Pukul delapan lewat Jaemin baru saja sampai di mansion nya, dia langsung pergi menuju kamarnya, mengabaikan sapaan para pelayan dan pengawalnya.
Setelah sampai di lantai tiga, Jaemin langsung melihat Sungchan yang tertidur di sofa dengan posisi duduk, Jaemin menghampiri Sungchan sebelum masuk ke dalam kamar, dia menepuk pundak Sungchan.
"Sungchan, bangun, pergi ke kamarmu, leher mu akan patah jika kau tidur seperti ini" ucap Jaemin, Sungchan yang mendengar suara yang tak asing di telinganya membuka matanya perlahan, dia mendongak, menatap sosok di depannya dengan dahi mengerut, masih menyesuaikan dengan cahaya sekitar.
Setelah tersadar siapa yang berada di depannya, Sungchan langsung berdiri dan membungkuk, memberi salam, "ah tuan, selamat pagi, maaf saya tertidur saat bertugas, untuk dokumen semalam sudah saya kirim file nya lewat email tuan" Sungchan langsung memberi laporan tentang pekerjaannya sembari menunduk.
Jaemin yang mendengar ucapan Sungchan hanya tersenyum tipis, sangat tipis, "ya pagi, sudahlah, jangan membahas pekerjaan, kepalaku sedang sakit, lebih baik kau tidur sekarang, kau pasti lelah, aku akan masuk dulu" ucap Jaemin lalu pergi, sedangkan Sungchan sekarang tengah membungkuk, setelah itu pergi ke kamarnya.
Sedangkan Jaemin sekarang sudah berada di dalam kamarnya, dia tak lupa mengunci pintu lalu menghampiri Jeno yang tertidur diatas kasurnya, dengan posisi duduk, bersandar pada sandaran kasur dengan tangan yang masih terikat.
Jaemin memperhatikan wajah Jeno yang terlelap, Jaemin perlahan mengelus pipi Jeno, jejak air matanya masih ada disana, Jaemin kemudian melepaskan ikatan di pergelangan tangan Jeno, ada sedikit rasa bersalah di hatiny ketika melihat luka di pergelangan tangan Jeno.
Dielus nya perlahan luka tersebut, dapat Jaemin rasakan tangan Jeno yang tersentak saat Jaemin menyentuh lukanya, sepertinya sangat perih, Jaemin kemudian membetulkan posisi tidur Jeno menjadi telentang, dirinya beranjak mencari kotak p3k dikamarnya.
Setelahnya, Jaemin kembali menghampiri Jeno, dia duduk perlahan di pinggir kasur, meraih tangan Jeno lalu dengan telaten mengobati nya, walau harus pelan pelan agar Jeno tak terbangun.
'hahh maafkan aku Jeno, aku hanya merasa marah saat kamu mencoba kabur, aku tau kita baru bertemu, dan kita juga tak saling mengenal, tali entah kenapa aku sangat jatuh cinta saat pertama kali kita bertemu' Jaemin hanya berucap didalam hatinya, dia tak tahu mengapa lidahnya terasa kelu saat akan mengucapkan kalimatnya.
Setelah selesai membalut luka Jeno dengan perban, Jaemin langsung membereskan kotaknya dan menaruhnya kembali, Jaemin langsung pergi ke kamar mandi setelah melepas jas nya, dia akan berendam sebentar.
Sudah sekitar tiga puluh menit Jaemin berendam, Jaemin memutuskan untuk menyelesaikan acara berendam nya, setelah memakai pakaian santainya.
Jaemin hanya menghela napas lelah saat keluar dari walk in closet, kamar nya belum di bereskan, Jaemin tak mengijinkan pelayan masuk ke kamarnya, jadi dia harus membersihkannya sendiri.
Jaemin membereskan barangnya, dia harus membeli lampu tidur baru, lampu tidur nya pecah, beberapa barangnya juga rusak, seperti jam, bingkai foto, hiasan dari kaca, semua nya rusak dan pecah.
