24

16.6K 1.3K 49
                                    

Remaja manis yang terbaring di ranjang rumah sakit menggeliat dalam tidurnya, matanya mengerjap pelan, lucu, mata lucu itu terbuka perlahan, melihat sekitarnya, mata sipit man lucu nya melirik jam yang menunjukan pukul 01:35.

Dia menghela napas, masih malam, matanya melirik kearah pria yang tertidur di sofa, bibirnya terkekeh pelan, merasa lucu melihat pria arogan itu tidur di sofa.

"Jaem..." Panggilnya pelan.

Sedangkan yang dipanggil masih tidur dengan nyenyak.

"Jaemin...." Panggilnya sekali lagi, suaranya masih pelan, Jaemin mungkin tak akan mendengarnya.

"Na Jaemin!" Suaranya sedikit meninggi, badan Jaemin bergerak pelan, membalikan badannya membelakangi Jeno, remaja manis yang memanggil manggil Jaemin.

Merasa kesal karena Jaemin tak juga bangun, tangannya bergerak menggapai kotak tisu, melemparnya pada Jaemin dengan sedikit keras, "Nana ish!!" Jeno mencebik, kesal.

Jaemin yang terkena lemparan kotak tisu perlahan membuka matanya, menoleh pada pelaku yang melemparnya, dapat Jaemin lihat bibir yang mencebik itu, melengkung kebawah dengan lucu, bibir Jaemin tersenyum tipis saat mendengar panggilan dari remaja manis itu.

"Nana bangun!!!" Jeno sedikit berteriak pada Jaemin.

"Iya iya, saya bangun, kenapa hmm? Ini masih malam" Jaemin mendudukan dirinya di sofa, masih mengumpulkan kesadarannya.

"Laper, pengen makan" bibir pink pucat itu mengerucut lucu, entah kenapa Jaemin berpikir ini bukan Jeno, sangat berbeda dengan Jeno yang biasanya.

"Laper? Mau makan apa?" Tanya Jaemin, Jaemin berdiri lalu menghampiri Jeno.

"Ayam pedesss!!!" Jeno berucap semangat.

"Hey, gak boleh yang pedes pedes! Masih sakit" Jaemin mengingatkan.

"Tapi mau itu heung" bibir Jeno kembali mencebik lucu.

"No!" Ucap Jaemin tegas, "ayam biasa aja ya, jangan yang pedes" Jaemin berusaha berucap lembut.

"Humm iya, yang biasa, gak pedes" Jeno menurut tapi bibirnya masih mencebik dengan pipi yang menggembung, sangat lucu.

"Jangan cemberut dong, nanti saya gigit nih pipinya" Jaemin tak main main dengan ucapan nya, dia memang gemas dengan pipi Jeno, ingin Jaemin gigit tapi nanti Jeno nya takut lagi gimana, tapi Jaemin gemes pengen gigit.

"Ish jangan, udah ah, sana keluar, Nono mau tidur lagi" jaeno menarik selimutnya sampai menutupi kepalanya dan menyisakan rambutnya sedikit.

"Nono? Ini Jeno kan? Kenapa dia seperti ini?" Jaemin bingung, apa yang terjadi dengan Jeno? Kenapa dia seperti anak kecil?.

Jaemin tak terlalu memikirkan nya, Jaemin berpikir mungkin ini sisi ketika dia demam.

Jaemin lalu pergi ke kantin untuk membeli ayam goreng untuk Jeno, dia masih ngantuk sebenarnya, tapi apa boleh buat, dia tak menyuruh bodyguard nya untuk berjaga jadi harus Jaemin sendiri yang pergi untuk membeli nya.

Setelah memesan satu porsi dan susu untuk Jeno, dan juga kopi untuknya, Jaemin kembali ke ruangan Jeno dan menunggu pesanannya diantarkan.

