"Kamu mau kemana?" Rian samar-samar mendengarkan pembicaraan Arsya, Ersya dan Anara di koridor tadi. Anara menolak ajakan Ersya untuk nonton film di bioskop nanti sore.
"Mau nemuin kak Nanda sama temen aku yang lain," ujar Anara sambil menyuapi Rian sesendok seblak miliknya.
"Cowo?" Tanyanya perlahan, karna sedang mengunyah kurupuk seblak.
"Kak Nanda itu cewe kak," Rian hanya ber'oh'ria aja.
"Perlu aku anter?"
"Aku perginya sama kak Arya,"
"Yaudah kalau gitu."
****
Anara menyusuri setiap dinding berwarna putih dengan pencahayaan yang sedikit minim, menemukan sebuah ruangan dengan pintu coklat lalu ia ketuk secara perlahan.
"Siapa?" Terdengar suara seorang wanita dari dalam sana dengan begitu lantang. Di bukanya pintu itu, dengan senyuman hangatnya perempuan itu menjawab hanya dengan kepalanya yang memasuki ruangan. "Anara,"
"Oh hai Anara, apa kabar?" Wanita itu, seolah teman yang sudah lama tak Anara jumpai.
"Aku baik, Kak Nanda sendiri gimana kabarnya? "
"Alhamdulillah baik,"
"Ada cerita tentang Kak Dave?" Kedekatan Anara dan Nanda memang baru terjalin dalam 5 bulan terakhir, namun karna Anara yang friendly membuat mereka sangat akrab saat ini.
"Dia sibuk banget akhir-akhir ini, komunikasi aja jarang sekarang,"
"Jangan overthinking oke? Percaya deh sama aku everything is will be fine,"
"Aku juga nyoba buat ga mikir macem-macem, tapi ya kalau dia beneran macem-macem pasti alamat jadi pecak sama bapak,"
"Bener juga." mereka tertawa besar di ruangan tersebut.
"Oh iya, aku rencana mau ke Bali minggu depan,"
"Kalau kamu jauh dari jangkauan aku, kalau kamu kenapa-napa sulit nanti penangannya Anara,"
"Kak Nanda belum ketemu sama kak Wiliam?"
"Belum,"
"Kak Wiliam bakalan bantu kakak ngurus penyakit aku ini. Nanti aku minta kak Wiliam buat konsul sama kak Nanda seputar keadaan aku, dan kayanya kak Wiliam bakalan ikut aku ke Bali nanti,"
"Bagus kalau ada dokter yang ahli di sisi kamu,"
"Kak Wiliam di kirim sama kakek dari Jerman, aku harap kakak sama kak Wiliam bisa kerja sama,"
"Bakalan kakak usahain kok Anara,"
"Makasih."
=-༺♥༻-=
Setelah banyak hal yang diobrolkan oleh mereka, sekarang Anara pamit untuk pergi ke tempat lain, bersama Arya yang menunggunya di luar. Arya tak turut menemui Nanda, karna hubungan keduanya yang tak baik.
"Kak kita ke cafe yang di perempatan ya?"
"Um okay, aku supir pribadi mu hari ini nona." Anara menatap wajah tampan kakaknya sayang. Betapa beruntungnya ia mendapatkan orang-orang baik di sekelilingnya.
Mereka sampai di cafe yang tak jauh dari rumah sakit tempat Nanda bekerja, di sana sudah ada seseorang yang menunggunya.
"Maaf ya udah bikin nunggu lama," ucapnya pada laki-laki berkulit sawo matang dengan perawakan tinggi.
"It's okay,"
"Hai Jake, apa kabar?" Sapa Arya pada laki-laki tersebut.
"Baik, lo sendiri gimana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Impian Untuk Rian
Teen Fiction❝Kak Rian?❞ gadis bermanik hitam pekat itu menatap Rian dengan penuh tanda tanya. wajah cantik nan memikatnya menunggu jawaban dari Rian, ia yang masih memikirkan jawaban yang tepat untuk gadisnya. *•••••℘℘℘••••* ❝Hai kak Rian!❞...