Riasya tersentak kaget saat melihat wajah sendu bercampur datar milik putranya. Baju yang di hiasi bercak darah juga wajah yang tak lagi mulus.
"Rian... ada apa sayang? Kamu berantem sama anak-anak di sekolah kamu?" Rian menggeleng lalu menangis sambil tertunduk. Ini yang sedari ia tahan.
"Kamu kenapa?" Rian tetap nangis sambil terisak, ia tak bisa menahan isak tangisnya di hadapan sang Bunda.
"Jawab pertanyaan Bunda Rian!" Ucap Riasya lembut sambil mengangkat wajah putra tunggalnya.
"Anara ninggalin Rian Bun, Anara udah gak sayang lagi sama Rian Bun, Anara milih laki-laki lain dari pada Rian Bun, Anara berubah." Riasya memeluk anaknya. Mengusap punggung anaknya dengan pelan lalu ia tepuk pelan.
"Kamu duduk dulu." Rian menurut.
Riasya berjalan menuju tempat kotak P3K untuk mengobati anaknya. Saat di obati pun Rian sama sekali tak meringis dan mengeluh sakit, ia hanya menatap kosong ke arah lantai. Bayang-bayang Anara meninggalkannya begitu membuat hatinya nyeri.
Setelah selesai, Riasya menatap lekat manik biru yang seiras dengan miliknya. "Sayang... sebelum kamu jatuh cinta seharusnya kamu tau resikonya. Jatuh memang sakit, namun di patahkan lebih sakit lagi. Bunda mau tanya, apa kamu tau resiko dari mencintai di awal kamu jatuh cinta?" Rian mengangguk.
"Jika kamu siap mencintai Anara dengan sepenuh hati, maka kamu juga seharusnya sudah mempersiapkan untuk mengikhlaskan Anara sepenuh hati pula. Level tertinggi dalam mencintai itu adalah melepaskan. Kamu juga gak bisa maksa Anara buat terus sama kamu sayang,"
"Tapi Anara punya Rian Bun, Rian juga gak pernah ngebayangin kalau ternyata kehilangan semenyakitkan ini,"
"Ayah pasti pernah cerita soal Bunda yang nolak Ayah, Bunda juga udah mau di jodohin sama anak temennya Abi,"
"Iya Bun, Ayah cerita itu semua ke Rian,"
"Kamu tau? Ayah kamu juga segalau kamu waktu Bunda tolak, di luar mah dia keliatan sok baik-baik aja, sok cool gitu. Padahal kalau di rumah mewek-mewek." Riasya flashback pada Yudha yang juga sebucin Rian pada Anara. Tulusnya Yudha dan sikap mencintai yang dalam di warisi oleh Rian. Rian benar-benar sangat mirip dengan sosok Yudha.
"Ayah kamu ga nyerah gitu aja Ri, dia merjuangin Bunda mati-matian. Sampai pada akhirnya Bunda luluh dan batalin perjodohan." Rian tau itu dan sifat pantang menyerah itu menurun padanya. Saat ini ia hanya sedang down dan hanya butuh semangat.
"Kamu gak bener-bener di tinggal sama Anara, Anara pun gak bener-bener pergi dari kamu. Kalian gak di posisi Bunda dan Ayah kamu yang sudah berbeda alam, hanya bisa menyapa lewat mimpi dan berbicara lewat doa sesuai sholat. Kalian masih bisa saling memeluk, tapi Bunda hanya bisa melihat bayangan Ayah dari diri kamu Rian. Jangan lantas menyerah Rian, Anara belum di nikahi siapa pun, dia masih milik orang tuanya. Gak berhak siapa pun itu menghak milik Anara,"
"Rian takut gagal Bunda,"
"Kalau kamu gagal, ya bangkit lagi! Hujan pun tak pernah mengeluh pada Allah meski berkali-kali di jatuhkan ke bumi. Kamu gak boleh merasa takut dan perjuangin hal yang masih bisa kamu gapai! Bunda dukung kamu, tolong bawa Anara buat jadi calon menantu Bunda suatu saat nanti." Ucapan motivasi dari Riasya langsung membangkitkan kembali berkobar. Ia akan merebut Anara kembali bagaimana pun caranya.
****
Sedangkan di sisi lain Anara jatuh pingsan saat sampai rumah sepulang dari pantai tadi. Ia lupa pada nasihat Wiliam untuk tak melupakan jadwal cuci darahnya hari ini. Seisi rumah tentu saja panik, apalagi dengan Arsya yang baru pertama kali melihat Anara dalam keadaan seperti ini.
"Maafin aku kak Wiliam," ucapnya saat sadar.
"Aku minta maaf karna aku kakak jadi terluka. Tolong jangan marah sama kak Rian, kak Rian cuma lagi emosi aja. Kak Wiliam jangan marah ya sama kak Rian?" Wiliam menatap Anara, bahkan di kondisinya yang sedang tak baik ia tetap memikirkan Rian.
"Aku gaakan marah Anara, kamu tolong fokus sama kondisi kesehatan kamu. Semakin hari kondisi kamu cuma semakin memburuk, kemo yang kita jalanin seolah gak bawa dampak baik buat tubuh kamu. Kita perlu ke Amerika untuk perawatan lebih lanjut di sana teknologi pengobatannya lebih canggih,"
"Aku gamau ninggalin indonesia kak, di sini ada Bunda, kak Rian, Ersya, dan Arsya. Mereka gak boleh aku tinggal,"
"Tapi kalau begini terus kamu bisa-"
"Aku tau itu, maka dari itu aku minta kak Wili buat bantuin aku sebaik mungkin. Kak Rian gak boleh terkena dampak atas kepergian aku kak,"
"Beruntung banget laki-laki itu dapet cinta dari kamu Ra,"
"Kak Rian justru dapet takdir buruk karna harus jatuh cinta sama aku,"
"Kamu gak boleh ngomong gitu Ra."
"Kak Wili..."
"Ada apa? Apa ada yang sakit?"
"Besok aku ulang tahun, ulang tahun ke 17 tahun. Aku mau pulang nanti malam boleh?"
"Tapi keadaan kamu gak memungkinkan Ra,"
"Please... aku gamau rayain ulang tahun aku di rumah sakit. Lagian aku kuat kok!" Apa yang bisa Wiliam lakukan? Wiliam tak tega bila harus menolak.
"Tapi kamu harus dalam pantauan aku, aku anter jemput sekolah dan sepulang sekolah kamu gak boleh lepas dari pandangan aku! Jangan lupa buat minum obat." peringati Wiliam lalu keluar dari ruangan. Ruangan tak lantas kosong, Arsya dan Arin langsung masuk sedangkan Arya dan Yusan membicarakan kondisi terkini Anara bersama Wiliam.
"Ra jangan cape-cape dong, gue khawatir sama lo tauk!" Arsya sudah nangis sesegukan karna melihat Anara pingsan lama sekali.
"Arsya, besok aku ulang tahun. Ayo kita rayain sama kak Rian, kak Janu, kak Zion, dan Ersya,"
"Tapi gimana cara ngebujuk Ersya Ra?"
"Biar aku yang bilang ke Ersya,"
"Gue temenin! Gue takut lo di apa-apain sama Ersya,"
"Terserah Arsya aja. Mommy mau kan rayain ulang tahun aku di rumah? Bilang sama kak Arya dan Daddy buat gak ngantor besok, kak Nai juga ajak. Oh iya jangan lupa Bunda sama kak Nanda juga kak Jack tolong undang." Arin hanya mengangguk dan menuruti keinginan putrinya. Mana bisa ia menolak.
Anara harus kuat dan tetap riang meski ia sedang merasakan sakit luar biasa dalm tubuhnya. Semuanya akan berakhir, ia hanya perlu menahan nya sebentar lagi. Hanya sebentar lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Impian Untuk Rian
Novela Juvenil❝Kak Rian?❞ gadis bermanik hitam pekat itu menatap Rian dengan penuh tanda tanya. wajah cantik nan memikatnya menunggu jawaban dari Rian, ia yang masih memikirkan jawaban yang tepat untuk gadisnya. *•••••℘℘℘••••* ❝Hai kak Rian!❞...