Keluarga Yusan aryunandyaz di hebohkan oleh kabar putri bungsunya yang pulang diantarkan oleh sosok pangeran bermotor hitam (bukan berkuda putih ya?) Menurut informasi yang di berikan Arin selaku ibu negara di rumah tersebut, ketampanannya di gadang-gadang melebihi ketampanan suaminya tercinta yaitu Yusan dan anak pertamanya yang bernama Arya.
Ibu rumah tangga itu mendadak heboh sendiri saat melihat putrinya yang kaku memeluk pinggang sang pangeran dengan mesra. Bukan tidak mungkin jika Anara langsung di introgasi oleh ibu biologisnya itu.
"Mom... Anara mau ganti baju dulu, takut kena flu," gadis itu merengek pada ibunya yang bertanya posesif pada dirinya hingga tak melihat keadaan anaknya yang basah kuyup akibat hujan.
"Tapi sayang jawab dulu, itu pacar kamu bukan?"
"Bukan Mom..." Arin tak percaya, 16 tahun ia mengenal putri kecilnya. Gadis kaku pecinta buku serta bolu ketan hitam itu hanya berfokus pada impiannya tanpa bertekad untuk memiliki pacar. Katanya, hanya mengganggu jam belajarnya. Namun sekarang? Putrinya malah pulang dengan laki-laki tampan.
Anara langsung melenggang menuju kamar abu-abunya lalu mengguyur tubuh dinginnya dengan air hangat. Kepalanya pening bukan main, apalagi saat ibunya terlalu banyak bertanya padanya tadi. Perempuan itu memutuskan untuk tidur setelah mandi, memasang lagu cukup kencang di kamar kedap suaranya agar tak mendengar perghibahan yang akan mengguncang keluarganya sebentar lagi.
****
"Tuan putriku terchintahhh selamat pagiii," suara milik kakak tunggalnya menggelegar keseluruh rumah saat melihat adik bungsunya menuruni anak tangga dengan seragamnya.
"Kakak niat banget sih bikin gendang telinga Anara pecah pagi-pagi. Rumah kita ini ga selega istana merdeka kak... gausah teriak-teriak kaya tarzan di hutan," ia menatap jengah kakaknya lalu duduk di sebelah Ayahnya.
"Wajar aja baby dia kan waktu bayinya pernah di culik sama kingkong terus di tahan selama 5 tahun. 17 tahun hidup di kota bikin dia frustasi karna ga bisa sebebas di hutan," ucap Yusan sambil mengelus surai hitam Anara dengan sayang.
"Dad....." panggil Arya dengan nada lembut.
"Whyy?" Tentu Yusan menanggapi.
"Fuck you!" Dengan lantang pria itu mengucapkan permusuhan pada ayahnya, mengibarkan bendera peperangan yang berwujud jari tengah dan ia kibarkan tinggi-tinggi di atas meja makan.
"Fuck you too!!" Alih-alih emosi, Yusan malah membalas kibaran bendera itu berupa acungan jari tengah yang sama.
****
"Araaaaaa!" gendang telinganya kembali terguncang akibat teriakan Arsya. Perempuan itu memeluk Anara sayang lalu beralih menggandeng lengan mungilnya.
"Kesambet?"
"Ish kok gitu? Gue kangen banget sama lo,"
"Please deh Arsya gausah belaga alay kaya bocil yang baru pacaran sehari,"
Arsya mengerucutkan bibirnya, "kit ati aku bestie di bilang bochil, padahal kan aku bayikkk," Anara hanya memutar bola matanya malas.
"Eh eh lu bawa apa?" Manik coklat tuanya tertarik menatap paperbag berwarna putih yang di jinjing oleh Anara.
"Seragam sama jaket punya orang,"
"Lo nyediain layanan jahit Ra? Atau beralih profesi jadi tukang laundry?"
"Gue ga mau jelasin, panjang kali lebar kali alas,"
"Kaya rumus volume kotak," Anara hanya terkekeh pelan. Emang beda kalau becanda sama orang pinter mah.
![](https://img.wattpad.com/cover/308413029-288-k783486.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Impian Untuk Rian
Teen Fiction❝Kak Rian?❞ gadis bermanik hitam pekat itu menatap Rian dengan penuh tanda tanya. wajah cantik nan memikatnya menunggu jawaban dari Rian, ia yang masih memikirkan jawaban yang tepat untuk gadisnya. *•••••℘℘℘••••* ❝Hai kak Rian!❞...