#10. Rehat

13 4 0
                                    

Anara menengokkan kepalanya saat tiba-tiba sebotol minuman berada pada pipinya. "Kak Rian..." Rian hanya tertawa melihat wajah muram Anara.

"Cape?" Anara hanya mengangguk. Ia baru selesai pada mapel olahraga, cukup terik di jam 9 pagi ini, membuat keringat keluar lebih banyak saat berolahraga di tengah lapangan.

Rian tau jadwal kelas Anara hari ini, jadi ia berinisiatif membolos hanya untuk mengobrol dan memberikan air minum dingin untuk gadisnya.

"Kapan ada waktu luang?"

"Buat apa?"

"Nata masa depan sama aku," Anara hanya tertawa, sejak kapan kak Rian nya ini berubah menjadi buaya cap kaki sultan andara yang terkenal karna gombalan mautnya.

"Kak Rian..." merengeklah ia setelah puas tertawa.

"Ya kita main lah, aku mau ngajak kamu piknik ke taman dekat danau yang katanya bagus banget buat ngefresh'in pikiran,"

"Um kayanya weekend ini aku senggang," Rian tersenyum mendengarnya.

"Okay nanti sabtu kamu tinggal terima beres, jangan dandan cantik-cantik loh ya? Nanti banyak yang lirik! Aku ga suka punya aku di tatap sama orang lain," Anara hanya terkekeh singkat lalu mengiyakan keinginan Rian.

"Kakak bolos ya?" Tebaknya karna ini masih dalam jam pelajaran.

"Iya, demi kamu..." Anara tertawa saat dengan sengaja Rian memanyunkan bibirnya di akhir kalimat.

*•••••℘℘℘••••*

Rian membawa mobil kali ini, sengaja karna tau akan membawa banyak barang. Di jok belakang ada cake dan makanan manis lainnya yang ia borong dari kulkas milik Bundanya, biar saja Bundanya mengamuk karna cakenya di rampok oleh Rian pagi-pagi.

Mengetuk pintu bercat putih dengan halus, hingga terdengarlah suara langkah kaki seseorang dari sana. Rian terkejut setengah mati melihat laki-laki dengan perawakan tinggi, berbadan kekar, serta berwajah tampan yang tampak baru bangun dari mimpi indahya.

"Siapa lo?" Sergapnya dengan pertanyaan yang kurang nyelow.

"Ada Anara?" Tanya nya tanpa ingin menjawab pertanyaan laki-laki itu terlebih dahulu.

"Lagi ngasih makan Yummy di dalem," alisnya terangkat sebelah.

"Yummy?"

Laki-laki itu mengangguk dan memperlihatkan kucing kecil lucu berwarna putih bersih sedang di beri makan oleh Anara. "She is Yummy,"

"ANARA ADA TEMENNYA NIH DI LUAR," teriak Arya tiba-tiba hingga membuat Rian terperanjat kaget.

"IYA KAK!" Sahut sang adik dari dalam.

Rian hanya menggeleng-gelengkan kepalanya saja, padahal jarak keduanya tak berjauhan tapi kenapa harus sampai berteriak sekencang itu?

"Boleh kita bawa Yummy?" Yummy mengusap wajahnya dengan tangan depannya. "Meong!" sangat menggemaskan saat kucing kecil itu memiringkan wajahnya singkat. Mana mungkin Rian bisa menolak? Kucing sememikat ini tak bisa di tolak.

"Yuk!" mereka berangkat menuju taman yang di maksud, segalanya telah Rian siapkan, Anara hanya tinggal menikmatinya saja.

"Yummy lucu banget kan kak?" Tanyanya saat Yummy sedang tertidur di paha Anara yang terbalut jeans hitam.

"Iya, sama kaya kamu.." Anara mengulum senyum.

Mereka sampai pada tempat yang di tuju, rumputnya sangat hijau dan lingkungan sekitar pun sangat bersih. Terdapat beberapa pohon rindang dengan beberapa orang di bawahnya, mereka pun sedang menikmati weekend-nya bersama keluarga terdekat.

Impian Untuk RianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang