Hidden Chapter : Holiday (3)

33 7 0
                                    

Hidden Chapter : Holiday (3)
"Gue sebenernya jealous kalau lihat lo sama Raylan."






•••

"Waduh, udah uwu uwu aja nih pagi-pagi." sindir Bhakri saat turun dari lantai atas dan menemukan Senja yang sedang membantu mengeringkan rambut Bintang, "Tolong jangan di tempat umum ya, Kakak-kakak."

"Kalo di kamar ntar lo tambah heboh." balas Bintang sengaja

"Lo mah kalo dibilangin malah makin-makin ya?" cibir sahabatnya mendecih sebal.

Sebelas orang yang lain terlihat mondar-mandir selama Senja dan Bintang duduk di ruang tengah. Dan selama itu juga Senja melamun menatap layar tv yang menampilkan sebuah series kartun.

"Udah belum, Ja?"

"Eh iya," Senja segera mematikan hair dryer tersebut.

"Lo kenapa? Kusut amat mukanya," tanya Bintang meledek sengaja, "Cerita dong, my honey bunny sweety."

"Huwek!" Gendhis yang sedang lewat dan tak sengaja mendengar percakapan dua orang itu berlagak mual dibuatnya, "Dilarang alay di rumah ini!!!!"

"Dih, rumah ini gue yang bayar!" balas Bintang tak mau kalah.

Ngomong-ngomong, hari ini adalah hari terakhir mereka di Malang. Tak terasa sudah seminggu berlalu. Semuanya jelas merasa senang bisa menghabiskan waktu bersama di waktu liburan kali ini. Sayang sekali Bianca dan Ardian tidak bisa ikut serta.

Senja memerhatikan Gendhis yang sibuk bolak-balik kesana kemari dan berakhir duduk di depan tv sambil merapikan baju ke dalam koper. Senja mendekat, beralih duduk disebelahnya.

"Lo sadar nggak sih?"

Gendhis menoleh sambil menghela nafas, jelas tahu Senja akan melontarkan kata-kata aneh lainnya, "Apa?"

"Lo kayak emak-emak banget selama disini." ujarnya santai, menekuk lutut lantas memeluknya dengan mata melirik ke arah layar tv, "Lo ngomel mulu beneran mirip kayak mama lo."

Gendhis mendengus, "Ya kan ntar gue juga bakal jadi emak-emak."

Senja menoleh, "Siapa bapaknya? Raylan?"

Bugh!

"Akh!" Senja memegangi kepalanya yang barusan kena lempar bantal oleh Raylan yang duduk di sofa, "Apa sih lo?!"

"Ghibah aja lo berdua kerjaannya. Masih pagi woi,"

Senja menggeram kesal, beringsut berdiri menghampiri Raylan lantas melemparkan bantal tersebut tepat ke wajahnya.

"Sakit, Ja!"

"Ya, lo pikir gue enggak!?"

"AAAAAAKKK!" teriak Raylan saat Senja melompat menjambak rambutnya, "Gila lo ya!? Kita bukan anak kecil lagi!"

"Harusnya gue yang bilang begitu!"

"Dhis, tolong!!!"

Gendhis membalikkan badan, menaikkan kedua bahu dan menyeringai sekilas lantas bertingkah pura-pura tidak melihat keduanya. Membuat Raylan kembali meneriakinya kesal dengan beberapa umpatan.

Sungguh pagi yang cerah.

•••

Jam menunjukkan pukul lima sore.

Langit mulai terlihat gelap. Semua pintu dan jendela sudah ditutup kecuali pintu belakang yang menuju ke taman. Semua lampu mulai dinyalakan, tanda malam akan datang.

[✓] Melukis SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang