43 : Reappear

97 12 0
                                    


Sudah beberapa hari ini Senja dan Bintang tidak saling bertemu. Jangankan bertemu, melihat satu sama lain pun tidak. Bintang yang merasa bersalah namun di kalahkan dengan gengsi nya yang tinggi itu masih saja tidak mau menemui Senja duluan. Sedangkan Senja merasa Bintang butuh waktu, membiarkan cowok itu bertindak sesukanya.

"Mendingan lo samperin, minta maaf. 'Kan yang salah elu," kata Ardian melirik Bintang di sebelahnya, "Gengsi mulu kapan kelarnya."

Bintang mendengus, berusaha tak mendengar. Cowok itu masih bimbang. Haruskah ia yang mendatangi Senja duluan?











"Lo berantem sama Kak Bintang ya?" tanya Alvi di suatu siang yang di jawab gelengan oleh Senja, "Dia kalau ketemu gue di fakultas kayak ngehindar gitu deh. Ada apa sih?"

Senja mengangkat kedua bahu, tak ingin menjawab pertanyaan Alvi barusan.

...

"Maaf,"

Senja mengerjap-ngerjap kaget. Kok cowok ini malah minta maaf ke dia?

"Gue nggak bisa kontrol emosi. Makanya gue kasar ke elo."

Senja jadi makin bingung dan panik. Pasalnya dia merasa Bintang tak bersalah. Wajar kok kalau lelaki itu marah, mungkin perkataan Senja kemarin juga ada yang sedikit keterlaluan.

"Gapapa," balas Senja membasahi bibir, "Gue juga minta maaf, omongan gue terlalu sarkas."

Bintang makin merasa bersalah. Kok bisa ya ada cewek sebaik ini? Sudah cantik, pintar, berbakat, baik hati pula. Ternyata Tuhan memang sesayang itu dengan Senja Arshyla.

Bintang mengusap tengkuk lehernya canggung, mendongak menatap gadis di depannya, "Pecel lele?"

Senja mengernyit, terkekeh kecil lantas mengangguk setuju.

...

"Lo udah ngomong sama Mama?"

Bintang menghembuskan nafas berat. Kenapa harus pertanyaan ini, sih?

"Belum."

"Ngomong lah," Senja menyedot minuman boba di tangannya, "Jangan diam-diam aja. Emangnya lo keong."

"Iya, gue keong."

Senja langsung mendelik, memilih berjalan duluan membuat Bintang di belakangnya jadi berlari kecil menyusul. Bintang mendengus sebal, mengapit leher Senja menggunakan lengannya membuat gadis itu meronta minta di lepaskan.

"KDRT!" seru Senja marah.

"Emang kita udah nikah?" sahut Bintang usil.

Senja jadi salah tingkah sendiri, "Soon." katanya mencicit kecil.

Bintang terbahak, satu tangannya merangkul Senja dari samping, "Nanti ya, Neng. Abang kerja dulu."

"Ewh," Senja bergidik ngeri mendengar omongan Bintang barusan, "Jangan aneh-aneh."

Keduanya berjalan beriringan menuju parkiran Mall. Bintang mengeluarkan kunci mobilnya, memencet satu tombol membuat Pajero hitam kesayangannya berbunyi.

[✓] Melukis SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang