"Diem, jangan nangis, ntar gue yang dimarahin" Jeno membekap mulut Reno ketika melihat Reno akan menangis, "lu mau ini?" Tanya Jeno.
Reno mengangguk antusias, "hmp!" Reno menatap kakaknya dengan berbinar.
"Tapi jangan ganggu gue, balik kekamar, gue pengen sendiri" ucap Jeno, tetapi Reno menggeleng, Jeno melepaskan bekapan nya.
Reno menarik nafas pelan, "nggak mau, Reno mau disini, yogurt nya buat kakak aja, tapi Reno disini, nemenin kakak" ucap Reno.
"Ck! Lu diem situ, jangan ganggu gue" ucap Jeno ketus, lalu menyerahkan yogurt yang sudah dia buka kehadapan Reno, "nih makan".
"Kan itu punya kakak" Reno hanya menatap yogurt itu, lalu menatap kakaknya.
"Makan!"
"Eung tapi kalau Reno makan nanti Reno harus pergi ke kamar" Reno melengkungkan bibirnya ke bawah.
"Ribet amat, tinggal makan anj- ck makan" Jeno yang tadinya akan berucap kasar hanya dapat mendecak ketika adiknya menatapnya polos.
"Heum yaudah, tapi makan berdua sama kakak ya" Reno mengambil yogurt yang ada di tangan Jeno, lalu menyendok yogurtnya dan mengarahkan ke arah bibir kakak nya, "buka mulutnya kak" ucap Reno.
"Makan aja sendiri" Jeno mengabaikan Reno dan fokus pada acara tv, sedangkan Reno sekarang tengah mem pout kan bibirnya, merasa kesal pada kakaknya.
"Kak...., Ayo donggg, pegel:(" Reno masih bertahan dengan posisinya.
Jeno melirik kearah adiknya dan mendecak, "ck gue makan, udah ini jangan ganggu gue" Jeno melahap sendok yang berisi yogurt tersebut, dan Kembali fokus pada tv.
Reno mengangguk, "iya, Reno gak ganggu kakak lagi" Reno berucap sambil memakan yogurtnya, "eh kak, tau gak?, Masa coba tadi pas pulang sekolah Reno ketemu om om aneh di depan rumah" Reno bercerita.
Jeno hanya mendengarkan dan sesekali melirik Reno.
"Masa coba om om tadi nyebut nyebut nama kakak" Reno mendengus sebal ketika dia mengingatnya.
Kali ini Jeno menanggapi cerita Reno, karna dirinya ada dalam bagian cerita tersebut, "hah? Maksud lu? Nyebut nyebut nama gue gimana?" Jeno menatap adiknya.
"Tadi dia bilang gini, 'saya menginginkan Jeno, tak peduli apapun, pokoknya saya ingin Lee jeno' " Reno berbicara seperti menirukan nada bicara seseorang, dan itu terlihat menggemaskan dimata Jeno, tapi Jeno masih mempertahankan ekspresi datarnya.
"Terus? Lu tau orang itu siapa?" Jeno dapat menebak kalau orang itu Na Jaemin, karna saat Na Jaemin pulang, dia melihat mobil yang sering digunakan untuk mengantar jemput adiknya memasuki halaman rumah, jika benar Na Jaemin, Jeno harus hati hati.
Reno terlihat berpikir, "eumm kayaknya tamu papa deh, soalnya waktu itu Reno pernah liat dia di kantor papa, tapi kok dia nyebut nama kakak? Kakak kenal dia?" Tanya Reno.
"Gak!" Jeno kembali memfokuskan matanya untuk melihat acara tv, tapi pikiran nya kini berkecamuk, antara takut, cemas, dan penasaran akan kata menginginkan, kenapa Na Jaemin menginginkan dirinya? Ah Jeno jadi over thinking.
Mereka berakhir menonton kumpulan film kartun favorit Jeno dan Reno, mereka memiliki film favorit yang sama dan hobi yang sama, mereka menonton film sampai tiga dini hari dan tertidur di karpet ruang tv.
...
Pukul delapan pagi Jeno baru terbangun, badannya terasa pegal, Jeno mendudukan dirinya dan menyandarkan punggungnya pada sofa, Jeno melirik Reno yang masih tertidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nono
RandomNa Jaemin, mafia kejam berdarah dingin yang luluh pada remaja manis yang menggemaskan. Lee Jeno, remaja manis yang dijadikan jaminan atas hutang orang tuanya. Homophobic? mohon menjauh Jaemjen area-!!! Jeno uke Jaemin seme