18

15K 1.2K 76
                                    

Maap kalo chapter kali ini gaje dan tidak nyambung
(• ▽ •;)

Kalo ada typo/salah kata tandain ya

...

Jaemin dan Taeyong saling diam, tak berbicara sejak kepergian Jeno. Taeyong yang menunduk dan Jaemin yang tak acuh sembari meminum kopinya.

"E-em tuan Na, tentang hutang saya--

"Anda tidak perlu membayar seperti kata Jeno" ucap Jaemin memotong kalimat Taeyong.

Taeyong mendongak, menatap Jaemin yang sedang memainkan tab nya, "h-hah? Tapi..., Jeno bisa ikut pulang dengan saya?" Suara Taeyong pelan, takut jika itu membuat Jaemin marah.

"Tidak"

Satu kata itu membuat dada Taeyong sesak, dia tidak ingin terpisah dengan anaknya.

"Tuan Na, biarkan Jeno pulang dengan saya, saya akan berusaha membayar hutangnya tuan, saya akan bayar separuh dulu, tapi biarkan saya membawa Jeno!" Taeyong menegakan badannya, memberanikan diri menatap Jaemin.

"Anda tidak ingin pulang dengan hanya nama kan tuan Lee?" Jaemin berucap dingin, mendengar ucapan Taeyong membuat Jaemin marah.

"Tuan Na saya mohon, anak saya, Reno sedang sakit, dia ingin bertemu kakaknya, saya mohon tuan, saya akan bekerja dengan sisa umur saya dengan anda tuan, tapi biarkan saya membawa Jeno pulang, saya mohon" Taeyong berlutut di lantai sembari menunduk, tangannya mengepal, dia memohon pada Na Jaemin.

"Bekerja dengan saya? Menjadi apa? Bodyguard? Hh badan anda saja kurus begini" Jaemin menjawab dengan sarkas.

"Jadi apa saja tuan, saya akan terima menjadi apa saja, asal tuan membiarkan saya membawa Jeno, jika menjadi tukang kebun pun tak apa tuan" Taeyong hanya dapat memohon sekarang.

"Bagaiman jika menjadi jalang kakak ku?"

Jalang? Apa Taeyong harus terima?

Taeyong akan menjawab namun suara keras seseorang memotong kalimatnya.

"Saya-

"NA JAEMIN SIALAN!! LO PIKIR PAPA GUE APAAN ANJING?!" Jeno, dia baru saja akan menghampiri mereka berdua, namun ucapan Jaemin membuat Jeno terdiam, ayahnya disuruh menjadi seorang jalang? Sialan!

"Jeno!?" Taeyong terkejut mendengar ucapan Jeno, dia mengumpati Jaemin? Apa Jaemin akan membunuh nya disini.

"Lee Jeno? Kenapa disini? Sudah saya bilang tunggu di kamar, kenapa tak menurut?" Jaemin berdiri, menghampiri Jeno, namun Jeno menghindar.

"Jangan deket deket lo bajingan!!" Jeno terus mundur, namun Jaemin tidak berhenti, dia terus mendekati Jeno dan membuat Jeno terpojok di tembok.

"Berhenti berkata kasar Jeno! Masuk ke kamar, urusan saya dengan ayah kamu belum selesai, jangan mencampuri urusan saya dan ayah kamu!" Jaemin menarik tangan Jeno dan mendorong Jeno kearah Sungchan, "Bawa ke kamar, kunci kamarnya" Jaemin lalu melempar kuncinya pada Sungchan.

"Baik tuan, ayo Jeno" Sungchan menarik tangan Jeno menuju lift.

"LEPASIN BANGSAT!!" Jeno menginjak kaki Sungchan membuat Sungchan melepaskan cengkraman nya, Jeno berlari menuju Jaemin dan menonjok pipi Jaemin dengan keras, membuat Jaemin tersungkur.

Taeyong menatap kaget aksi anaknya yang dengan berani menonjok Jaemin, dia takut, dia takut anaknya di apa apa kan oleh Jaemin.

Jaemin terkekeh sembari menyeringai, dia mendongak menatap Jeno yang menatap nya tajam, ah dia merasa Dejavu, "pukulan ketiga yang ku terima dari mu heh, berani juga ya kamu, Sungchan, bawa Jeno, seret saja jika dia memberontak" ucap Jaemin dingin.

NonoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang