Oy oy sabar dong Jaem" Mark berusaha melepaskan tangan Jaemin tapi cengkeramannya malah semakin erat, "itu..., Jeno di dalem, dia baru sadar, masih linglung"

Jaemin melepaskan cengkramannya dan masuk kedalam ruang rawat Jeno.

"E-eh Jaem, tunggu dul-

Brak!

"Yee si bego, gak dengerin dulu gue ngomong" gumam Mark dengan nada malas.

"Udah biarin aja, palingan juga nanti kayak kamu, digebuk" sahut Haechan yang sedang duduk di kursi depan ruangan.

-

"J-jeno? Kamu udah bangun sayang?" tanya Jaemin, dengan senyum tipis di wajahnya dia berjalan menghampiri Jeno yang sedang duduk menatap kosong jendela.

Jeno diam, tidak menjawab, bahkan melihat kearah Jaemin pun tidak, hingga Jaemin tiba di sisi ranjang Jeno dan mengusap rambutnya.

Jeno yang rambutnya diusap tiba tiba seperti itu tersentak kaget dan menoleh, menatap Jaemin dengan tatapan takut.

"S-siapa??" tanya Jeno takut, dia berusaha menjauh tapi Jaemin dengan segera memeluknya erat.

"Jangan takut, saya disini, maaf" ucap Jaemin lirih.

"L-lepas sialan" Jeno memberontak agar pelukannya dilepas, tapi Jaemin tak melepaskannya begitu saja, "L-lepas hiks lepasin" Jeno kini terisak dan dengan terpaksa Jaemin melepaskan pelukannya, menatap Jeno dengan tatapan sendu.

"Kamu kenapa? Jangan nangis, maafkan saya, maaf memeluk mu seperti tadi, saya mohon jangan menangis" Jaemin menangkup wajah Jeno dan mengusap pipi Jeno yang basah karena air matanya.

"S-siapa? L-lu siapa? Keluar dari sini" Jeno berbicara sembari terisak.

"Ssttt saya gak jahat, kamu jangan takut ya, ok Jeno?" Jaemin masih berusaha menenangkan Jeno walaupun dirinya bingung karena Jeno menanyakan siapa dirinya.

"Lu siapa!? Gue tanya lu siapa sialan?!" Jaemin berteriak pada Jaemin karena Jeno tak mendapat jawaban yang dia inginkan.

Jaemin sedikit bingung karena Jeno berteriak dan masih menanyakan siapa dirinya, "Na Jaemin, kekasih kamu" jawab Jaemin pelan.

NonoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang