"Kok lo nggak bilang ketemuannya di Mall, sih?""Ya, maaf. Tadinya mau ketemu di cafe dekat kampus, tapi dia nolak soalnya nggak lagi disana."
"Sepupu lo cowok apa cewek?"
"Cowok."
"Yaelah, tadi mah gue nggak usah ikut. Gapapa, deh, nungguin si Raylan di parkiran sampe lumutan. Daripada ketemu cowok."
"Santai dong, Ja. Sepupu gue baik kok. Ngeselin, sih, kadang-kadang."
"Anak Casabraga juga?"
"Hm. Seumuran juga sama kita."
Senja jadi menghela nafas berkali-kali. Bersiap untuk bertemu dengan lelaki yang katanya sepupunya Bianca. Mulut Senja sudah komat-kamit membaca doa, memohon kepada sang Tuhan agar dirinya tidak mual atau bahkan muntah saat bertemu sepupu Bianca nanti. Nggak enak soalnya, bro.
"Nah, itu dia!" tunjuk Bianca.
Senja otomatis menoleh, mengikuti arah jari milik Bianca. Sedetik kemudian, gadis itu langsung melebarkan matanya.
Yang benar saja! Sepupunya Bianca itu Bintang?
Senja sampai mengucek-ngucek matanya. Bahkan memukul-mukul tangannya sendiri berharap ini mimpi. Belum menyerah, Senja merogoh tas yang di gendongnya, mencari kacamata bulat berwarna hitam yang biasanya ia pakai saat belajar. Tapi, gadis itu baru saja ingat kalau kacamata nya tertinggal di mobil milik Raylan.
"Eh, woi, Bintang!!!"
Senja makin panik saat Bianca memanggil nama yang akhir-akhir ini sering disebut olehnya. Gadis itu melangkah mundur, berusaha bersembunyi di belakang Bianca.
Telat. Rizqy Bintang Atmaja sudah berdiri tepat di depan ya.
"Eh, lo sama temen?" sapa Bintang sambil melirik Senja.
"Iya, nih, temen gue. Malas gue ketemuan sama lo sendirian, udah kayak anak ilang." jawab Bianca santai sambil menarik tangan Senja, bermaksud untuk mengenalkannya pada Bintang.
Senja langsung melotot, menarik tangannya kembali dengan cepat. Bianca cuma terkekeh, lupa kalau Senja itu androphobia.
"Kita nyari kado buat adek gue disini, nih?"
Bintang mengangguk, "Sekalian nyari makan." kata Bintang melirik Senja, lagi. "Temen lo udah makan belom, tuh?"
"Udah makan belom lo, Ja?" tanya Bianca menoleh pada Senja yang berdiri di sebelah nya.
"Belum."
"Nah, ayo deh sekalian makan." Bintang yang sudah jalan duluan tiba-tiba jadi berhenti. "Eh, iya, nama lo siapa?"
"Senja." jawab Senja kaku.
"Dih, apaan lo. Sok baik banget sama temen gue." cibir Bianca, "Gue ingetin ya, Senja ini androphobia. Jadi, nggak usah sok-sokan pengen deketin Senja."
Bintang mengernyit bingung, "Androphobia? Apaan, tuh? Hape?"
"Hape pala lo! Androphobia tuh phobia cowok!" kesal Bianca.
"Mana gue tahu." Bintang menaikkan kedua bahunya. Setelahnya, lelaki itu menoleh kembali mendekati Senja, "Eh, lo phobia cowok? Kok bisa?"
Senja melotot kaget saat Bintang mendekatinya. Gadis itu memeluk lengan Bianca lebih erat.
"UDAH GUE BILANG JANGAN DI DEKETIN!!" Bianca mendorong Bintang agar menjauh dari Senja. Sementara laki-laki itu hanya mengusap bahunya yang di dorong kencang oleh Bianca barusan. "Awas aja kalau lo sampe bikin Senja mual. Gue sunat lagi anu lo!" lanjut Bianca melangkah duluan sambil menarik Senja.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Melukis Senja
Fanfic[ END - LENGKAP ] Senja itu androphobia. Semua cowok di mata Senja itu sama, sama-sama nyeremin. Kecuali sang ayah, kakaknya, Raylan, dan cowok favorit Senja sejak dulu, Rizqy Bintang Atmaja. "Ja, secinta apa, sih, lo sama si Bintang?" Senja meneguk...