39 : Back To Hometown

111 15 0
                                    


warn!: long chapter, 2696 words





...

Sampai di Bandung, Ibu Senja sampai syok tidak percaya anaknya punya pacar. Kalau kata Gendhis, sih, jahat banget sampai ibunya sendiri saja tidak tahu. Setelah itu bisa di tebak, Gendhis dan Senja adu mulut dengan Ellyana sebagai penengah.

Kakak laki-laki Senja, Aydan, sampai mewawancarai Bintang saking nggak percayanya. Bintang yang di tanya-tanya santai saja, tidak merasa ada tekanan apapun. Beda dengan Senja yang dari awal menginjak lantai rumah aja rasanya udah horor banget.

"Amas, apaan sih!" amuk Senja saat Aydan iseng bertanya kalau lagi pacaran biasanya ngapain. Padahal Aydan juga punya pacar, nggak tahu, deh, faedahnya nanya begitu apaan.

"Yaelah, nanya doang! Heboh amat lu."

Nggak lama setelah itu ada Raylan datang sambil membawa semangkuk rawon dan kolak buatan sang mama. Cowok itu ikut duduk di sofa memerhatikan Aydan yang masih asik bertanya-tanya pada Bintang.

Raylan menarik tangan Senja sampai gadis itu terduduk di sampingnya, "Duduk, Neng. Noh, rawon. Kasih ke Ibu, gih."

Senja mendengus, segera membawa kedua mangkuk tersebut ke dapur, memindahkannya ke mangkuk milik sendiri lalu mencuci mangkuk milik Raylan tersebut.

Kalau kalian belum tahu, rumah Raylan ada di sebelah rumah Senja. Beneran di sebelah, nempel, loncat dari teras juga bisa. Kalau rumah Gendhis selisih empat rumah dari rumah Raylan. Sedangkan Alvi lumayan jauh. Masih satu komplek tapi sudah beda blok. Makanya tadi dia di turunin duluan. Si pemilik mobil, Lyna, rumahnya sudah beda komplek dengan yang lain. Masih dekat, lima menit dari sini juga sampai.

"Ntar Bintang tidur di rumah Raylan aja ya? ada kamar kosong kan, A'? Atau Bintang mau tidur sama Amas?" Ibu menawarkan.

Raylan yang masih betah disana mengangguk, "Di aku aja udah, Bu. Ntar kalau disini ribut. Percaya deh. Dia nggak serumah sama Senja aja berisik banget."

Senja dan Bintang kompak memaki lelaki tersebut. Sementara Ibu tertawa, "Tapi udah bilang Mama belum?"

"Udah. Kata Mama gapapa."

...

"Oh, ini pacarnya si Teteh." ucap Mama Raylan sesaat setelah Bintang masuk ke rumahnya. Sekarang mereka lagi duduk di meja makan, menikmati waktu buka puasa bersama.

Ngomong-ngomong, panggilan untuk Senja barusan memang aneh, sih. Terlebih lagi jika dibandingkan dengan sang kakak.

Amas dan Teteh.

Keluarga Senja memang asli orang Jawa, tapi sudah lama tinggal di Bandung. 'Teteh' sendiri merupakan panggilan dari anak-anak tetangga yang sejak dulu sering bermain dengan Senja, Raylan dan Gendhis. Karena kebiasaan, akhirnya sampai sekarang hampir semua orang memanggilnya Teh Senja. Senja sendiri suka dengan panggilan tersebut walaupun terdengar agak aneh di telinganya. Katanya sih, gapapa, estetik.

"Tuh, A', si Teteh aja udah bawa pacar ke rumah. Kamu kapan atuh, ini udah mau lebaran. Masa kalah sama si Teteh."

Raylan yang baru saja menggigit lontong jadi tersenyum pahit. Mulai deh. Kalau apa-apa pasti di bandinginnya sama Senja. Kalau nggak sama Senja ya sama Aydan.

"Kamu sekampus sama si Teteh?" tanya Mama pada Bintang yang asik makan somay.

"Iya, Tan."

[✓] Melukis SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang