3

23.5K 1.5K 25
                                    

Jeno sekarang tengah duduk di kursi cafe menunggu sahabat sahabatnya datang, tapi sudah hampir sejam sahabatnya tak kunjung menampakkan diri.

"Ck! Mereka kemana sih!?" Ucap Jeno sembari mengirim spam chat di grup, Jeno yang kesal karna pesan nya tidak dibalas pun beralih aplikasi dan melihat lihat postingan terbaru dari teman temannya.

"Bangsat! Gue nungguin disini lu pada malah asik ngebucin!!" Jeno berucap kesal kala mendapati sahabatnya memposting foto dengan kekasihnya beberapa menit lalu.

Jeno pun menelpon kembali salah satu sahabatnya.

Setelah menunggu lama akhirnya sahabatnya mengangkat panggilannya, dan berucap tanpa ada rasa bersalah karna membuat sahabatnya menunggu lama.

"Hallo Jen? Gue lagi otw nih sekarang sama njunucapnya santai, sedangkan Jeno yang mendengar nada bicara sahabatnya sekarang sedang menahan kesal dan mengepalkan tangannya agar tak menggebrak meja cafe.

"Tolol ya lu pada, gue nungguin disini udah hampir sejam terus kalian ngapain?! Double date? Cih sahabat gak guna lu" setelah berucap seperti itu Jeno pun mematikan panggilannya dan meminum vanilla late dingin miliknya.

Mood Jeno hari ini sangat buruk, setelah bertemu dengan Na Jaemin mood Jeno semakin buruk dibuatnya, dan sekarang sahabatnya membuat mood nya semakin buruk saja.

Ting!

"Hmm?" Jeno melirik handphonenya yang  berbunyi, menampilkan notifikasi pesan dari no tak dikenal.

"Siapa sih?!" Jeno mengklik notif tersebut dan membalasnya singkat.

+8222-***-***

Jeno Lee?

??

Ah benar ternyata
Saya Na Jaemin, yang tadi siang bertamu ke rumahmu
Jangan kamu block gara gara tadi saya cium kamu

Ck! Mau ngapain lu ngechat gue?!
Ngapain juga gue simpen no lu kagak penting

Pokoknya kamu jangan block, simpen no saya
Jika ada sesuatu atau kamu butuh sesuatu bilang ke saya

Bodo

You blocked this number

"Ck ngapain gue simpen no nya, kagak penting" Jeno kembali menaruh handphonenya di meja dan kembali meminum vanilla latenya sembari menunggu sahabatnya datang.

Kring!

Suara bel pintu berbunyi menandakan sesorang memasuki cafe tersebut, Jeno menoleh dan melihat siapa yang masuk.

Ah ternyata sahabatnya, Jeno melihat sahabatnya sedang memesan sesuatu dan sekarang tengah berjalan menuju mejanya.

Jeno acuh dan memilih memainkan game di handphonenya daripada menyapa sahabatnya.

"Jen? Sorry ya, lu pasti nunggu lama" Renjun, sahabat Jeno, meminta maaf sebelum duduk di depan Jeno.

Sedangkan satu lagi sahabatnya dengan tak ada rasa bersalah mengambil minuman Jeno dan meminumnya sampai tersisa sedikit.

"Ahh!! Haus banget gue, mana panas lagi" dia berucap dengan tak tahu malu setelah meminum minuman Jeno.

Sedangkan si pemilik minuman sekarang tengah menatap tajam sahabatnya, "anjing minuman gue!! Haechan!!!" Jeno sedikit berteriak memanggil namanya.

"Gue ganti Jen, tenang, haus gue" Haechan membalas tatapan tajam Jeno dengan tatapan tanpa dosa.

"Sialan!" Jeno mendesis, dia tak bisa marah pada kedua sahabatnya ini, mau bagaimana pun juga mereka pernah menolongnya saat Jeno dalam bahaya.

"Goblok lu Chan, dah tau Jeno lagi bad mood malah ditambahin" Renjun berbisik pelan kepada Haechan.

"Iye sorry" Haechan balas berbisik.

"Kalian tadi darimana? Gue liat di ig, kalian lagi nge date? Tapi kok gue kagak liat cewek lu chan?" Jeno bertanya dengan mata fokus pada gamesnya.

"Hah?" Haechan nge lag, "oh tadi, iya gue lagi nge date, pacar gue yang kemarin gue bilang lagi kuliah di Canada, dia lagi ada urusan disini, jadi dia ngajakin gue nge date hehe" Haechan tersenyum malu.

Jeno mengernyitkan dahinya, "kok gue kagak liat foto cewek lu? Malah gue liat foto cowok dibelakang lu lagi senyum ke elu" Jeno kembali bertanya.

Haechan yang mendapat pertanyaan seperti itu seketika gugup, "o-oh i-itu, itu temen gue, dia juga lagi balik kesini, emm cewek gue gak suka fotonya di upload di sosmed jadi kagak ada foto dia hehe" Haechan tersenyum, tapi senyum terlihat mencurigakan Dimata Jeno.

"Ohh gitu, kenalin dong ntar ke gue" Jeno menyimpan handphonenya dan menatap Haechan.

"E-em okay" Haechan yang ditatap seperti itu semakin gugup, "kenapa natap gue kayak gitu njir? Serem" ucap Haechan.

"Nggak" Jeno kemudian memanggil pelayan untuk membuatkan kembali vanilla late dingin seperti yang tadi diminum Haechan.

"Hahh gue kira kenapa natap gue kek gitu" Haechan menghela napas pelan kemudian mengambil pesanan nya yang baru diantar oleh pelayan, lalu meminumnya.

Beberapa detik kemudian susana jadi hening, sudah hampir tiga menit susana hening melanda.

"Oh ya Jen, tumben lu ngajak nongkrong, ada masalah?" Renjun yang tak tahan dengan suasana hening pun memulai pembicaraan, Haechan hanya menyimak sembari menatap Jeno.

"Tadi gue ketemu orang gila dirumah" balas Jeno.

"Hah? Orang gila dirumah? Dirumah lu?" Haechan membalas dengan pertanyaan disertai kernyitan di dahinya, merasa bingung dengan ucapan Jeno.

"Yakali anjir ada orang gila di rumah lu, pager rumah lu aja tinggi" tambah Renjun.

"Beneran orgil anjir, dia tamu papa, gue tuh tadi pulang sekolah langsung ke kamar mau tidur, tapi pas gue mau tidur gue dipanggil papa, disuruh kebawah, katanya tamunya mau ngomong sama gue" Jeno menjeda ceritanya dan meminum minuman nya, kemudian lanjut bercerita.

"Nah terus dia ngajak ngobrol di taman belakang, tapi dia bilang kagak ada yang mau diomongin, yaudah gue mau masuk lagi, tapi pas gue jalan, tangan gue ditahan ma dia, dia berdiri di depan gue, terus tiba tiba bilang gue cantik, geli anjir gue dengernya" Jeno bergidik ngeri ketika mengingat kejadian tadi.

"Pfftt lu dikatain 'cantik' ?" Haechan yang sedari tadi menyimak pun akhirnya berbicara sembari menahan tawa kala mendengar sahabatnya yang sangar ini dikatai cantik.

"Iya anjrit, jijik gue dengernya bangsat" Jeno kembali kesal kala kata 'cantik' terngiang di kepalanya.

"Buahahahaha serius njir, Jeno yang sangar dikatain cantik hahaha anjir perut gue" Haechan pun tak bisa menahan tawanya akhirnya tertawa lepas sembari memukuli pelan lengan Renjun.

"Anjir Echan woi sadar anjing, di cafe ini sat!!" Renjun pun membekap mulut Haechan yang tak berhenti tertawa.

"Hmmpp njun!!" Haechan melepaskan paksa tangan Renjun dari mulutnya, "ya gak usah nge bekap mulut gue lah anjir, tangan lu bau" ucap Echan nge gas.

"Bau matamu, gue udah cuci pake tujuh kembang ni tangan" Renjun tak terima.

Mereka debat, sudah biasa mereka setiap bertemu pasti berdebat, Jeno yang menjadi sahabat mereka hanya bisa bersabar kalau ceritanya tak didengarkan.

"Capek gue punya sahabat kek kalian" Jeno berucap sembari menatap kedua sahabatnya datar.

"Gue ngajakin nongkrong tuh pen curhat, bukan ngeliat debat gak jelas, gak ada yang mau dengerin cerita gue lagi ini hah?!" Jeno hanya bergumam dengan masih menatap kedua sahabatnya yang masih berdebat.

Tbc

NonoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang