6

17.3K 1.4K 36
                                    

"ANJING BABI SETAN LEPASIN BANGSAT!!!!" Jeno sekarang tengah berada di gendongan, ah atau lebih tepatnya di pundak anak buah Na Jaemin, dibawa paksa karena tak menurut.

Jeno sejak tadi memberontak dan berteriak membuat anak buah Na Jaemin kewalahan membawanya, Jeno terus melontarkan kata kata kasar dan memukuli punggung anak buah Na Jaemin sejak dia digendong dari lantai dua menuju lantai bawah.

"Bisa jangan teriak? Telinga saya dari tadi sakit mendengar teriakan kamu" orang yang mengendong Jeno meringis karena telinga nya berdengung mendengar teriakan seorang Lee Jeno.

"BODO ANJING!! LEPASIN GUE SEKARANG SETAN!! BANGSAT! PAPA TOLONGIN JENO!!!" Jeno tak mempedulikan kata kata orang itu dan terus berteriak, mereka sekarang sudah sampai di lantai bawah.

"Turunkan dia" Na Jaemin bersuara, Jaemin terus menatap Jeno, lebih tepatnya menatap bokong Jeno dan kaki mulus Jeno, karena sekarang Jeno hanya memakai celana pendek selutut.

Anak buahnya langsung menuruti perintah tuannya, menurunkan Jeno di samping tuannya.

Dukk!

"Akhh!" Orang itu meringis sakit saat Jeno menendang tulang keringnya dengan sangat keras, "kamu..!"  Orang itu menggeram marah sebelum deheman dari tuannya membuat dia menunduk takut.

"Mampus anjing! Suruh siapa lu ganggu gue!" Jeno melangkah menuju ayahnya, tetapi cekalan di pergelangan tangannya menghentikan dirinya, "apa sih sat?!" Jeno menoleh, menatap wajah Na Jaemin yang sangat datar, auranya tidak mengenakan.

"Diam disini, kamu mau kemana?" Nada Na Jaemin sangat dingin, tetapi Jeno yang takut tak takut pada Na Jaemin hanya acuh mendengar ucapan Na Jaemin.

"Balik ke kamar lah, ngapain juga gue disini, lepasin tangan gue" ucap Lee Jeno, dan berusaha melepaskan cengkraman Na Jaemin di pergelangan tangannya.

"Kamu akan ikut sama saya, jadi diam disini!" Ucap Jaemin dengan menatap Jeno tajam.

"Ngapain gue ikut sama lu?! Lu siapa nya gue gitu?! Najis!!" Ucap Jeno jengah.

"Kamu berani sama saya hah?!" Jaemin yang sudah geram akhirnya mencengkram kuat pergelangan tangan Jeno hingga membuat si empunya meringis kesakitan.

"Lu siapa gitu gue harus takut sama lu, kita sama sama makan nasi, ngapain takut!" Jeno masih menjawab ucapan Na Jaemin yang sekarang sudah geram dengan sikap Lee Jeno.

"Masih menjawab?" Jaemin mengeluarkan sesuatu dari balik jas hitamnya, dan benda itu membuat Jeno, Taeyong dan Mina terkejut, "masih mau menjawab jika saya menodongkan benda ini tepat dikepala ayahmu?" Jaemin menodongkan pistol dengan moncong pistol tepat pada dahi Taeyong.

Sedangkan Taeyong sekarang yang masih di tahan pergerakan nya oleh anak buah Na Jaemin tak bisa melakukan apapun, sedangkan Mina sekarang tengah bersiap untuk berlari, sebelum suara tembakan terdengar dan menggagalkan rencananya.

Dor!

Jaemin menembak ke arah langit langit rumah, dan kembali menodongkan moncong pistolnya pada dahi Taeyong, Jeno yang mendengar suara tembakan hanya dapat memejamkan matanya, dia teringat adiknya yang berada di kamarnya.