Jaemin masih kepikiran dengan sikap Jeno tadi sebenarnya, dia jadi seperti anak kecil dan memanggil dirinya Nono, Jeno juga memanggil Jaemin dengan sebutan Nana, sungguh membingungkan.

Jaemin sampai di ruangan Jeno, dia tak melihat Jeno di ranjangnya, suara gemericik air dari dalam toilet membuat Jaemin menghela napas lega.

Pintu kamar mandi terbuka, dan Jaemin dapat melihat Jeno yang kesusahan membawa kantung infusnya, Jaemin menghampiri Jeno dan membantunya membawanya.

"Makasih Nana hehe" Jeno tersenyum sampai menampilkan giginya dan juga membuat matanya ikut tersenyum, sangat manis, itu menurut Jaemin.

"Iya" Jaemin tersenyum tipis.

"Nana Nana" panggil Jeno.

"Iya, kenapa hmm?"

"Eumm...., Gak jadi deh Na" Jeno menggeleng pelan.

"Kenapa hmm? Bilang aja, gak papa"

"Gak jadi" Jeno kembali menggeleng, membuat rambutnya jadi tuing tuing.

Tuing tuing gak tuh hehe

Jaemin merasa senang dengan sikap Jeno sekarang, dia menjadi sangat lucu dan tidak menjadi pembangkang seperti biasanya.

"Baiklah" Jaemin mengusap rambut Jeno dengan perlahan.

Setelah beberapa saat, pesanan yang Jaemin pesan pun datang, kini Jeno sedang memakannya dengan lahap, Jaemin terkekeh gemas saat saus tomatnya mengenai ujung hidung Jeno, Jaemin lalu dengan sigap membersihkannya dengan tisu.

Jeno yang diperlakukan seperti itu oleh Jaemin tersenyum, "makasih Nana ( ◜‿◝ )"

Jaemin tersenyum tipis, "iya, makan yang banyak okay?"

"Okayyyy" ucap Jeno sembari mengangkat tangannya dan menyatukan jati telunjuknya dengan ibu jarinya '👌🏻'.

Jaemin kembali tersenyum tipis melihat tingkah Jeno.

Setelah makan, Jeno meminta Jaemin menggendongnya ala koala, Jaemin cukup dibuat bingung lagi dengan tingkahnya, Jaemin hanya dapat menuruti Jeno dan menggendongnya.

"Nana, Uchan Hyung kemana? Pengen ketemu Uchan Hyung" Jeno merengek.

Posisinya kini adalah Jaemin yang menggendong Jeno ala koala dan Jeno yang memeluk leher Jaemin dengan erat, Jeno meletakan kepalanya di perpotongan leher Jaemin.

"Uchan Hyung siapa hmm?" Tanya Jaemin lembut.

"Uchan Hyung...., Yang selalu jaga Nono di depan pintu" Jeno kembali merengek.

"Ohh Sungchan, kenapa hmm? Mau bertemu?" Jaemin kembali bertanya.

Jeno yang mendengar pertanyaan Jaemin menjauhkan kepalanya dan menatap Jaemin dengan mata berbinar, lalu mengangguk dengan antusias, "iya! Mau mau! Ayo ketemu Uchan hyung!!! Ayo Nana! ketemu Uchan Hyung!!!" Jeno mengguncang tubuh Jaemin membuat Jaemin sedikit oleng.

"Sabar sayang, ini masih malem, Uchan hyungnya lagi tidur, besok aja ketemu nya okay?" Bujuk Jaemin.

"Ughh pengen ketemu Uchan Hyung" Jeno kembali merengek, dia menampilkan puppy eyes miliknya dan melengkungkan bibirnya.

"Besok ya, sekarang tidur lagi, masih malem, besok kan mau ketemu Uchan Hyung, tidur ya?" Ujar Jaemin lembut.

"Hu'um" Jeno mengangguk dengan bibir yang masih mencebik.

Tbc

Ada apa dengan Jeno?

NonoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang