Rian sudah siap dengan jeans hitam robek-robek andalannya. Dengan hoodie putih serta topi yang berwarna senada, ia berjalan keluar rumah. Bunda yang memergoki anak tunggalnya begitu rapih dan wangi pun langsung mencegatnya.
"Arek kamana bujang? Kalayapan wae, teu berang teu peuting,"
"Bun Rian arek ngapel iii,"
"Ngapel mah bawa ka imah, ulah di luar,"
"Iya Bun nanti Rian bawa ke rumah,"
"Rian jalan dulu, asalamualaikum," Rian langsung berlari, ia tak ingin Bundanya lebih lama mewejanginya.
"Waalaikumsalam, kahade."
Kemarin sepulang bermain Rian mendapat pesan dari Anara. Isinya, Anara mendapat waktu luang esok. Sontak isi pesan itu membuat Rian senang bukan main, Rian langsung mencari tempat-tempat yang bagus untuk ia dan Anara kunjungi seharian. Mereka akan menghabiskan waktu bersama!
****
Aroma maskulin langsung menyergap penciuman Anara. Rian sedang menjemputnya saat ini. "Hai," Rian menyapanya dengan hangat, senang rasanya.
"Hai juga kak Rian,"
"Udah siap?" Anara mengangguk antusias lalu naik ke motor hitam Rian.
Cantiknya gadis itu hari ini. Hanya dengan baju kodoknya yang berwarna hitam serta dalaman berwarna putih seolah mendukung keduanya dalam hal kecocokan. Anara tampak seperti anak kecil saat rambutnya di kuncir setengah dengan pita. Senyuman manis dengan lesung di sebelah kanan serta mata yang seperti bulan sabit menambah kesempurnaan pada sosok Anara.
"Jungle land?" Tanya Anara begitu sampai pada gerbang tempat bermain itu.
"Iya, kenapa? Kamu ga suka? Atau ga nyaman? Kalau iya gapapa kita cari tempat yang lain," Rian sudah panik setengah mati, takut jika pilihan tempatnya tak di sukai Anara.
Anara menggeleng cepat lalu tersenyum dengan lebar. "Aku suka banget!! Malah nih ya, tadinya aku kira kak Rian bakalan ngajakin aku ke cafe atau nongkrong, ternyata kak Rian malah ngajak ke sini! Aku suka!" Rian tersenyum senang. Ternyata pilihannya membawa Anara ke tempat ini sudah tepat.
"Yaudah ayo masuk!" Anara dan Rian berjalan beriringan. Sambil sesekali bercerita tentang bagaimana ia bisa berada di Bogor saat ini.
"Kak Rian tau ga sih? Aku seneng banget waktu di ajak tinggal di Indonesia sama Dad. Aku dah lama pengen tinggal di sini, tapi granma sama granpa nolak karna gamau jauh-jauh dari aku sama kak Arya, tapi liat sekarang? Aku di bolehin pindah!" Anara sangat antusias saat menceritakannya.
"Sejak kapan kamu pindah ke Indonesia?"
"Dua tahun yang lalu,"
"Gampang belajar bahasa indonesia?"
"Tentu aja sulit, pelafalan nya beda banget sama bahasa Jerman untung aku lancar bahasa inggrisnya jadi pake bahasa inggris dulu sebelum fasih bahasa indonesia." baru Rian akan membuka suara, Anara sudah lebih dulu menarik Rian menuju ferris wheel.
"Ayo naik," Anara sudah lebih dulu mengantri, lalu Rian susul.
Sedikit tertegun saat melihat ke atas, ferris wheel-nya lumayan tinggi. Rian takut ketinggian.
Dengan ragu ia menaiki wahana tersebut. Anara tak menyadari Rian yang sedang gelisah, karna perempuan itu sedang kagum menatap sekitar.
"Aku ga nyangka kalau jungle land seluas ini,"
Anara terus mengoceh tentang ini dan itu, namun Rian hanya menjawab seperlunya. Anara berfikir sejenak 'ada apa?' Batinnya.
"Kak Rian kenapa?" Anara melihat lelaki kekar itu berkeringat juga tangan yang mengepal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Impian Untuk Rian
Dla nastolatków❝Kak Rian?❞ gadis bermanik hitam pekat itu menatap Rian dengan penuh tanda tanya. wajah cantik nan memikatnya menunggu jawaban dari Rian, ia yang masih memikirkan jawaban yang tepat untuk gadisnya. *•••••℘℘℘••••* ❝Hai kak Rian!❞...