Keesokannya Jeno sudah diperbolehkan pulang oleh Winwin, sekarang Jeno sedang duduk diatas ranjang- ah ralat, duduk di pangkuan Jaemin maksudnya.
Tidak hanya jaemjen, didalam ruangan itu juga ada Sungchan, Sungchan sedang membereskan barang barang Jeno dan Jaemin. Punggung Sungchan belum sembuh total, tapi dia memaksa untuk ikut pulang dan membantu Jaemin.
"Jaem, pengen hp" ucap Jeno tiba tiba, suaranya sangat pelan.
"Hmm? Ingin apa?" Jaemin sebenarnya mendengar hanya saja dia ingin mengerjai Jeno.
"Nggak jadi" Jeno menggeleng lalu setelahnya mendengus.
Dia sudah mencoba sabar dari kemarin, berusaha menjadi anak baik dan penurut, namun itu semua masih belum bisa meluluhkan hati Jaemin, Jeno kesal dan menyesal menjadi anak penurut.
"Mau turun, awas" Jeno beranjak untuk turun dari pangkuan Jaemin namun Jaemin malah memeluk pinggang Jeno dengan erat dan meletakan kepala di pundak Jeno, mengendus leher Jeno yang sangat harum.
"Diam disini, jangan pergi kemana mana" ucap Jaemin dengan suara beratnya, yang membuat Jeno seketika merinding mendengarnya.
"Ck!" Jeno mendecak kesal, dia menjauhkan dirinya dari Jaemin, namun Jaemin malah menciumi leher jenjang Jeno.
"Jaemin!" Jeno sedikit berteriak saat Jaemin menghisap kulit lehernya, dia bergerak gerak untuk melepaskan diri.
"Makanya diam, kamu mau saya buat lebih banyak?" Jaemin semakin mengeratkan pelukannya.
"Gak!" Jeno menggeleng cepat, besok dia akan sekolah, tak mungkin kan dia berangkat dengan leher yang banyak tandanya.
"Makanya diam"
"Huh! Sialan" Jeno kembali mendengus.
Cup
Jeno mematung, menatap kaget Jaemin yang tersenyum tipis.
"Jangan berucap kasar" ucapnya.
"Sialan Jaemin!!" Jeno memukul dada Jaemin dengan kuat, namun juga dengan pipi yang merah bak tomat.
"Hahaha maaf maaf, sudah berhenti, pukulan kamu gak berasa sama sekali" Jaemin menghentikan tangan Jeno yang masih memukulinya, menggenggamnya dengan lembut.
Jeno mencebikan bibirnya, berbalik membelakangi Jaemin.
"Jangan marah, pulang dari sini kita langsung beli apa yang kamu mau" ucap Jaemin dan sekali lagi, Jaemin mencuri ciuman, tapi kali ini di pipi Jeno, Jaemin menciumnya dengan sayang pipi chubby milik Jeno.
"Janji?" Jeno berbalik, menatap Jaemin dengan wajah senang.
"Iya, janji" Jaemin tersenyum manis.
Jeno buru buru membalikan badannya, entah kenapa pipinya memanas melihat Jaemin tersenyum seperti itu, jantungnya juga berdetak dua kali lebih cepat.
"Astaga, mata ku ternodai" suara hati seseorang yang sedari tadi menonton drama secara langsung.
...
Jaemin menepati janjinya, dia membawa Jeno pergi ke mall dan membeli apa yang Jeno mau, ternyata 'mau' Jeno sangat banyak.
Jaemin saat ini sedang membawa beberapa paper bag barang milik Jeno, diantaranya ada sepatu, hoddie, laptop, iPad, tas ransel, dan kaos, kemeja, juga celana milik tuan muda Jeno.
Jaemin hanya dapat mengikuti Jeno yang sedari tadi mondar mandir di mall, memilih barang apalagi yang dia inginkan.
Jaemin tak masalah dengan itu, selama Jeno bersikap baik dan menjadi penurut semua yang Jeno mau akan dia belikan, apapun itu. kalau Jeno meminta pantai pun akan Jaemin belikan, membeli pantai tak akan membuatnya jadi gelandangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nono
De TodoNa Jaemin, mafia kejam berdarah dingin yang luluh pada remaja manis yang menggemaskan. Lee Jeno, remaja manis yang dijadikan jaminan atas hutang orang tuanya. Homophobic? mohon menjauh Jaemjen area-!!! Jeno uke Jaemin seme