Naira memakai gaun putih dengan hijab simpel yang menutupi kepalanya, di sana di hiasi oleh mahkota yang terbuat dari berlian juga mutiara-mutiara khusus. Arya pun sudah rapih dengan setelan formal licin berwarna hitam, di lengkapi juga dengan sepatu berwarna senada.
Sedangkan Anara, memakai gaun putih yang sedikit di padukan dengan warna biru muda di ujung bawah gaun. Memakai heels berwarna biru muda, juga rambut yang di ikat setengah dengan hiasan-hiasannya. Haruki memakai setelan yang sama dengan Arya, begitu juga dengan Yusan dan Oppanya juga Granpa Anara.
Kini telah tiba waktunya hijab kobul di mulai. Arya sudah duduk di bangku yang di sediakan, ia menengok ke arah belakang, melihat Naira yang di gandeng oleh sang Ayah menuju tempatnya berada. Di sana, Arya menatap lekat calon istrinya yang terlihat berkali-kali lipat lebih cantik dari biasanya.
"Sudah siap?" Arya mengangguk singkat.
"Kalau begitu mari kita mulai,"
"Bismillah hirahman nirahim, puji syukur kita panjatkan kepada allah subhanawataa'la karna telah memberikan kita kesehatan untuk bisa menyaksikan bersatunya kedua muda-mudi ini dalam ikatan suci pernikahan. Langsung saja, kepada saudara Arya Aryunanda putra Fernandez untuk menjabat tangan ayah dari Naira Najaika Nur," Arya menjabat lengan sang calon mertua.
"Bapak tolong ikuti kata-kata saya,"
"Saya nikahkan," lanjutnya.
"Saya nikahkan,"
"Dan saya kawinkan,"
"Dan saya kawinkan,"
"Putri saya,"
"Putri saya,"
"Yang bernama Naira Najaika Nur,"
"Yang bernama Naira Najaika Nur,"
"Dengan mas kawin 15 gram emas murni dan seperangkat alat sholat di bayar tunai,"
"Dengan mas kawin 15 gram emas murni dan seperangkat alat sholat di bayar tunai,"
Arya menarik nafasnya dalam lalu dengan lantang dan sekali ucapan ia pun mulai membuka suara. "Saya nikahkan dan saya kawinkan Naira Najaika Nur dengan mas kawin tersebut tunai,"
"Bagaimana para saksi? Sah?"
"Sah!!!"
=-༺♥༻-=
Anara dan Haruki menaiki pelaminan, menyalami kedua mempelai yang tengah berbahagia itu.
"Selamat ya kak, jaga baik-baik kak Nai." Pesannya pada Arya. Lalu ia melirik pada Naira, "selamat juga ya kak Nai, kalau kakak jahat sama kamu, kamu bisa hubungin aku." Naira mengangguk lalu memeluk Anara sambil menangis.
"Makasih udah bantuin kak Nai Ra.. kakak sayang banget sama kamu."
"Sayang nanti make up kamu luntur." Peringati Arya. Naira pun melepaskan pelukannya dan sedikit menghapus air matanya.
"Rian jadi datang? Kamu undang kan?" Tanya Arya.
"Jadi kak, mungkin datang sama Ersya,"
"Yaudah kalau gitu."
Mereka berdua menuruni pelaminan, duduk bersama Jake, Nanda dan Dave, laki-laki itu datang untuk menjenguk Nanda.
"Hai Anara!" Sapa Dave, keduanya sudah sangat lama tak bertemu.
"Hai kak Dave! Bagaimana kabar mu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Impian Untuk Rian
Teen Fiction❝Kak Rian?❞ gadis bermanik hitam pekat itu menatap Rian dengan penuh tanda tanya. wajah cantik nan memikatnya menunggu jawaban dari Rian, ia yang masih memikirkan jawaban yang tepat untuk gadisnya. *•••••℘℘℘••••* ❝Hai kak Rian!❞...