22

16.4K 1.3K 43
                                    

"Jaem...."

Si pemilik nama mendongak, menatap pria dengan balutan pakaian dokter yang baru saja keluar dari ruangan di depannya.

"Hyung...." Ucapnya lirih, "Jeno gimana Hyung? Dia gak papa kan? Sakitnya gak parah kan Hyung?" Jaemin berdiri, bertanya dengan nada khawatir.

"Iya, dia gak papa, udah jangan nangis, wakil ketua mafia kok nangis" ucap nya dengan sedikit ejekan.

"Hyung!" Jaemin yang mendengar ucapan Hyung nya dengan segera menghapus air matanya, "Winwin Hyung juga waktu Jaehyun Hyung luka nangis kan, huh!"

Winwin yang mendengar ucapan Jaemin terkekeh, dirinya merasa aneh dengan Jaemin belakangan ini, atau mungkin setelah kehadiran Jeno, Jaemin jadi seperti kembali ke dirinya yang dulu, banyak tersenyum sampai menangis saat Jeno terluka, padahal itu semua juga karena ulahnya.

Winwin merasa berterima kasih pada Jeno, karena sudah menghilangkan sebagian sifat dingin Jaemin, Winwin berharap Jeno dapat membuat Jaemin menjadi Jaemin yang dulu, yang banyak tersenyum dan tertawa.

"Haha iya iya, masuk sana, Jeno dari tadi nge gumam terus, gak jelas, tapi dia sering nge gumam takut sama sakit, gak kamu apa apain kan Jaem?" Mata Winwin memicing menatap Jaemin.

"Gak Jaemin apa apain kok Hyung! Tapi kata ayahnya dia punya trauma" ucap Jaemin, "keadaan Sungchan gak papa kan Hyung? Umm maaf udah nge lukain Sungchan" lanjut Jaemin sembari menunduk.

"Hmm iya, gak papa, sana masuk, Hyung mau liat Sungchan dulu"

Jaemin mengangguk lalu masuk kedalam ruangan Jeno. Mereka ada di rumah sakit sekarang, Jeno tiba tiba kejang tadi, napasnya juga tak beraturan, detak jantungnya melemah, jadi Jaemin langsung membawa Jeno pergi ke rumah sakit.

Jaemin kembali menutup pintu dengan pelan saat sudah masuk ke dalam ruangan, dia melihat Jeno yang terbaring di ranjang rumah sakit dengan mata terpejam, entah tidur atau tidak, dahinya penuh keringat tapi Jeno juga menggigil, napasnya juga masih terlihat lemah.

"Jen..." Jaemin duduk di kursi samping ranjang Jeno, dia memegang tangan Jeno yang tak di infus, tangan nya panas, tangan Jaemin berpindah ke dahi Jeno, meletakan telapak tangannya disana, sangat panas, sepertinya Jeno demam.

"Sebentar ya Jen" ucapnya lalu berdiri, dia pergi keluar mencari Winwin.

Jaemin pergi ke ruangan Sungchan, membuka pintu dan melihat Winwin yang sedang menyuapi Sungchan, "Hyung" panggilnya, si pemilik nama menoleh.

"Ada apa jaem?"

"Jeno demam, beri dia obat"

"Eum okay sebentar, bisa bantu Sungchan makan, dia masih lemas" Winwin memberikan mangkuk berisi bubur pada Jaemin.

"H-hyung tak apa, aku bisa memakannya sendiri, tuan ikut Winwin Hyung saja, saya bisa sendiri, tak apa" Sungchan berucap tak enak.

"Sudah diam, Hyung, pergi lihat Jeno" ucap Jaemin lalu duduk di kursi, menyodorkan sendok berisi bubur pada Sungchan.

"T-tuan, tak usah" Sungchan merasa tak enak dengan Jaemin, dia menunduk.

"Sungchan" ucap Jaemin, Sungchan mendongak takut, menatap mata tajam milik Jaemin "Ayo cepat, tangan saya pegal" lanjutnya.

"Biar saya sendiri saja tuan" Sungchan berusaha mengambil mangkuk dan sendok yang dipegang Jaemin.

"Cepat buka mulut atau kau akan mendapat hukuman seperti kemarin" ancam Jaemin.

Sungchan yang teringat dengan kejadian kemarin langsung saja melahap makanan yang di sodorkan oleh Jaemin, dia masih takut, walaupun tak begitu sakit, entah apa yang Jaemin minumkan padanya kemarin sehingga dia setengah sadar.

Acara makan Sungchan yang disuapi oleh Jaemin berlangsung cepat karena Sungchan makan dengan lahap, Winwin belum kembali, entah dia langsung pergi menangani pasien lain atau masih menangani Jeno.

"Yang mana obat yang diminum sekarang?" Tanya Jaemin pada Sungchan sembari menunjukan beberapa obat.

"Hanya satu" Sungchan mengambil satu bungkus obat dan langsung di minumnya, Jaemin terus menatap Sungchan.

"Terima kasih tuan sudah menyuapi saya"

"Bisa tidak usah pakai embel embel tuan? Kamu sudah saya anggap sebagai adik saya sendiri, jadi jangan memanggil saya tuan lagi, saya tidak suka"

"A-ah baik Hyung" ucap Sungchan pelan.

"Baiklah, cepat sembuh, maafkan saya, saya emosi kemarin, saya akan mengecek Jeno dulu" Jaemin berucap lalu pergi dari ruangan Sungchan.

Sungchan juga langsung merebahkan tubuhnya, walaupun perih karena luka di punggungnya jadi tertekan, tapi Sungchan berusaha tidur, dia harus cepat sembuh, luka segini belum seberapa dengan luka yang didapati nya saat membantu Jaemin dan tertembak di bagian perut dan kaki, itu lebih menyakitkan.

Sedangkan Jaemin kini sudah berada di depan kamar rawat Jeno, Jaemin akan masuk, namun sebuah pembicaraan menghentikannya, Jaemin terus mendengarkan dengan seksama apa yang Jeno dan Winwin obrolkan.

"Ohh jadi waktu smp? Gara gara di kerjain Jeno diculik?"

"Iya Hyung, Jeno selalu ngurung diri abis kejadian itu, papa juga jadi overprotektif sama Jeno, tapi pas masuk sma Jeno salah pergaulan dan jadi anak berandalan"

"Eum gitu, yaudah kalau gitu, Jeno istirahat ya, jangan terlalu mikirin apa yang Jaemin lakuin kemarin, Hyung keluar dulu"

Jaemin yang mendengar ucapan Winwin buru buru duduk di bangku depan ruangan Jeno, Jaemin pura pura tak mendengar  obrolan Winwin dengan Jeno.

"Jaemin?"

"Eoh Hyung, Jeno sudah minum obat?" Jaemin berdiri.

"Iya sudah, dia tadi cerita ke Hyung tentang trauma nya"

"Jadi yang bikin Jeno trauma apa Hyung?"

"Sini, kita obrolin di ruangan Hyung" Winwin menarik tangan Jaemin menuju ruangannya, "makanan Sungchan habis? Sudah minum obat?" Tanya Winwin.

"Sudah Hyung, Sungchan makan dengan banyak" jawab Jaemin.

Tbc

150+ vote sama 20+ komen( ╹▽╹ )

NonoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang