#25. first day in Bali

9 3 0
                                    

Gadis bungsu Yusan itu menguap lebar, mengucek kedua matanya. Termangu beberapa saat di atas kasur berseprai putihnya. Suara ketukan pintu membuatnya tersadar, dengan langkah yang masih sempoyongan ia membuka pintu kamarnya, mendapati salah seorang maid dengan susu strawbery kesukaannya.

"Selamat pagi Nona muda, maaf mengganggu waktu tidur anda, nyonya menitah saya untuk mengantarkan susu ini untuk Nona muda," ucapnya sopan.

"Terimakasih." Ucap Anara yang juga tak kalah sopan. Anara meminum susu hangat miliknya, lalu mengecek ponselnya yang belum ia buka dari kemarin.

Terdapat pesan dari Arsya dan Ersya juga beberapa pesan dari orang-orang asing yang entah dari mana mendapatkan nomornya. Mereka berdua mengajak Anara untuk berlibur bersama di grub yang Ersya buat untuk ketiganya. Namun Anara hanya mengirimkan foto ia dengan Rian dari belakang di pasir laut yang kemarin tanpa membalas apapun lagi. Anara langsung memasuki kamar mandi dan memulai ritual mandinya.

****

"Hari ini mau keliling kemana?" Tanya Rian pada Anara. Di sana juga ada Arya dan Naira.

"Kalian jalan berdua dulu aja, kakak mau ke rumah orang tua Naira dulu," Anara dan Rian mengangguk.

Selama berdiskusi berdua di ruang tamu sambil serching di google, akhirnya mereka memutuskan untuk pergi ke sawah terasering di tegalalang dan bendungan tukad unda di klungkung. Walaupun jarak dari rumah keluarga Arin dan kedua tempat itu sangat jauh, tapi tetap keduanya terjang dengan mobil sport berwarna putih yang di berikan Arata pada Anara.

"Mau setel musik?"

"Nanti nyanyi bareng sambil nyalain flashlight hp terus angkat ke atas oke?" Anara tertawa sendiri melihat gaya Rian seperti penyanyi di atas panggung.

Rian pun memutar lagu hingga tua bersama milik Rizki febian.

Inikah kisah cinta
Yang aku sesali
Kini kau tinggalkan diriku
Ku tahu ini semua kesalahanku
Yang selalu membuatmu terluka
Maafkanlah sayangku
Dengarkan janjiku

Selama jantung ini berdetak
Ku akan selalu menjagamu
Hingga akhir waktu

Selama nafas ini berhembus
Tak akan ada cinta yang lain
Hingga Tua Bersama
O ooo

Ku mohon kembalilah dalam pelukanku
Lihatlah diriku tanpamu
Maafkanlah sayangku
Dengarkan janjiku

Selama jantung ini berdetak
Ku akan selalu menjagamu
Hingga akhir waktu

Selama nafas ini berhembus
Tak akan ada cinta yang lain
Hingga Tua Bersama

Hati ini Tak Akan Mungkin
Tanpa cintamu yang begitu tulus
mencintaiku
Ou ooo

Selama jantung ini berdetak
Ku akan selalu menjagamu
Hingga akhir waktu

Selama nafas ini berhembus
Tak akan ada cinta yang lain
Hingga Tua Bersama

Ku akan selalu menjagamu
Hingga akhir waktu

Selama nafas ini berhembus
Tak akan ada cinta yang lain
O ooo
Tak akan ada cinta yang lain
Hingga Tua Bersama

Rian menyanyikan lagu dengan penuh penghayatan, suara emas yang terpendam akhirnya di publikan di depan Anara.

Anara bertepuk tangan saat lagu selesai di nyanyikan. Tak hanya lagu itu, Rian memutar beberapa lagu dari playlist-nya. Anara di buat gila bersama Rian, mereka sangat menikmati me time yang ada.

Hingga sampai pada tempat tujuan pertama, yaitu sawah terasering di tegalalang. Warna hijau dan udara sejuk mendominasi tempat wisata itu. Anara langsung tertarik berswafoto sebanyak-banyaknya di sana.

Rian harus rela menjadi fotografer Anara hari ini, ia rela sekali pun di perbudak oleh gadis cantik kesayangannya.

Mereka mengambil beberapa foto, lalu menikmati keindahan tempat wisata itu dengan berjalan di undakan tanah yang menjadi pijakan.

"Anara tau ga itu apa?" Tanya Rian sambil menunjuk sslah satu hewan yang terlihat.

"Keong," jawab Anara tanpa ragu.

"Salah. Itu namanya tutut,"

"Apa? Tutut? What is the meaning of tutut?"

"Sejenis keong, tapi biasanya ukurannya lebih kecil dari keong terus di ujung cangkangnya ada warna hijau,"

"Enak kalau di makan?" Rian mengangguk dengan antusias.

"Aku mau nyoba..." rengeknya.

"Harusnya ada yang jual, mau nyari?" Anara mengiyakan. Mereka pun berjalan di sekitaran sana, mencari rumah makan atau pedagang lesehan yang menjual tutut.

Setelah berjalan agak jauh dari tempat wisata, mereka menemukan rumah makan yang menjual tutut sebagai menu utamanya. Rian melihat Anara yang antusias bukan main.

"Yeyyy akhirnya ketemu juga." Girangnya lalu segera memasuki rumah makan.

Mereka memesan ikan nila bakar, tutut tumis, juga nasi liwet sebagai pelengkap.

"Kak... ini gimana cara makannya? Di makan sama rumah tututnya gitu?" Rian tertawa.

"Ya ga gitu Anara... kamu liat kan ada tempat tututnya keluar? Dari sana kamu hisap pelan-pelan, nanti daging tututnya keluar sendiri kok." Anara mengikuti arahan Rian dan benar saja dagingnya benar-benar keluar saat Anara hisap tempat keluar tututnya.

"Gurih kak! Enak!" Rian hanya tersenyum saat Anara menikmati makanan sederhana seperti ini.

Tak terasa mereka telah berada di sana sampai jam menunjukan angka 2 siang. "Ayo ke tempat yang selanjutnya!" Anara begitu bersemangat hari ini.

Sampai pada bendungan di sana, Anara langsung kembali bersemangat saat melihat keindahan di bendungan tersebut.

"Kak airnya seger tau!" Rian mengikuti setiap langkah gadis itu, menuntun Anara hingga ke tengah-tengah. Mereka juga menyewa fotografer untuk mengabadikan kegiatan keduanya.

****

Hari ini sangat melelahkan, namun semua hal melelahkan itu terbayar dengan senyuman bahagia milik Anara. Gadis itu terlalu bersemangat sampai kecapean dan tertidur di sepanjang perjalanan pulang. Rian menggendong Anara ala bridal style hingga ke kamar gadis mungil itu, lalu langsung kembali menuju kamarnya sendiri.

Rian puas melihat hasil jepretan sepanjang hari ini yang menurutnya sangat memuaskan. Perempuan imut itu sangat pintar berpose! Rian bahkan menjadikan foto profil instagramnya menjadi foto dirinya dan Anara saat di bendungan tadi, mengunggah juga beberapa foto pada postingan instagram dan twitternya.

Hari ini Rian sangat bahagia bisa bersama Anara, perempuan itu akan Rian perjuangkan hingga titik darah penghabisan nya.

Impian Untuk RianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang