warn!: long chapter, 2393 words[ ⚠: 15+ ]
...
Bintang sibuk mengunyah pisang bakar dengan topping keju di atasnya. Dapur nampak bersih karena sang nenek baru saja selesai memasak.
"Mbah,"
"Dalem."
"Pisang gorengnya enak." puji Bintang membalikkan badan menatap wanita tua tersebut. Bintang diam sejenak, meneguk air putih dingin di sampingnya.
"Mbah,"
"Opo to, Mas?" balas Mbah Uti yang sepertinya mulai jengkel dengan Bintang. Cowok itu memang suka jahil. Yang di jahilin orang tua pula.
"Nggak kerasa ya, Mbak Ola udah mau nikah aja. Perasaan baru kemarin ngajarin aku naik sepeda." katanya menghela nafas panjang, "Waktu kenapa cepat banget deh."
"Yo, masa kamu nggak mau besar sih, Le." sahut Mbah Uti geleng-geleng kepala, "Memang sedih.. tapi kamu harus senang to si mbak dapat cowok baik."
"Iya, Mbah," Bintang mengangguk, "Tapi tetap aja sedih. Nanti Mbak Ola nggak tinggal disini lagi."
"Kalau kamu nikah nanti juga kasihan Lily sendiri." ucap Mbah Uti sembari meletakkan parutan keju di tempatnya, "Kalau udah di pakai di taroh di tempatnya lagi."
Bintang manggut-manggut santai, "Lupa." katanya memberi alasan sembari tersenyum tanpa dosa. Ia melirik ponselnya yang tiba-tiba menyala.
Bintang bergegas pergi ke kamarnya untuk mengganti baju, lalu kembali ke lantai bawah untuk pamit pada Viola. Di ruang tamu lumayan ramai. Ada beberapa teman Viola dan juga Lily disana.
"Mbak, aku keluar ya."
"Mau kemana?" tanya Viola. Gadis itu sibuk dengan undangan-undangan di tangannya, "Jangan keluyuran. Mbah Kung kasian nggak ada teman."
"Ke Senja doang bentar," balasnya lantas melangkah menuju halaman belakang rumah untuk pamit pada sang kakek, "Aku pamit ke Mbah dulu."
"Tunggu, aku mau ikut!"
Lily melempar asal undangan di tangannya, membuat Viola jadi mengomel marah.
...
Bintang yang baru datang sedikit kaget saat melihat Jendra yang sedang duduk anteng di teras rumah Senja.
"Eh, woi," sapa Jendra bangkit dari kursinya, ber-tos ria dengan Bintang, "Hai, Ly." sapa Jendra pada gadis kelinci yang hari ini di kepang satu.
Lily tersenyum simpul, mengintip ke dalam, "Aku masuk duluan ya."
"Mau kemana lo?" tanya Bintang melihat sebuah tas hitam di samping Jendra, "Minggat?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Melukis Senja
Fanfiction[ END - LENGKAP ] Senja itu androphobia. Semua cowok di mata Senja itu sama, sama-sama nyeremin. Kecuali sang ayah, kakaknya, Raylan, dan cowok favorit Senja sejak dulu, Rizqy Bintang Atmaja. "Ja, secinta apa, sih, lo sama si Bintang?" Senja meneguk...