Jeno yang terganggu karna suara yang Jaemin timbulkan mulai membuka matanya, mengerjap pelan, menyesuaikan cahaya disekitarnya, kemudian menoleh ke sumber suara yang membuatnya terbangun.
Jaemin yang habis meletakan barang nya di kotak dan menaruhnya di meja berbalik dan melihat Jeno yang terbangun dan sedang menatapnya, Jaemin berjalan menghampiri Jeno dan duduk di samping Jeno.
Jeno menghindari tatapan Jaemin dan memalingkan wajahnya saat tangan Jaemin mengusap pipinya, "sudah bangun hmm? Mau sarapan?" Tanya Jaemin.
Jeno tak menjawab, dia masih marah dengan apa yang Jaemin lakukan kemarin, tapi Jeno lapar:(
Jaemin hanya menghela napas saat Jeno tak merespon, "kita makan ya, saya gak mau kamu tambah sakit, kamu bahkan belum sembuh, untuk kali ini jangan menolak" Jaemin mengangkat tubuh Jeno secara tiba tiba, membuat si empu nya kaget dan reflek memeluk leher Jaemin.
Jeno menatap Jaemin dengan raut kesal, "sialan! Kalau mau gendong bilang dong sat, kaget gue anji--
Cup!
"Jangan berbicara kasar, saya gak suka bibir cantik kamu ngeluarin kata kata kasar" Jaemin mengecup bibir Jeno sekali lagi membuat Jeno terdiam lalu tak lama menelusupkan kepalanya ke perpotongan leher Jaemin.
"Sialan! Lu bilang mau makan, kenapa maen cium cium bibir gue anjing" gumam Jeno, suaranya teredam, dan hembusan napas hangat nya menerpa leher Jaemin.
Jaemin tersnyum, "iya iya, kita makan sekarang" Jaemin lalu pergi ke bawah, dengan Jeno di gendongannya.
...
Mereka sekarang sudah duduk di meja makan, makanan sudah tersaji di depannya, dan Jeno sekarang sudah pasrah duduk di kursinya, menerima suapan dari Jaemin.
"Jaem, gue bisa makan sendiri" ucap Jeno dengan mulut yang penuh makanan.
"Telan dulu Jeno, tangan kamu luka, jadi diam saja, biar saya suapi" ucap Jaemin dan memasukan sendok berisi makanan ke mulutnya sendiri.
"Ck" Jeno menelan makanan nya, "ini juga gara gara lu, kenapa coba lu iket tangan gue, mana iketan nya kenceng lagi, perih tau gak" Jeno mendengus malas lalu mulutnya kembali penuh dengan makanan.
"Iya maaf, kamu juga kenapa mau kabur? Kan kemarin udah janji gak bakal kabur"
"Ya siapa juga yang mau tinggal sama orang asing, mana dijadiin jaminan hutang lagi, cih" Jeno mendecih, "udah, gue kenyang" Jeno memalingkan wajahnya saat Jaemin menyodorkan sendok penuh makanan.
"Tapi baru sedikit Jeno" Jaemin menghela napas, "yasudah, sekarang minum obat" Jaemin mengambil beberapa botol obat, lalu menyuruh Jeno meminumnya, Jeno kali ini menurut tanpa harus dipaksa oleh Jaemin.
Yah, mungkin hanya untuk beberapa saat.
Tbc
Uwu uwu dikit( ╹▽╹ )
150+ vote sama 20 komen lanjut
Bisa gak?
KAMU SEDANG MEMBACA
Nono
RandomNa Jaemin, mafia kejam berdarah dingin yang luluh pada remaja manis yang menggemaskan. Lee Jeno, remaja manis yang dijadikan jaminan atas hutang orang tuanya. Homophobic? mohon menjauh Jaemjen area-!!! Jeno uke Jaemin seme