Haruki hari ini telah sampai di bandara Soekarno Hatta, Anara datang ke jakarta untuk menjemputnya. Ia hanya seorang diri.
Haruki datang dengan rambut panjang mencapai leher dan ia kuncir setengah. Orang jepang itu cakepnya luar biasa meresahkan. Berjalan cepat menuju Anara yang baru memasuki pintu masuk bandara.
"My baby honey sweetty my girl friend... i miss you babe and i really really really love you damn so much," ucap Haruki sambil mengangkat badan Anara yang semakin ringan dan menciumi pipi, kening, mata, hidung, dan bibir.
"Do you miss me girl?"
"Yeah i miss you so much!"
"Ahk kemampuan bahasa inggris ku minus, jika aku terus berbicara bahasa inggris dengan mu aku akan kalah babe!"
"Baiklah berbicara bahasa indonesia saja,"
"Okay." Mereka keluar dari bandara menuju rumah.
Namun Haruki sepertinya tak ingin pulang, ia malah bertanya kepada Anara dimana mall terbesar di sana, Anara tak menjawab, membiarkan Haruki sampai terlebih dahulu di Bogor baru setelah itu dia akan menunjukkannya. Jika Anara memberitahu, yang ada Haruki malah akan menatap di jakarta terlalu lama, sedangkan Anara tak betah bila jauh dari kota hujannya.
"Hei honey tolong tunjukan pada ku!" Rengek Haruki saat keduanya keluar dari tol.
"Baik-baik akan aku tunjuk kan, kau tinggal mengikutinya," ucap Anara kalah. Ia tak bisa membiarkan Haruki lebih penasaran lagi.
"Jangan mencoba menipu ku seperti waktu aku berkunjung ke Jerman babe!"
"Aku tahu! Aku sudah kapok kamu hukum,"
"Ah aku lupa baby ku ternyata sudah tidak nakal dan semakin pintar." Anara hanya tertawa. Tingginya dan Haruki terlampau jauh mengingat ia hanya setinggi ketiak pria itu.
"Honey..."
"Iya kenapa?"
"Apa kamu tidak pernah meminum susu peninggi badan? Kenapa setiap bertemu tinggi mu tak pernah menyamai ku?" Anara mengerucutkan bibirnya.
"Tidak usah meledek ku!" Ucap Anara dengan wajah garangnya.
"Okey baby oke, calm down."
Mereka sampai pada pusat mall terbesar di sana, Haruki berniat membelikan susu peninggi badan untuk Anara. Ia lantas meninggalkan Anara di tempat favoritnya, toko buku.
Saat menyadari Haruki tidak ada, Anara bingung sendiri, padahal baru beberapa menit yang lalu anak itu ada bersama nya. Saat sedang kelelahan mencari, Anara terduduk di bangku yang terletak di samping toko buku, langsung di hadiahi seikat bunga mawar merah berserta Haruki di belakangnya.
"Happy brithday honey, happy brithday honey, happy brithday happy brithday... happy-- brithday... h.o.n.e.y...."
"Happy brithday my darling! I hope kamu bisa setinggi diri ku, bisa terus di berkati oleh tuhan mu, menjadi anak baik yang bisa selalu membanggakan kedua orang tua mu. Aku tak perlu mendoakan mu agar makin cantik bukan? Kau bertambah cantik berkali-kali lipat setiap harinya. Maaf aku tak bisa hadir saat ulang tahun mu, ini hadiah dari ku!" Haruki memberikan novel limited yang Haruki beli dengan susah payah, ia harus berdesakkan dan rela bajunya ketumpahan es krim anak kecil yang sepasang remaja bawa saat itu.
"Aku mendapatkan dengan perjuangan, ini masih asli berbahasa inggris! Aku harap kamu suka honey." Anara memeluk Haruki, membiarkan mawar dan novel yang masih di gengam olehnya.
"Thank you my boy, i love damn so much,"
"I love you more!"
Kegiatan keduanya terhenti kala suara itu kembali menusuk indra pendengaran Anara. "Anara?" Panggilnya dengan ragu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Impian Untuk Rian
Ficțiune adolescenți❝Kak Rian?❞ gadis bermanik hitam pekat itu menatap Rian dengan penuh tanda tanya. wajah cantik nan memikatnya menunggu jawaban dari Rian, ia yang masih memikirkan jawaban yang tepat untuk gadisnya. *•••••℘℘℘••••* ❝Hai kak Rian!❞...