'Reno, gue mohon jangan keluar'  Jeno hanya dapat berdoa semoga adiknya tak mendengar suara tembakan tersebut dan tetap berada di kamarnya.

"Jangan ada yang bergerak, atau timah panas ini akan membolongi kepala kalian" Jaemin masih mempertahankan posisi nya, menodong kan pistol.

"Bangsat! Jangan arahin pistol itu ke kepala papa!" Jeno menatap Jaemin tajam.

"Jika kamu masih memberontak maka saya akan menarik pelatuknya dan mengakhiri hidup ayah kamu dihadapan kamu" ucap Jaemin, Jeno hanya dapat mengeraskan rahangnya mendengar ancaman Na Jaemin.

"Oke, tapi jatohin pistol lo dulu" ucap Jeno, Jaemin menyeringai tipis, hampir tidak terlihat.

Trakk

Jaemin menjatuhkan pistolnya ke lantai, dan melepaskan perlahan cengkraman tangannya, Jeno melihat pergelangan tangannya yang memerah.

"Sialan! Tangan gue jadi luka bangsat!" Jeno menatap Jaemin tajam.

"Jangan berucap kasar, saya tidak suka" ucap Jaemin datar.

"Siapa lo ngatur ngatur gue" Ucap Jeno cuek.

"Tuan Lee, hutang anda sudah lunas dan perusahaan anda saya jamin akan kembali berdiri, dan sebagai gantinya, anak anda akan ikut dengan saya sebagai bayaran" Jaemin sedikit menyeringai saat melihat wajah Taeyong yang kembali mengeras.

"Saya tidak bilang setuju tuan Na!" Ucap Lee Taeyong dengan penuh penekanan.

"Keras kepala sekali anda ini tuan Lee" Na Jaemin menggelengkan kepalanya pelan dan sedikit terkekeh, "bagaimana jika kita buat perjanjian?"

"Lee Jeno akan bersama saya selama seminggu, jika dalam kurun waktu seminggu anda dapat membayar lunas hutang anda kepada saya, maka saya akan mengembalikan Lee Jeno, saya juga tidak akan menyentuhnya selama seminggu" Jaemin menjeda kalimatnya.

"Tapi jika dalam seminggu anda tidak dapat membayar lunas hutangnya, maka Lee Jeno akan sepenuhnya menjadi milik saya, seluruh tubuhnya, dari ujung kaki sampai ujung rambut, saya bebas melakukan apapun pada tubuhnya, bahkan juga membunuhnya" lanjut Na Jaemin dengan seringaian terpatri di wajahnya.

Jeno yang mendengar itu menggeleng pelan pada sang papa  untuk jangan melakukan itu, tapi papanya bisa apa, lebih baik menyetujui perjanjian yang di buat Na Jaemin, setidaknya dia dapat berjuang sedikit untuk menyelamatkan anaknya dari iblis kejam Na Jaemin, dari pada pasrah dan menyerahkan anaknya begitu saja.

"Baiklah, saya setuju, tapi anda harus berjanji untuk tidak menyentuhnya selama seminggu" Taeyong akhirnya menyetujui perjanjian itu.

Jaemin kemudian mengambil selembar kertas dengan corak emas, lalu memberikannya pada Lee Taeyong, "tanda tangani surat perjanjian ini, bubuhi juga dengan darah anda, saya juga akan melakukan hal yang sama"

"Ya" Taeyong hanya menjawab singkat, lalu berjalan menuju meja dan mulai menanda tangani surat itu dan sedikit menyayat ibu jarinya dan men cap kan darahnya di atas tanda tangannya.

"Sudah" Taeyong memperlihatkan surat tersebut pada Lee Taeyong, dan Jaemin pun melakukan hal yang sama.

'sialan!'  Jeno berlari begitu saja ke lantai atas ketika semua orang tidak memperhatikannya.

Tbc

Jaemin mulai beraksi wkwk

NonoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang