Arsya membawa Anara menuju kelas musik yang sudah tak terpakai lagi tapi masih di jaga kebersihannya oleh penjaga sekolah.
"Arsya kenapa? Kenapa tiba-tiba marah? Kamu juga bentak kak Rian tadi, kamu marah sama aku dan kak Rian?"
"Anara dengerin gue!" Ucap Arsya sambil memegang kedua bahu Anara.
"Ersya suka sama kak Rian." Anara terlihat tenang-tenang saja.
"Dia pengen rebut Rian dari lo Ra!" Lanjut Arsya.
"Anara tau, memang selama Liat aku sama kak Rian berinteraksi Ersya mandang gak suka diem-diem. Aku awalnya cuma ngeduga-duga aja, tapi pernyataan kamu buat aku pasti. Makasih Arsya,"
"Lo kok gak marah sih Ra?"
"Arsya... mencintai itu bukan hal yang salah, berjuang juga gak salah. Asalkan tetap pada jalan yang benar. Aku sama kak Rian baru pacaran dan belum kejenjang yang lebih serius, kak Rian masih sepenuhnya milik Bunda dan aku masih sepenuhnya milik Mommy dan Daddy."
"Gimana kalau dia berbuat nekat Ra? Gue takut lo kenapa-napa. Barusan aja gue adu mulut sama dia karna gue bela lo! Yang lebih parahnya lagi dia bilang kalau dia yang selama ini neror lo dan hasut orang-orang buat gak suka sama lo!"
"Makasih karna Arsya peduli sama Anara... bilangin sama Ersya, kasih Anara waktu seminggu lagi sama kak Rian. Setelah itu Anara bakalan lepasin kak Rian dan menjauh dari kehidupan kak Rian..."
"Lo ngelepas Rian Ra?" Anara mengangguk dengan mantap.
"Kenapa?"
"Kayanya Arsya memang harus tau, aku gak bisa nyembunyiin ini dari kamu. Tapi Arsya harus janji kalau Arsya bakalan simpen ini sendirian, jangan sampe yang lain tau. Apa lagi kak Rian,"
"Gue janji Ra,"
"Anara sakit. Ginjal Anara rusak dan ga bisa bertahan lebih lama lagi, dokter bilang Anara cuma bisa bertahan sampe kenaikan kelas tahun ini,"
"Ra... gaada jalan lain?"
"Sebenernya ada satu cara, yaitu melakukan operasi, untuk menggantikan ginjal Anara yang rusak dengan ginjal pendonor. Tapi sayangnya, selain mempunyai keistimewaan pemahaman yang cepat juga IQ yang tinggi, Anara juga punya golongan terlangka di dunia, golongan darah Anara AB negatif. Setiap melakukan cuci darah yang dulu di lakukan tiap 3 bulan sekali di persering menjadi 1 bulan sekali dan sekarang jadi 2 minggu sekali, Anara ngambil darah kak Jack yang juga punya golongan yang sama dan mengalami produksi darah lebih banyak. Daddy udah berusaha keras buat nyari pendonor buat aku, tapi hasilnya gaada. Semua pendonor gaada yang cocok buat aku. Kedatangan Granma sama Granpa pun bukan semata-mata berkunjung, tapi mereka mau bahas soal penyakit aku ini Arsya. Aku udah nyuruh Daddy buat berenti nyari pendonor, trapi yang aku jalanin juga gak bikin aku lebih baik. Rasa sakit itu tetep aja ngegrogoti ginjal aku dan seluruh badan aku. Aku udah pasrah." Arsya langsung berlari dan memeluk Anara erat, menangis sejadi-jadinya di bahu mungil Anara.
"Gapapa kok Arsya, Anara bakalan baik-baik aja. Di sisa bulan ini aku harus jauhin kak Rian dan buat kak Rian jatuh cinta sama Ersya, aku harus mastiin kamu, Kak Rian, Ersya, keluarga aku, dan Bunda bahagia. Aku bakalan lebih tenang saat kalian gak berlarut-larut dengan kesedihan aku." Arsya kian erat memeluk Anara.
"Mau bantu aku?" Tanya Anara.
"Apa?"
"Buat kak Rian benci sama aku! Aku gamau kak Rian nepatin janjinya buat sama aku terus,"
"Anara..."
"Kak Rian bakalan jadi orang yang terkena dampak paling buruk pas aku pergi Arsya... aku mohon bantuin aku,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Impian Untuk Rian
Novela Juvenil❝Kak Rian?❞ gadis bermanik hitam pekat itu menatap Rian dengan penuh tanda tanya. wajah cantik nan memikatnya menunggu jawaban dari Rian, ia yang masih memikirkan jawaban yang tepat untuk gadisnya. *•••••℘℘℘••••* ❝Hai kak Rian!❞...